XVI

2.1K 93 0
                                    

Setelah Salsa pulang, Marion-mami Vanya masuk kedalam kamar Vanya. Marion tahu anak perempuannya menangis setiap malam. Marion tahu dibalik senyum setiap Vanya pulang itu menyimpan sejuta rasa sakit. Marion sudah tahu semua.

"Vanya. Kamu udah tidur nak?"

"Belum mi" Vanya berusaha tenang dan tersenyum.

"Kamu nggak perlu nutupin rasa sakit kamu dengan senyum nak. Ini mami. Mama kandung kamu. Mami tahu apa yang kamu rasain walau mungkin tidak sepenuhnya tapi mami tahu nak" Vanya terkejut.

"Vanya nggak kenapa-napa kok mi" tadinya Vanya pingin tersenyum tapi apa daya Vanya sudah tidak kuat lagi menahan tangisnya.

"Nangis aja nak. Nangis sepuas kamu. Nangis kalau emang ini bisa mengurangi rasa sakitmu" Marion memeluk anaknya dan menangis.

"Maafin mami nggak bisa berbuat banyak waktu kamu terpuruk. Maafin mami nggak bisa ngomong apa-apa ke Tante Rere"

"Bukan salah mami" Ditengah tangisnya, Vanya masih menjawab.

"Nangis aja nak. Tapi janji sama mami setelah ini jangan tangisin cowok itu lagi" Vanya mengangguk dan masih menangis.

"Ketika Vanya ketemu Derry. Vanya harap Vanya udah nggak punya perasaan sama Derry" sangat pelan tapi bisa didengar Marion.

Vanya berusaha untuk membangun semangat hidupnya lagi. Vanya tahu mungkin bagi orang itu berlebihan untuk sekedar hubungan pertemanan yang dipisahkan tapi Vanya yakin orang-orang yang sudah mengalami hal semacam ini akan mengerti bagaimana rasanya. Vanya melakukan semuanya dengan baik, semangatnya kembali. Vanya menjadi periang kembali, dan tidak ingin mengingat Derry. Pengambilan keputusan untuk mengundurkan diri ternyata bukan keputusan yang salah. Setidaknya Vanya tidak lagi melihat dia secara langsung. Untuk Yohan, Vanya juga tidak menghubunginya lagi karna bertemu Yohan akan membuat Vanya ingat Derry.

Tahun berganti tahun. Kelulusan Vanya sudah didepan mata. Acara berlangsung menyenangkan, Vanya juga mendapat juara satu di kelasnya. Gila bukan.

"Gue kekamar mandi dulu" bisik Vanya ke Salsa.

"Buruan" Salsa.

Saat Vanya menuju kamar mandi.

"Selamat malam semua"

Deg.

"Suara itu"

KEDUAKALINYA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang