Part 21

3.1K 245 24
                                        

Keduanya kembali tersenyum mengingat
kejadian dimasa lalu. Sungguh saat itu
So Eun tidak menyangka dihari itu juga
Kim Bum menyatakan Cinta padanya,
anehnya ia sama sekali tidak menolak
dan malah menerima Kim Bum sebagai
kekasihnya walaupun tidak secara langsung.

"Jadi bagaimana, apa kita lanjutkan saja
yang tadi itu?"Tanya Kim Bum dengan
nada menggodanya.

So Eun menatapnya bingung, sepertinya
wanita ini tidak mengerti apa yang
dimaksud suaminya itu.

"Hah? Apanya yang dilanjutkan. Aku tidak
mengerti apa yang kau bicarakan."Jawab
So Eun santai.

"Ahh sudahlah lupakan saja. Aku lapar,
masakkan aku sup iga. Cepat sana buat
yang enak."Perintah Kim Bum tegas.

Sepertinya Kim Bum sedang kesal saat ini
karena So Eun tidak mengerti apa yang
dimaksudkan olehnya tentang kata
'Lanjutkan yang tadi'

"Dasar bunglon!! Baru juga tadi menyatakan
cinta tapi sekarang sifat anehnya kambuh
lagi."Gerutu So Eun pelan, untung saja pria
itu tidak mendengarnya karena saat So Eun
menggerutu, Kim Bum sudah masuk
kekamar mandi meninggalkan So Eun yang
masih duduk di tepi ranjangnya. So Eun
beranjak dari duduknya menuju dapur
bersiap membuatkan Sup Iga untuk suami
tercintanya.

___

"Hhhh.. Dia selalu membuatku kesal tapi
aku mencintainya."Gumam So Eun sambil
menghidangkan sup iga yang baru dibuatnya
tadi dan langsung menaruhnya diatas
meja makan.

So Eun tersentak kaget begitu merasakan
sepasang tangan kekar melingkari perutnya.
So Eun tersenyum setelah menyadari bahwa
yang memeluknya dari belakang ini adalah
suaminya sendiri.

"Bisa lepaskan sebentar, aku belum
selesai menata makanannya."Ucap
So Eun sedikit kesal.

Kim Bum menggelengkan kepalanya
tanda tidak mau, dan kini dia malah
membenamkan wajahnya dileher sang
istri membuat So Eun kegelian.

"Kim Bum. Geli tau, lepaskan aku, katanya
tadi kau lapar. Sup iga yang kau mau sudah
masak."Ucap So Eun berusaha menahan
desahannya agar tidak keluar dari mulutnya,
bisa bahaya kalau sampai ia tak mampu
menahannya, Kim Bum akan semakin
gencar menggodanya.

"Tadi itu aku memang lapar, tapi sekarang
sudah tidak lagi. Aku hanya ingin
memelukmu saja."Ucap Kim Bum dengan
suara manjanya. So Eun tersenyum
geli mendengarnya.

"Tidak bisa begitu, kau harus tetap makan
suamiku. Aku tidak ingin suami kontrakku
jatuh sakit."Protes So Eun, dengan berat hati
akhirnya Kim Bum melepaskan pelukannya
pada tubuh mungil So Eun.

"Oh ya. Aku hampir saja melupakannya,
kita kan sudah memutuskan untuk bersama
selamanya, jadi kurasa surat perjanjian itu
sudah tidak dibutuhkan lagi, sebaiknya kita
hancurkan saja surat itu secepatnya."Ucap
Kim Bum sekaligus memberi saran pada
So Eun. So Eun hanya mengangguk tanda
ia setuju dengan saran Kim Bum.

"Aku setuju, tapi dimana surat
perjanjian itu?"

"Bukannya surat itu ada padamu."

"Tidak ada padaku, seingatku beberapa
bulan lalu kau yang mengambil surat itu
saat masih ada di aku."Jelas So Eun jujur.

"Oh ya, mungkin aku yang lupa
menaruhnya."

"Lalu bagaimana?"

"Apanya."

"Surat itulah, aku hanya takut surat itu
jatuh ke tangan orang yang salah dan aku
juga takut kalau sampai surat itu ketahuan
oleh keluargamu."Ucap So Eun khawatir.
Kim Bum menarik So Eun masuk kedalam
pelukannya.

Pernikahan KontrakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang