Spoiler #6 - His Reason

261 55 0
                                    

Aeri berjalan kembali begitu punggung Baekhyun mulai menjauh, namun akhirnya kepala Aeri menoleh kembali dan memanggil nama suaminya. "Baekhyun!" suara Aeri setengah teriak membuat Baekhyun berhenti melangkah dan menoleh pada Aeri. "Kau menungguku, apa ada hal lain yang ingin kau bicarakan?"tanya Aeri hanya membuat wajah Baekhyun menjadi bingung. "Aku hanya ingin menunggumu dan mengobrol dengan santai saja. Apa ada hal lain yang ingin kau bicarakan denganku juga, Aeri?"

Aeri seketika menjadi bingung dan bimbang ketika ditanya oleh Baekhyun dengan inti yang sama. Haruskah ia mengatakan bahwa tagihan rumah sakit sudah dibayarkan oleh Yayasan Song milik Yunhyeong, ataukah itu bisa dibahas nanti? Aeri membasahi bibirnya sebelum tersenyum dan menyahut tanya Baekhyun. "Bukan hal penting. Kita bisa bicara lagi nanti, cepat berangkat sebelum terlambat."

"Jangan tunggu aku pulang karena selesainya malam."

Seketika Aeri diliputi berbagai perasaan dalam dirinya, ada bingung, heran, bimbang dan yang lainnya. Ia bingung kenapa, jika sudah tahu soal tagihan rumah sakit itu Baekhyun bertanya lagi pada Aeri, bimbang karena jika memang Baekhyun belum tahu, bagaimana cara membahasnya agar mereka tidak cekcok kembali. Heran karena Aeri merasa tidak memahami alasan Baekhyun sama sekali mengenai hal kebohongannya keluar alih-alih dipecat, yang sangat jelas Baekhyun tidak salah sama sekali, akibat Baekhyun bilang dipecat juga menjadi masalah baru dalam rumah tangga mereka, pada saat kondisi Jooeun tidak memungkinkan.

Jadi, untuk yang kedua kalinya Aeri hanya memandang punggung Baekhyun yang kini sungguh menjauh dalam diam.

Ah ya, soal itu Aeri tahu ketika tadi berbincang dengan Miyeon tadi di taksi.

FLASHBACK..

"Aeri, kau tahu Baekhyun berhenti bekerja sebagai sales asuransi karena dipecat,kan?"

"eh? Nde..Anda benar. Tapi ada apa?"

"Alasan sebenarnya dia mengundurkan diri karena menurutnya ia merasa bekerja dengan orang-orang seperti itu terlalu menjijikan untuknya."

"Apa maksud anda, Eomoni? Aku tidak paham."

"Alasan suamimu tidak pulang pada hari-hari itu adalah karena dirinya harus diinterogasi ke kantor polisi setempat. Karena melaporkan atasannya untuk tindak pelecehan salah satu karyawannya yang juga rekan Baekhyun. Saat itu, saksi mata sangat banyak tapi tidak ada yang berbuat seperti Baekhyun dan bersikap tidak ada hal aneh yang terjadi."

"Jadi..Baekhyun.. dan juga memar di wajahnya,"

"Setelah keluar dari kantor polisi, rekan-rekan lelaki yang berada dalam tempat kejadian justru memukulinya habis-habisan dan mengatakan bahwa Baekhyun menghancurkan hidup mereka."

"Karena itu Baekhyun tidak pulang ke rumah?"

"Benar, karena itu ia tidak bisa pulang, lebih tepatnya karena dia lebih mengkhawatirkanmu daripada dirinya yang sudah babak belur. Dia bilang bahwa ia tidak bisa membuat Aeri cemas, menangis atas apa yang menimpanya. Suamimu benar-benar tidak bisa mengatakan apapun, selain ia merasa bersalah padamu karena tetap membuatmu khawatir tidak peduli apapun yang terjadi."

Aeri tercekat mendengar itu semua dari mulut Miyeon. Itu semua tidak seperti dugaannya, itu semua tidak seperti yang ada di pikirannya, itu semua salah besar dari apa yang terlintas di kepalanya pada hari-hari gelap itu. Bibir Aeri bergetar, ia ingin mengatakan sesuatu namun Miyeon hanya menggeleng menandakan bahwa Aeri tidak perlu mengatakan apapun jika tidak mampu. Air mata sudah sama-sama mengalir dari kedua mata wanita cantik itu, hidung Aeri bahkan menjadi merah karena masih menahan isakkannya yang membuat dadanya sesak sejadi-jadinya.

Aeri hanya mendengar kalimat terakhir Miyeon sebelum taksi memasuki tikungan terakhir sebagai destinasinya. "Yang paling ibu ingat adalah saat ia bilang bahwa membuat khawatir Ibu dan teman membuatku lebih baik dibandingkan membuat istriku khawatir, aku tidak ingin dia tertekan dengan hal-hal yang merugikan hidup kami berdua. Aku juga tidak ingin melihat lagi air matanya jatuh di depan mataku, karena rasanya menyakitkan."

└HOLD ME TIGHT┘

"Aku pu –aish! Kau mengagetkanku!" Baekhyun mengelus dadanya ketika mendapati Aeri berdiri di ambang pintu yang terhubung ke jalan menuju ruang tv. "Sedang apa kau berdiri di situ?"tanya Baekhyun lagi lalu memakai alas kaki rumah mereka dan melepas jaketnya, Aeri menghampiri Baekhyun dan menyembunyikan wajahnya ke dalam dada bidang Baekhyun yang hanya memakai kaos hitam saja.

"Aku tidak tahu bahwa sampai sekarang kau masih tetap punya jiwa heroik itu dalam dirimu."

"Kau bicara apa?" Baekhyun membalas peluk Aeri, tangan kanannya mengusap pelan kepala istrinya penuh sayang. Jarang sekali Aeri bertingkah manja begini di hadapannya. Aeri menengadah, matanya bertemu dengan mata segaris Baekhyun yang sayu –kelihatan lelah, namun entah mengapa ada binar bahagia di dalam sana.

"Aku tahu segalanya, aku paham akan situasinya. Seharusnya kau menjelaskan itu dari awal padaku, Baek. Jika aku tahu yang sebenarnya, aku mendukungmu untuk dipecat dari sales asuransi bahkan mengundurkan diri juga aku akan mendukungmu penuh kekuatan."

Baekhyun baru mengerti dengan apa yang Aeri bahas sejak tadi. Lagi, Aeri tiba-tiba bicara langsung ke simpulan akhir saja tanpa ada pendahuluannya. Bagaimana bisa dia lulus skripsinya ya? Baekhyun terheran-heran.

"Ibuku yang bilang padamu ya?Kapan kalian bertemu?"

"Tadi siang di rumah sakit. Sebenarnya, tadi aku memanggilmu ingin bicara bahwa aku ketemu dengan eomoni di rumah sakit dan dia bicara soal itu. Aigoo! Bangga sekali aku punya suami sepertimu, Tuan Byun!" Aeri menyengir riang seperti anak kecil, kacamata yang menggantung di hidungnya ditarik pelan oleh Baekhyun, ia sungguh tidak tahan untuk mengabaikan pipi putihnya dan juga bibir merah Aeri yang sedikit lebih pucat dari yang biasa. Jadi, kini bibir mereka saling tertaut dan kecupan-kecupan mesra dimulai.

Aeri tersenyum seraya memejamkan matanya, tangannya berada di belakang leher Baekhyun sementara tangan Baekhyun meraba punggung Aeri pelan. Mereka sama-sama menikmati ciuman itu hingga tak terasa langkah mereka sudah pada kamar tidur mereka yang masih terang. Melihat itu keduanya sama-sama tertawa kecil. "Ayo kita pertahankan rasa senang ini untuk waktu yang lama, Park Aeri."

Aeri hanya mengangguk antusias, sebelum Baekhyun menariknya masuk ke dalam kamar dan pintu tertutup rapat.

-SEKIAN-

[diketik, 6.06.2018 – 21.00]


【END】Book 1: Hold Me Tight  「꽉 잡아 내 손으로」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang