Part 20

3.1K 230 48
                                    

Sesampainya didepan rumah, Kim Bum
kembali menarik istrinya itu saat baru saja
keluar dari mobil. So Eun terus berusaha
melepaskan tangannya dari genggaman
Kim Bum yang begitu kuat.

"Yyyaa!! Lepaskan! Kau ini kenapa sih?"
Teriak So Eun minta dilepaskan tapi
Kim Bum tetap tidak melepaskannya.

Kim Bum terus menarik tangan istrinya
itu sedangkan So Eun masih berusaha lepas
dari genggaman erat suami kontraknya
ini tapi percuma tenaga Kim Bum lebih
besar darinya.

"Aarrgghhttt..."Teriak So Eun begitu
merasakan tubuhnya dilempar Kim Bum
keatas ranjang.

"Kk..kau mau apa?"So Eun sedikit takut
melihat Kim Bum mulai melepaskan satu
persatu kancing kemejanya, setelah kancing
itu terlepas semua, pria itu membuka
bajunya dan langsung melempar bajunya
kesembarang arah.

"Tentu saja melakukan apa yang seharusnya
dilakukan suami pada istrinya."Kim Bum
tersenyum menyeringai.

"Maksudmu?"Tanya So Eun sedikit
takut melihat seringai Kim Bum.

"Aku tau kau pasti juga menginginkanku
kan?"Kim Bum menaiki ranjang mulai
mendekati So Eun, menindih tubuh mungil
istri kontraknya itu.

"Ayo kita lakukan sekarang agar Kim junior
segera tumbuh didalam rahimmu, kita harus
buktikan pada Nenek kalau kita juga bisa
memiliki anak."Lanjut Kim Bum lagi
sambil tersenyum.

Tanpa menunggu persetujuan dari So Eun,
Kim Bum langsung melumat bibir So Eun
dengan lembut. So Eun hanya terdiam tanpa
berniat membalas ciuman Kim Bum. Merasa
So Eun tidak membalas ciumannya, dengan
enggan Kim Bum melepaskan ciumannya
dan menatap So Eun tajam, Kim Bum
tertegun melihat mata So Eun yang sudah
berkaca-kaca, hanya satu kedipan sudah bisa
dipastikan airmata itu akan tumpah, ia tidak
akan tahan bila melihat wanita yang sangat
dicintainya menangis karena dirinya. Kim
Bum bangkit dari tubuh istrinya lalu berdiri
sambil menghela nafas.

"Hhhh... maaf, aku hanya tidak suka
saat Nenek mengatakanmu mandul makanya
aku ingin membuktikan bahwa kita bisa
memiliki anak."

"Hiks hiks...kk..kau hampir saja hiks..
memperkosaku. Kau jahat, aku benci
padamu."Ucap So Eun disertai isak
tangisnya, ia pun lalu duduk dipinggir
ranjang. Kim Bum merasa bersalah
dan tidak tega melihat istrinya.

Kim Bum menghampiri sang istri
dan bersimpuh didepan So Eun yang
masih duduk ditepi ranjang, Kim Bum
menggenggam satu tangan So Eun dan
satu tangan lainnya menghapus airmata
So Eun yang masih mengalir melewati
pipinya.

"Kumohon jangan menangis seperti ini,
aku tidak tahan melihatmu menangis."Ucap
Kim Bum lembut masih dengan kedua
tangannya yang terus menghapus sisa-sisa
airmata So Eun yang terus berjatuhan
dari kelopak matanya, membuat Kim Bum
merasa bersalah karena tadi hampir saja
mengambil sesuatu yang paling berharga
bagi So Eun secara paksa.

Kim Bum masih terus berusaha meredakan
tangisan So Eun tapi usahanya tetap tak
berhasil. So Eun masih sesegukkan diiringi
dengan suara isak tangisnya. Tidak ada cara
lain. Kim Bum bangun dari duduknya lalu
beralih duduk disamping So Eun seraya
merangkul pundak kanan istrinya. So Eun
mengangkat kepalanya dan menatap
mata Kim Bum sendu.

"Tapi tidak dengan cara seperti itu, kau
bisa memintanya secara baik-baik."Ucap
So Eun yang kini tiba-tiba sudah tidak
menangis lagi.

Kim Bum bingung, apa maksud dari ucapan
So Eun barusan tadi. Apa itu berarti istri
kontraknya ini mengizinkannya kalau saja
tadi ia minta haknya secara baik-baik.

"Kau ini sangat aneh."Komentar
Kim Bum terhadap So Eun

"Iya aku aneh."Sahut So Eun ketus.

Kim Bum tersenyum melihat ekspresi
istrinya yang cemberut.

Pernikahan KontrakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang