Part 1

9.5K 342 61
                                    

Seorang gadis cantik masih terlelap
ditempat tidurnya yang berantakan tidak lama kemudian bel rumah berbunyi menandakan ada yang bertamu entah
siapa pagi-pagi begini datang ke rumah
gadis cantik itu. Si gadis cantik itu tidak terbangun juga dari tidur nyenyaknya,
bel rumah terus saja berbunyi.

Diluar rumah gadis itu, ada wanita dan
pria sedang berbicara satu sama lain.

"Pasti So Eun masih tidur."Ujar seorang
pria menebak asal, pria itu berperawakan sedang, dia mengenakan kacamata hitam
yang membuat dirinya jadi sedikit lebih tampan.

"Hmm mungkin, So Eun kan selalu tidur
larut malam. Sayang, sebenarnya aku ragu
dengan rencana yang kau buat semalam,
selama ini So Eun sudah sangat baik dan
begitu mempercayai kita, aku jadi tak tega
jika harus membuatnya menderita. Apa
sebaiknya kita batalkan saja rencana ini."
Sahut seorang wanita yang datang
bersama pria itu.

"Rencana ini tidak bisa dibatalkan
sayang, apapun yang terjadi kita harus
tetap menjalankan semua yang sudah
kita susun semalam."

"Tapi aku kasihan dengan So Eun dan
aku juga tidak tega bila nanti So Eun
menderita akibat ulah kita berdua."

"Aku pun sebenarnya juga tidak tega,
mau bagaimana lagi tidak ada pilihan
demi masa depan kita dan anak yang
ada dalam kandunganmu."Ucap pria itu
dengan wajah sedikit rasa bersalahnya.

Si pria kembali memencet bel hingga
pintu pintu terbuka dan nampaklah
seorang gadis, rambut acak-acakkan
seperti baru bangun dari tidur.

"Kalian! Untuk apa datang ke rumahku
pagi-pagi begini?"Tanya So Eun kesal
pada kedua sahabatnya itu.

Matanya masih mengantuk akibat
semalam ia bergadang karena harus
menyelesaikan novel keduanya.

Kedua sahabat So Eun langsung
masuk tanpa disuruh, meninggalkan
si pemilik rumah diambang pintu.
Hal itu sudah biasa terjadi setiap kali
mereka kerumah So Eun dan So Eun
pun tak keberatan akan hal itu.

"Dasar tidak sopan.. masuk rumah
orang seenaknya saja."Gerutu So Eun.

"Tidak perlu protes, kita kan sudah seperti
keluarga jadi untuk apa kami menunggumu
menyuruh masuk."Ujar si pria dengan
santainya dan duduk di sofa diikuti sang
istri duduk disebelahnya.

"So Eun, duduklah dulu. Ada hal penting
yang ingin kami bicarakan padamu."Ucap
si wanita lembut disertai senyum tipisnya.

"Kalian berdua mengganggu waktu
tidurku saja."Omel So Eun cemberut
lalu duduk diseberang sepasang
suami istri itu yang hanya terhalang
meja tamu ditengah mereka.

"Ya, sudah. Apa yang ingin kalian
bicarakan?"Tanya So Eun masih dengan
mata mengantuknya sesekali dia
menguap lebar.

"Ini sudah jam 10 pagi, So Eun. Kau itu
perempuan, seharusnya kau itu bangun
lebih awal, kalau terus seperti ini aku yakin
tidak akan ada keluarga manapun yang
mau menerimamu sebagai menantu
mereka."Si pria sedikit menasihati
So Eun panjang lebar.

"Biar saja, lagipula aku masih
belum ingin menikah."

"Terserah kau sajalah, oh ya ini
untukmu."

Si wanita menyodorkan sebuah tiket pada
So Eun. So Eun memandang aneh kearah
teman wanitanya dan tiket ditangan wanita
itu. So Eun memicingkan mata curiga.

"Apa maksudnya ini?? Tidak biasanya
kalian memberikanku sebuah tiket."Tanya
So Eun seolah tidak mudah percaya begitu
saja pada kedua sahabatnya ini.

"Ya, itu tiket. Tiket liburan
ke China."

"China??"

"Ya."

Pernikahan KontrakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang