"Dan nyatanya manusia memang ahli dalam hal menipu diri sendiri."
♡♡♡
"Rinai kenapa?"
Aku tersentak saat guru pembimbing Kotasika menegurku. Mataku segera mengedar lalu mendapati seluruh pasang mata yang ada di ruangan ini sedang menatapku dengan tatapan tanya.
"Kenapa.. apanya, ya, Pak?" Sahutku pelan.
"Kamu melamun saat saya menjelaskan. Ada apa? Sedang patah hati?"
Sedetik kemudian ruangan ini riuh oleh tawa.
Skakmat.
Guru pembimbingku ternyata memiliki bakat untuk menjadi seorang cenayang.
Dan.. tentu saja aku tidak mengatakan hal yang sebenarnya -apa yang kulamunkan- melainkan lagi-lagi... memilih berbohong.
"Gak ada apa-apa pak, saya cuma... sedikit tidak enak badan."
"Kalau sakit lebih baik istirahat saja." Ucap beliau. "Atau kamu mau pulang lebih dulu?"
Aku menggeleng dengan cepat.
Menyendiri dan tidak melakukan apa-apa akan membuatku semakin larut dalam kesedihan.
"Nggak usah, pak." sahutku lesu, berusaha kembali fokus pada apa yang beliau ajarkan.
Syukurnya beliau tidak berkomentar banyak lalu kembali melanjutkan menjelaskan materi yang sebenarnya sama sekali tidak ku mengerti. Tidak ada satu penjelasanpun yang masuk ke dalam otakku.
Hah... padahal satu bulan lagi aku akan mengikuti olimpiade.
Entahlah. Aku tidak mengerti.
Mengapa otakku tidak bekerja seperti biasanya.
Padahal ini cuma karena Arga,
Kenapa aku mesti merasa seterpuruk ini?
♡♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Adiksi
Short Story[Lengkap] Entah sampai kapan kamu akan menjadi sebuah adiksi paling menyakitkan untukku. Written by Asharumi. Start: 08 November 2018 End: 25 Desember 2018