KEDUAKALINYA [COMPLETE]

XV

Setelah pertemuan Vanya dengan Tante Rere, Vanya tidak mau lagi membicarakan baik soal Derry maupun Yohan. Vanya terlihat biasa saja namun Salsa tahu Vanya sering menangis waktu mengingat mereka. Saat ijin kekamar mandi waktu dipertengahan pelajaran dengan keadaan bahu Vanya gemetar, Salsa juga tahu Vanya menangis. Orang tua Vanya tahu soal ini tapi mereka tidak bisa banyak bertindak selain bersikap tidak tahu apa-apa. Kekuasaan orang tua Derry memang tidak tanggung-tanggung maka dari itu orang tua vanya tidak ingin bermasalah dengan keluarga Derry.
Sore ini ada rapat tapi Vanya tidak datang. Bukan karna tidak profesional tapi bagaimana bisa Vanya konsentrasi dengan keadaan seperti ini. Vanya telah menyelesaikan semua berkas yang harus dipresentasikan dan memberikannya ke anggota sie acara. Vanya memilih mengurung dirinya. Didalam kamar Vanya hanya membaca ulang chat dirinya dengan Derry dan Vanya makin sakit. Bagaimana tidak, belum lama merasakan bahagia tapi tiba-tiba kebahagiaan itu direnggut oleh orang lain.

"Gue kangen lo Derry. Gue kangen" Vanya menangis lagi.

Beberapa kali Vanya ijin tidak mengikuti rapat dan hari ini Vanya menitipkan surat pengunduran diri sebagai koordinator acara.

"Ya kenapa van? Lo mampu buat koordinator semua. Dan anggota lo nyaman sama lo. Kurang apa?"

"Tapi hati gue nggak nyaman Sal. Gue nggak siap liat Derry yang balik jadi dingin. Gue nggak siap nrima kenyataan bahwa gue nggak bisa lagi deket sama Derry. Hati gue nggak siap Sal" pertama kalinya Vanya menangis didepan Salsa.

"Nangis aja van sepuas lo. Gue tau ini sakit banget buat lo tapi please jangan siksa diri lo kayak gini. Tiap hari lo dateng tanpa semangat hidup, lo sering ngalamun. Ini bukan Vanya yang gue kenal"

"Gue pengen marah. Gue pengen ngamuk. Gue pengen bilang sama Tante Rere kalau gue nggak bisa jauhin anaknya. Gue pengen bilang ke Derry gue suka sama Derry" ucap Vanya sesenggukan.

"Udah van udah" Salsa juga nangis.