Hold Me Tight New Version
=1=
Jemari lembut itu kembali menekan angka satu sebagai panggilan cepat dalam daftar panggilan penting daruratnya. Ia menggigit kukunya cemas, deru napasnya tak beraturan, sesekali netranya mengalihkan pandangnya pada seorang bayi yang sedang tertidur di atas keranjang kecil, yang terletak di sisi ranjang miliknya, dan milik seorang lain yang tinggal di bangunan apartemen ini.
Sorot matanya selalu khawatir begitu melihat bayi mungil yang baru saja dapat tertidur setelah menangis di tengah malam, yang membuatnya terbangun.Terdengar nada sambung cukup lama, namun belum ada jawaban.
Ini bukan sesuatu yang tidak biasa, mengingat memang pekerjaan lelaki itu menuntut ia pulang larut dari jam kerja orang kebanyakan. Namun, ia membutuhkan orang itu sekarang.Dan, kini pukul 01.35 dini hari, bukankah itu waktu yang terlalu larut untuk seseorang yang bekerja sebagai sales asuransi?
Bayinya mengalami panas tinggi, dan ia sudah melakukan hal semampunya sebagai seorang ibu namun suhu bayinya belum juga menurun. Maklum, ini adalah hal pertama baginya setelah pernikahan mereka berjalan hampir 4 tahun lebih.
Ia terperanjat begitu mendengar suara orang yang ia butuhkan dari seberang telfon. "Halo?Ada apa Aeri?"
Suara yang menjawab terdengar parau, "Baekhyun, apa terjadi sesuatu?"tanya Aeri justru mengubah topic yang tadinya sudah ia siapkan begitu yang ia telfon menjawabnya, namun mendengar suara itu tidak seperti biasa membuatnya enggan membahas hal yang kiranya akan membebankan fikiran lelaki itu.
"Hanya ada beberapa pekerjaan yang harus aku selesaikan di kantor."
"Bagaimanapun, aku rasa sudah terlalu lama untuk melembur, ini sudah dini hari..bisa kau pulang ke rumah sekarang?"
Tanya itu diliputi perasaan cemas, ia berjalan kembali menuju tempat tidur bayinya yang kembali menangis. Ia mengambil kembali bayinya, menggendongnya dengan telfon yang ia apit di antara bahu dan telinganya.
"Tidak bisa, aku akan kembali besok. Istirahatlah."
"Tapi, Baekhyun.. Jooeun -'
Nada bicaranya terdengar dingin dan datar, lalu sambungan via suara itu diputus dari seberang. Membuat Aeri yang belum usai bicara segera menitikkan air mata, begitu perbicangannya usai disana, tanpa lelaki itu tahu bahwa faktanya ia sangat membutuhkannya sekarang untuk berada di sisinya. Ia tidak bisa menangani situasi itu sendirian.
Akhirnya, Aeri menghabiskan malamnya untuk mengurusi anaknya yang sakit sendirian.
**
Lelaki itu menekan beberapa accurate pin sebagai kunci pintu apartemennya. Setelah terbuka, ia melangkah masuk dengan gontai. Hal pertama yang masuk dalam pengelihatannya adalah seorang yang sedang terduduk di sofa, surainya yang berwarna hitam panjang yang terikat sedikit berantakkan, matanya membengkak yang lebih sembab seperti habis menangis. Ia memejamkan mata pelan begitu melihat kehadiran lelaki itu.
"Aeri, ada apa?"tanya itu dilontarkan untuk seseorang yang masih terduduk di sana, lantas, ketika lelaki itu duduk di sisinya justru wanita bernama Aeri itu beranjak. Sepertinya, ia juga tak cukup sadar bahwa lelaki itu ada sedikit sisa memar di sudut bibir sebelah kanannya. Ia tak menjawab, namun lelaki itu hanya menaruh tas kerja dan jas yang ia bawa dengan tangan kirinya dan tangan kanannya menahan lengan istrinya.
"Kemana kau tiga hari ini?Kau tidak bisa kuhubungi. Sebenarnya apa saja yang kau lakukan?!"
Gadis itu meledak setelah membisu agak lama. Matanya kini berair, menahan air matanya untuk tidak jatuh. Bagaimana bisa? Sejak terakhir panggilannya untuk Baek Hyun tengah malam meminta lelaki itu untuk pulang dan ditolaknya dengan alasan banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan. Selama tiga hari ia menghilang tak ada kabar dan ia baru pulang bertanya ada apa pada istrinya yang kesusahan selama tiga hari. Keterlaluan.
KAMU SEDANG MEMBACA
【END】Book 1: Hold Me Tight 「꽉 잡아 내 손으로」
FanfictionBeritahu aku, jika ini berat untukmu Beritahu aku, jika ada yang salah di antara kita Bukankah dalam sebuah hubungan adalah kepercayaan yang pertama? Bukankah kita yakin seperti itu yang benar? Lantas, mengapa kau nampak seperti dilema? Lantas, m...