Your two hands, that used to hold me it makes me want to live again
Oh no I'll be there at world's end. You just need to hold my hand then- MAKE YOU PROUD- (iKON, 2015 )
SPOILER #5
Aeri mengetuk lantai dengan sepatu pantopel yang ia kenakan hari ini, salivanya ia telan berkali-kali untuk mengurangi rasa gugup yang sedang menyerangnya sekarang ini. Beruntungnya, dia tidak sampai mengalami kram perut yang dialami beberapa peserta sidang lain.
Sayang, hari ini Aeri masih tidak tahu Baekhyun bisa hadir apa tidak saat sidangnya nanti dimulai. Sekarang masih fakultas lain, gilirannya setelah jam makan siang. Aeri kembali membuka materi yang akan ia presentasikan dalam ruang sidang nanti. Aeri memang tidak bodoh, tapi setidaknya siapapun juga pasti merasakan hal seperti ini ketika hari penantian setelah mahasiswa selama bertahun-tahun akhirnya memasuki fase terakhir.
Kala Aeri memejamkan matanya untuk menenangkan diri dari orang-orang yang keluar dari ruang sidang dengan berbagai ekspresi, tiba-tiba saja sesuatu yang dingin menyengat kulit pipinya. Membuat Aeri terperanjat dan membuka lebar matanya. Dan seorang lelaki menyengir lebar padanya, senyuman yang membuat siapapun tidak bisa bilang bahwa ia jelek. Justru, parasnya setara dengan pangeran.
Setelah itu lelaki itu mengambil tempat di sisi Aeri yang kebetulan kosong.
"Yunhyeong-ssi.." Aeri bersuara tidak menyangka, lalu menerima minuman kaleng dingin yang sempat ditempelkan ke pipi Aeri. "Kau gugup ya?"tanya Yunhyeong lalu membantu Aeri membukakan kaleng minuman yang ia berikan untuknya. Aeri hanya menggigit bibirnya sejenak lalu mengangguk, sorot matanya nampak menunjukkan itu sejak Yunhyeong memang berniat sejak awal untuk menyapanya. "Kau menjadi juri disidang anak teater dan perfilman?"tanya Aeri soal alasan Yunhyeong berada di sini.
"Ya, dan mereka jauh lebih kreatif dan menakjubkan."
"Hebat kalau begitu."
"Aeri, aku yakin kau sama hebatnya dengan mereka. Bahkan lebih dari itu."
"Memang ya?"
"Iya,aku bersumpah." Yunhyeong lalu memegang pergelangan tangan Aeri, meyakinkan Aeri. "untuk itu, hilangkan gugupmu. Dan lakukan yang terbaik hari ini. Setelah itu, serahkan hasilnya pada Tuhan. Karena, aku percaya kau pasti bisa melakukannya."
Aeri tersenyum, ia tidak mengerti apa Yunhyeong mengatakan itu hanya agar Aeri merasa tidak rendah diri. Atau memang Yunhyeong sungguh tulus mendukungnya pada hari ini. Entahlah, yang jelas perkataan Yunhyeong benar-benar menenangkannya. Sesungguhnya, Aeri ingin sekali mendengar hal semacam itu dari Baekhyun, namun suaminya itu hanya bilang kalau Aeri akan berhasil dengan caranya sendiri.
Byun Baekhyun memang tidak peka.
®HOLD ME TIGHT®
Aeri menjabat tangan dengan para juri sidang begitu sidang gilirannya telah berakhir. "Selamat Nona Park!" Dosen pembimbing Aeri memberi selamat begitu Aeri keluar dari ruang sidang. Aeri membungkukkan badannya penuh, "Aku yang berterimakasih padamu, Prof."ujar Aeri, "karena sudah mau menunggu mahasiswi yang lamban ini." Profesor kemudian hanya tersenyum wibawa, lalu menyambangi mahasiswi lainnya.
Kala Yunhyeong ingin memanggil Aeri, justru wanita itu menoleh ke arah lain dan memanggil nama orang lain pula.
"Baekhyun!"seru Aeri, Baekhyun tersenyum seraya berjalan menghampiri Aeri. Aeri berlari lalu segera menabrak Baekhyun dan masuk ke dalam dekapan Baekhyun dengan cepat. Baekhyun sampai harus terentak ke belakang sedikit akibat Aeri mendorongnya, beruntung mereka tidak jatuh.
"Maaf terlambat," Baekhyun mengelus punggung Aeri. Aeri melepas lebih dulu sesi berpelukan, karena ia jadi tidak enak telah menjadi perhatian, ia menggelengkan kepala pada Baekhyun. Senyum bahagia terukir dengan air mata yang sudah mengumpul di pelupuk, masih mengalungi leher Baekhyun, tangan Aeri tertaut erat, dan mereka tetap dalam jarak yang dekat. "Kau –telah melakukannya dengan baik, Park Aeri.." Baekhyun sampai tidak bisa berkata dengan lebih keras lagi, karena terlalu bahagia dan juga bangga dengan hasil kerja keras Aeri yang akhirnya membuahkan hasil.
"Aku lulus...akhirnya, aku bisa membuatmu merasa bangga, Tuan Byun Baekhyun." Baekhyun tidak menjawab dengan kata, ia justru mendekat pada Aeri, kemudian bibirnya mengecup kening Aeri penuh sayang, cukup lama. Hingga orang yang di sekitar mereka bersorak ramai, atas kebahagiaan mereka.
"WOO!! PARK AERI!!" suara dari beberapa orang terdengar bahagia, mereka seperti sedang melakoni adegan happy ending dalam sebuah film. Aeri dan Baekhyun hanya saling menatap dan tertawa bahagia. Baekhyun menatap Aeri lembut dan dalam, ia ingin waktu ini tak pernah melewatinya, Baekhyun ingin tetap keadaan seperti ini saja rasanya. Ia ingin melupakan realitas yang melelahkan.
Lantas, Baekhyun tidak tahu harus berucap apa pada Aeri yang masih menatapnya. Lalu, di antara hidung mereka yang saling beradu. Baekhyun akhirnya bersuara, "Kau benar-benar melakukannya, Park Aeri. Kau membuatku merasa bangga. Bangga pada segalanya. Membanggakanku sebagai Park Aeri, mahasiswi sastra.. dan membanggakanku sebagai seorang istri dan ibu untuk Jooeun dan diriku. Terimakasih telah membuatku merasa lengkap, Park Aeri."
Aeri memejamkan matanya, lalu mencium bibir Baekhyun. Dan, tentu saja, itu adalah hal gila yang tergila yang Aeri pernah lakukan di masa hidupnya sebagai seorang mahasiswi. Tentu, itu menjadi tontonan orang-orang yang ramai bertepuk tangan, menyoraki dengan riuh mengikuti euforia mereka. Dan, hanya seorang yang terlihat kecewa dengan semua itu. Memang, siapa dia berhak merasa kecewa?
Pria itu adalah Yunhyeong.
S E K I A N
[typed, 14.37 – 12/08/2018 ; South Jakarta]
KAMU SEDANG MEMBACA
【END】Book 1: Hold Me Tight 「꽉 잡아 내 손으로」
FanfictionBeritahu aku, jika ini berat untukmu Beritahu aku, jika ada yang salah di antara kita Bukankah dalam sebuah hubungan adalah kepercayaan yang pertama? Bukankah kita yakin seperti itu yang benar? Lantas, mengapa kau nampak seperti dilema? Lantas, m...