Spoiler #9 - Not Just You

257 62 0
                                    

Spoiler #9 – Not Just You

Haha, keliatan buru-buru banget gue postingnya.
Hm, gimana pun juga
VOTE nya wajib yaaa
B

tw, tadi bapak gue nanyain "cerita kamu ada yang nanggepin nggak sih na?"
Dan gue seketika menjawab "hm, ya ada beberapa."

🍂🍂🍂

Dokter Ji masih setia duduk bersama Baekhyun di bangsal dekat ruang radiologi yang lumayan sepi, lagi pula jam kerjanya sudah berakhir sejak tadi. Jadi, bukan masalah besar untuk bersantai sejenak walaupun sebetulnya ya bukan santai sungguhan. Dari kacamatanya wanita Ji itu sangat mengerti bagaimana rasanya perasaan Baekhyun karena, dari selama ia hidup ia pernah menjalani hari-hari yang sama seperti kedua orangtua ini. Hanya orangtua muda yang ingin anaknya sembuh dari sakitnya.

"Yang mengidap penyakit ini kebanyakan bayi laki-laki, tapi, ada apa dengan putriku? Aku bahkan tahu bahwa sebelum berumur 2 tahun ia bisa pergi sebelum itu jika tidak dalam penanganan yang baik."sinis Baekhyun terdengar frustrasi. Tidak berdaya untuk melakukan banyak hal untuk putrinya, perasaan iba Ji sebagai manusia biasa tercolek.

Jujur, ia ingin menyembunyikan kebenaran ini dari orangtua muda yang sekarang terlihat dalam ambang ketidakberdayaan pada keadaan. "Itu adalah tingkat kefatalan dari penyakit ini, Tuan Byun."

Ji beranjak dari tempatnya, mendekat pada mesin minuman yang tak jauh dari mereka berada. Baekhyun tidak menjawab lagi, ia tenggelam bersama kefrustrasian, putus asa dalam diamnya. Menyanggah pun tidak berguna karena ini adalah fakta yang tidak bisa ditolak.

Beberapa kali ia mengusap wajahnya pelan, berusaha untuk menetralkan kembali jalan pikirannya yang menumpul. Dokter Ji berbalik, membawa 2 kaleng kopi dari mesin minuman itu. Memberikan sekaleng lain untuk Baekhyun. "Aku pernah berada di posisi kalian, dan aku lebih dari mengerti apa yang ada di kepala dan hatimu saat ini, Tuan Byun."tutur Ji dengan sorot menerawang.

Baekhyun kembali sedikit memberi sorot terkejut pada Dokter Ji yang hanya tersenyum samar, ada makna kemirisan dan kepahitan dari sudut bibirnya yang terangkat. Bibir Baekhyun terlalu kelu untuk menjawab, jadi Dokter Ji melanjutkan penuturannya.

"Mungkin yang ada di kepalamu sekarang adalah kenapa tidak aku saja yang sakit, kenapa harus anakku yang menderita seperti itu. itu adalah pertanyaan yang sama –selalu mengiang di kepalaku saat dia dalam masa-masa yang tidak memungkinkan seperti Jooeun, atau begini.. Tuhan, dia hanya seorang anak dari seorang wanita bermarga Ji..masih banyak anak di luaran sana bermarga sama atau berbeda, tapi kenapa harus anakku yang seperti ini? kedua tanya itu terus menghantui kepalaku setiap detiknya saat aku melihatnya di ruang perawatan atau saat aku melakukan kegiatan lainnya."

"Lalu, kau tahu apa pertanyaan terakhir yang sering terlintas di kepalaku?"tanya wanita itu pada Baekhyun. Wanita itu memberikan sorot sarat bahwa setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk hidup,tergantung pada Maha Kuasa mau selama apa.

Wanita Ji itu memilih untuk menyesap kembali kopi kalengnya, membiarkan cairan kafein itu melewati tenggorokkannya lebih dulu. "Kapan semua sakit yang ia rasa akan berakhir?" Setelah mengatakan itu, Ji memilih menghela karbondioksida yang membuat dadanya sesak, atau mungkin mengingat soal itu matanya ingin membuat sebuah kejutan manis, karena entah sudah berapa lama ia tidak menangis. Dirinya terlalu terbiasa menyaksikan kematian, setelah hal sulit yang ia lalui baik untuk dirinya atau untuk anaknya yang sedang ia bicarakan. Merasakan kesakitan dan kesedihan sampai tidak membuatnya berurai air mata.

"Dia...menderita karena apa?" Sebuah tanya lolos begitu saja dari bibir Baekhyun. Dokter Ji masih menarik sudut bibirnya walau matanya kontras sedang merasakan sakit dan kesedihan yang tiba-tiba tercipta. Wanita itu memilih merapatkan bibirnya sejenak sebelum akhirnya menjawab. "Severe Combined Immunodeficiency, seperti putrimu. Tapi, dia laki-laki." Dokter Ji tersenyum, namun pipinya sudah basah oleh air bening yang tanpa permisi hadir di antara perbincangan keduanya.

"Aaah..." Dokter Ji terkekeh sendiri seraya mengusap pipinya dengan telapak tangannya. "Aku bahagia dia sudah berada di tempat yang baik sekarang," Dokter Ji memilih untuk berdiri, seraya membuang kaleng kopi yang sudah ia tandaskan isinya. "Pulang saja sekarang, dan selesaikan masalah yang ada bersama istrimu." Dokter Ji mulai melangkah, membuat Baekhyun ikut beranjak. Ia tidak bisa menahan berlalunya Dokter Ji dari hadapannya, karena ponselnya yang terus bergetar dan menunjukkan nama Jason tertera di layar.

-SEKIAN-

[typed, 25.08.2018 – 22.11]

【END】Book 1: Hold Me Tight  「꽉 잡아 내 손으로」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang