Part 13

2.6K 237 40
                                        

"Nenek!!"

Seru Yi Jeong dan Ga Eul bersamaan,
buru-buru mereka menjauhkan wajah satu
sama lain. Sang Nenek menatap tajam
kearah keduanya.

"Astaga anak muda jaman sekarang, tidak
bisa dibiarkan berduaan, untung saja aku
keluar, terlambat sedikit saja kalian akan
berbuat mesum dirumah anakku."Omel
Nenek pada keduanya yang kini sama-
sama menunduk takut.

"Kalian dengar kan apa yang aku bicarakan."
Ucap Nenek dengan nada tegas.

"Maaf, Nenek."Sahut Ga Eul masih
menunduk saking takutnya.

Yi Jeong menahan tawanya sambil melirik
kesamping, entah kenapa pria itu sangat
menyukai saat Ga Eul ketakutan seperti itu.

"Yi Jeong, aku tahu kau mau menertawakan
cucuku kan?"Tanya Nenek tiba-tiba.

Yi Jeong mendongak saat mendengar
pertanyaan Nenek yang tepat. Ga Eul
mendengus melirik kearah Yi Jeong
dengan tatapan kesalnya.

"Bukan begitu. Nek, hanya saja bagiku Ga Eul
yang ku ini terlihat sangat menggemaskan
saat sedang ketakutan, ingin rasanya aku
menikahi dia besok tapi aku juga tidak boleh
egois, aku sangat tahu setiap wanita pasti
memiliki impian pernikahan pada orang
yang ia cintai termasuk Ga Eul."Jawab
Yi Jeong jujur sambil tersenyum kecil.

Ga Eul yang tadinya kesal kini menatapnya
dengan penuh haru. Ga Eul merasa
beruntung memiliki Yi Jeong yang begitu
pengertian padanya.

"Untuk kali ini, aku memaafkan kalian,
tapi tidak untuk lain kali."Ujar Nenek
masih sedikit kesal.

Yi Jeong berdiri lalu membungkuk.

"Terima kasih. Nek, dan maaf atas
kejadiaan tadi."Ucap Yi Jeong lembut.

"Nenek. Terima kasih sudah memaafkan
kami, kau memang yang terbaik."Ga Eul
juga ikut berdiri lalu memeluk sang Nenek.

"Kau mau pulangkan?"Ga Eul mengangguk
dan melepaskan pelukannya.

"Iya, sebenarnya Sunbae kesini untuk
menjemputku."Jelas Ga Eul.

"Ya sudah. kalau begitu pulanglah,
sampaikan salamku pada orangtuamu."

"Tapi sebelum itu aku mau pamit
sama Eonnie dulu."

"Tidak perlu."

"Kenapa?"

"Sebelum kesini tadi, aku sudah lebih dulu
keruang keluarga. Nenek lihat dia tertidur
disofa, jadi biarkan saja."Ucap Nenek
menjelaskan.

"Baiklah, kalau begitu aku pulang dulu,
sampaikan maafku pada Paman, Bibi, Oppa,
dan Eonnie. karena tidak bisa pamit secara
langsung."Nenek mengiyakannya.

***

Malam harinya...

"Kapan Ga Eul pulang?"Tanya Ayah
Kim Bum.

"Pagi tadi, sekitar jam 10. Ga Eul juga
meminta maaf karena tidak sempat
berpamitan dengan kalian semua."

"So Eun, suamimu kenapa belum pulang?"
Tanya Ayah Kim Bum pada So Eun.

"Setelah menyelesaikan pemotretan
iklan, katanya hari ini dia harus
menyelesaikan adegan film terbarunya
agar cepat selesai dan filmnya akan
cepat juga dirilisnya."Jawab So Eun.

Untung saja tadi Kim Bum sempat
menghubunginya tadi sore, hingga
So Eun tak perlu berbohong pada
keluarga Kim Bum.

Semuanya mengangguk mengerti
dan melanjutkan makan malamnya
begitupun dengan So Eun.

____

Pukul sepuluh malam Kim Bum baru
pulang dan mendapati sang istri yang
sedang menunggunya diruang tamu.

"Kenapa belum tidur?"

"Bagaimana aku bisa tidur, sedangkan
suamiku saja belum pulang."

"Kau bersikap seolah-olah kita ini
seperti pasangan pada umumnya."

"Aku mengkhawatirkanmu tapi kau
malah berbicara seperti itu, kau ini sangat
menyebalkan. Aku tahu pernikahan kita
memang tidak normal tapi apa salahnya
aku bersikap layaknya seorang istri, kita
memang menikah atas dasar kontrak tapi
kau harus ingat pernikahan kita tidak
pura-pura, kita menikah secara hukum
dan agama."

So Eun yang kesal berlalu begitu saja
meninggalkan Kim Bum yang mematung
akibat ucapannya tadi.

Di kamar. So Eun melampiaskan
kekesalannya pada poster bergambar
Kim Bum yang tertempel didinding.

"Dasar pria menyebalkan!! aku sangat
membencimu Kim Sang Bum!"

Tanpa So Eun sadari, ternyata Kim Bum
mengintipnya dari luar kamar yang
sebelumnya tidak benar benar tertutup
rapat, sesekali Kim Bum tersenyum geli
melihat tingkah So Eun yang sedang
melampiaskan kekesalannya pada posternya
yang bahkan hanya sebuah benda mati.

"Apa yang kau lakukan pada poster
bergambar wajahku?"Tanya Kim Bum
pura-pura bertanya seraya masuk lalu
mengunci pintunya, ia berjalan mendekati
So Eun.

"Bukan urusanmu."Ketus So Eun, ia pun
berlalu dari hadapan Kim Bum menuju sofa
yang berada dikamar itu. Kim Bum terkekeh,
mengikuti So Eun dan duduk disampingnya.

So Eun menoleh tapi setelah itu ia kembali
menatap kedepan sambil menyalakan tv
menggunakan remote yang sedari tadi
sudah berada ditangannya.

"Kau salah, tentu saja itu urusanku.
Di Poster itu adalah wajahku, aku tidak
terima kau melampiaskan kemarahanmu
pada benda mati yang tidak bersalah."

So Eun tidak memperdulikan pembelaan
Kim Bum dan lebih memilih fokus menonton
tv. Kim Bum berusaha sabar menghadapi
istrinya yang sedang merajuk.

"Terserah kau sajalah,
aku mandi dulu."

Akhirnya Kim Bum mengalah dan malas
bertengkar dengan istri cerewetnya ini.
So Eun melirik sekilas untuk memastikan
apakah Kim Bum sudah benar-benar masuk
kamar mandi atau belum dan untunglah
Kim Bum sudah mandi terdengar bunyi
keran air dari dalam kamar mandi.
So Eun bernafas lega.

"Kau masih belum tidur?"

So Eun terlonjak kaget mendengar suara
Kim Bum yang kini berdiri dibelakang sofa.

"Aku tidak mengantuk."

"Ini sudah malam, ayo tidur."Ucap Kim Bum
lembut sambil mengelus pucuk kepala
So Eun, sentuhan lembut Kim Bum mampu
membuat jantungnya berdetak tak karuan.
Ini tidak bisa dibiarkan, ia tidak ingin jatuh
dalam pesona Kim Bum lagi.

Kim Bum berjalan kearah ranjang,
merebahkan dirinya dengan nyaman dan
mulai menutupi hampir seluruh tubuhnya
menggunakan selimut.

"Kalau sudah mengantuk tidurlah disini,
aku tidak akan melakukan sesuatu yang
akan membuatmu berbadan dua, jadi kau
tenang saja."Ucap Kim Bum sedikit berteriak
agar So Eun mendengarnya.

"Oh ya, satu lagi. Jika kau takut kejadian tadi
pagi terulang lagi, kau bisa tidur disofa itu.
Aku tidak akan memaksamu kalau kau ingin
tidur disitu."Lanjut Kim Bum lagi, dan kali
ini ia sudah memejamkan matanya bersiap
pergi kealam mimpi.

"Dasar pria tidak berperasaan! Bagaimana
bisa dia bersikap tak perduli padaku."
Gumam So Eun pelan sambil menatap kesal
kearah ranjang, setelahnya So Eun kembali
melanjutkan menonton tv yang ada dikamar.

Tanpa So Eun sadari, Kim Bum tersenyum
dalam tidurnya, mungkin dia mengetahui
atau juga mendengar apa yang digumamkan
So Eun tadi, itu berarti Kim Bum belum
tidur, sebelum dirinya benar-benar tertidur
sekali lagi ia merasa sangat bahagia berhasil
membuat So Eun kesal.

•••

Bersambung...??

Pernikahan KontrakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang