****
"Untuk apa aku bertahan kalau keberadaanku tidak kalian anggap. "****
"Heh anak sampah bawain nih tas gue berat. "ucap Tessa.Tessa adalah mantan sahabatku yang sekarang menjadi pacar, mantan pacarku.
Kalian pasti bingung dengan kehidupanku.
Aku pun begitu halnya. Aku pun juga bingung mengapa takdir mempermainkanku seperti ini.
Aku lelah.Aku tidak mempunyai tempat bersandar.
Namun mengapa mereka seolah-olah tidak menganggapku ada.
Atau lebih tepatnya mereka tidak pernah mengganggapku ada.
Entah dimana letak kesalahanku.
Yang pasti satu hal yang ada dalam hatiku.
"Aku ingin kembali seperti dulu."
****
"Heh!malah bengong lagi lo!"ucap Tessa sambil mendorong bahuku.
"Bawain tas gue cepet!Lelet banget sih lo jadi manusia. "makinya lalu melempar tasnya kearahku.
Aku hanya diam tidak memgambil tas yang ia lempar,sehingga tas tersebut jatuh ketanah.
Tessa yang melihat itu sontak menghampiriku lalu menjambak rambutku sambil memakiku.
"DASAR GATAU DIUNTUNG YA LO!GUE BILANG BAWAIN TAS GUE YA BAWAIN! KENAPA LO JATOHIN! PUNYA OTAK TUH DIPAKE! PANTES AJA ECHAL MUTUSIN LO,TERUS BERALIH KE GUE! LO GOBLOK SIH. "makinya sambil masih menjambak rambutku.
Aku hanya bisa diam menangis sambil memegang rambutku yang ditariknya.
Sampai akhirnya ada yang memisahkan kita berdua.
"Eh udah-udah bubar. Apa-apaan sih ini. Tessa kamu ngapain berantem sama anak sampah ini? "ucap Echal.
Ya dia Echal.Ia salah satu most wanted disekolah ini.Tubuhnya gagah,wajahnya tampan, alisnya tebal, namun sayang sikap dan otaknya tidak sejalan dengan wajahnya.
Ia selalu memberontak.
Pembuat onar.
Bodoh.
Namun aku tetap saja mencintainya. Padahal aku tau ia hanya mempermainkanku.
Tessa langsung menggelendoti lengan Echal dengan manja.
"Sayang, liat tuh masa dia tadi jambak-jambak rambut aku"adu Tessa ke Echal.
Tangan Echal langsung tergenggam erat dan matanya langsung berubah tajam.
"HEH NGAPAIN LO JAMBAK-JAMBAK RAMBUT CEWE GUE. KALO LO GASUKA KARENA GUE MUTUSIN LO,TINGGAL BILANG SAMA GUE. GAK PAKE ACARA NYAKITIN CEWE GUE SEGALA. "maki Echal.
Lagi dan lagi akupun hanya bisa terdiam sambil menangis.
Disudut mataku aku menangkap senyuman licik Tessa.
"pengkhianat. "batinku.
"aku benci pengkhianat"batinku lagi.
Kata-kata itu terus memutari benakku. Sampai akhirnya akupun memutuskan untuk pergi dari situ.
Sebelum aku meninggalkan tempat ity aku mendengar Echal berteriak kepadaku.
"Sekali lagi lo macem-macem sama cewe gue, abis lo anak sampah!!! "ancam Echal kepadaku.
Aku tidak perduli, aku berlari dan terus berlari.
Dengan air mata yang berlinang aku pun berlari kearah rooftop sekolah.
Disitu aku langsung menumpahkan tangisanku.
Aku menumpahkan segala keluhku.
Mengurangi beban yang kurasakan didadaku.
"Kalo aku terlahir emang kesalahan terbesar.Kenapa Tuhan menciptakan aku."lirihku.
"KENAPA TUHAN GAK NGAMBIL NYAWA AKU AJA. "
"AKU CAPEK. AKU LELAH. A.. AKU GAK KUAT LAGI TUHAN."
"SEMUA UDAH GAK ADA YANG PEDULI LAGI SAMA AKU. "
"KENAPA?! "
"KENAPA TAKDIR SELALU MEMPERMAINKANKU!! "
Aku berteriak sekencang-kencangnya mengeluarkan beban dihatiku.
Aku mulai menangis lagi.
"Bangkit.Jangan nyerah"
Aku mendongakan kepala.
Ada sapu tangan yang terpampang jelas didepanku.
Aku melihat siapa orang yang mendengar keluh kesahnya sedari tadi.
Aku mengambil sapu tangan itu dan melihat siapa pemiliknya.
Dia,Kenzo Fabian Athaya.
Laki-laki yang paling ditakuti disekolah.
Terkenal dengan kesadisannya. Kedinginannya. Kecuekannya. Dan ketidak pedulian yang sangat tinggi.
Namun mengapa ia memberiku sapu tangan?
"Jangan menyerah.Lo pasti bisa. "ucapnya lagi.
Aku hanya menggangguk-angguk.
"Nama. "ucapnya
"Hah? "tanyaku.
"Nama. "ulangnya.
"Oh. Adelia Zahra. "ucapku.
"Kelas"ucapnya.
"XII IPA-1 "jawabku.
Setelah menanyakan itu ia langsung pergi.
Bingung. Itu yang kurasakan.
Entahlah bukan urusanku.
****
Fsdini
Senin, 12 Februari 2018
Jakarta, Indonesia
Vote, comment, and Share ❤
ps:Wellcome to my new story! I hope you enjoy it 💓
KAMU SEDANG MEMBACA
Look At Me!
Teen FictionPLEASE, DON'T COPY MY STORY! **** Bagaimana rasanya tidak dianggap oleh keluargamu sendiri? Bagaimana rasanya dikhianati oleh pacar dan sahabatmu sendiri? Bagaimana rasanya dikucilkan dan tidak diperdulikan? Bagaimana rasanya menjadi yang selalu...