"Buru masuk" Derry."Demi dewi. Barusan Derry ngomong ke gue?"
"Ayo Vanya. Diluar dingin" Yohan membuyarkan lamunan Vanya.
Akhirnya Vanya mengikuti perintah. Selama perjalanan yang terdengar hanya suara Yohan dan yang pasti Derry fokus membawa mobilnya yang terbilang ugal-ugalan. Hanya sedikit perkataan Yohan yang masuk ketelinga Vanya, Vanya sedang tidak fokus.
"Mana rumah lo?" Derry.
"Eh apa?" Vanya gelagapan.
"Rumah lo yang mana Vanya?" Yohan.
Vanya baru sadar kalau mobil ini udah ada dijalan dekat rumahnya.
"Oh yang pager item nomer 7"
Mobil berhenti mulus didepan rumah Vanya.
"Thankyou Han" Vanya tersenyum ke Yohan.
"Thankyou Derry" Vanya sedikit membungkuk untuk bisa melihat Derry yang sama sekali tidak berkutik dibalik setir mobil.
"Kita balik ya. Buru masuk. Goodnight Vanya" Yohan dengan senyumnya.
"Iya. Goodnight too" Vanya juga tersenyum.
Mobil melaju begitu kencang setelah itu. Vanya masuk kedalam rumah setelah Mang Ujang membukakan pintu.
"Makasih Mang Ujang"
"Iya non. Kok baru pulang non? Ibu sama Bapak sudah nanyain non dari tadi"
"Abis rapat mang. Yaudah aku masuk dulu ya mang"
"Iya non"
Memang Vanya akan bersikap berbeda ketika dirumah.
"Mami. Papi"
"Vanyaa kok baru pulang sayang? Mami sama papi khawatir. Mana kamu nggak bawa mobil jadi mami makin khawatir"
"Maaf ya mi,pi. Rapatnya emang lama banget hari ini. Handphone aku emang aku matiin soalnya waktu rapat harus dimatiin"
"Yaudah. Kamu kekamar sana. Mandi trus tidur. Udah makan kan?"
"Udah pi. Yaudah Vanya ke kamar dulu ya. Goodnight mi. Goodnight pi" Vanya mencium pipi mami dan papi.
Setelah mandi Vanya membuka handphonenya. Dominasi dari teman-teman sekolahnya. Vanya memilih untuk tidur setelah menjawab chat-chat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEDUAKALINYA [COMPLETE]
Short StoryCerita ini diangkat dari kisah nyata yang diambil dari sumbernya secara langsung. Banyak cerita yang sudah diperhalus. Jika ada kesamaan nama atau tempat, saya minta maaf.