****
"Memilih bertahan disaat semua orang pergi menjauh,adalah salah satu bentuk cinta yang tulus. Dan aku memutuskan,menetap."-Kenzo.
****
"Kamu bilang apa?"
"Kamu tau darimana?"
Jujur,Adel sangat-sangat terkejut mendengar pengakuan lelaki didepannya.
"Rahasia."jawab Kenzo dengan menyebalkannya.
Adel tersungut kesal.
"Dih,yaudah kalo gamau ngasih tau."
Kenzo tertawa puas,"Yah ngambek deh tuan putri nya."ucap Kenzo sambil mengacak-acak rambut Adel.
Adel hanya diam saja. Dasar wanita kalo marah hanya bisa diam saja.
"Nanti deh,kapan-kapan aja aku kasih tau."ucap Kenzo
"Makanya kamu sembuh dulu yaa."tambah Kenzo.
Adel tetap diam dan menatap kearah lain,Kenzo yang gemas menarik Adel kepelukannya."Gausah ngambek mulu.Nanti aku makin sayang."
Wajah Adel langsung memerah karena malu.Sedangkan Kenzo hanya tertawa gemas.
Adel tiba-tiba teringat,sudah berapa hari ia tidak pulang.
"Oh,iya nanti aku pulangnya gimana?"tanya Adel.
Kenzo meraih tangan Adel lalu mengelusnya,"Kalo kamu gamau pulang juga gapapa,aku tau kok. Nanti tinggal sama aku aja."
"Ih,ngga."
"Nanti aku pulang dulu aja."tolak Adel.
"Yaudah,tapi kalo emang mereka gak nerima kamu,kamu bisa ke aku kapan aja.Inget ya!"
Adel mengangguk-angguk sambil tersenyum gemas ke Kenzo.
Kenzo yang gemas tentu saja mencubit gemas pipi Adel.
"Kenzoo sakiiit!!!"keluh Adel.
Kenzo pun hanya tertawa puas.
****
"Kemana sih anak itu?"
"Bisanya bikin susah doang."
"Ya aku mana tau sih mah,gapeduli juga."Ucap Vino acuh.
Sedari tadi mamanya hanya mondar-mandir tidak jelas,sambil mendumal keberadaan adiknya.
Ah Vino lupa,adik?ia sudah tidak dipantas disebut panggilan itu.
Vino melanjutkan perjalanannya menuju dapur,lalu membuka kulkas dan mengambil minum.
"Emang kamu gatau apa dia kemana?"tanya mama.
Vino mengeryit,"Jangan bilang mamah khawatir?"duga Vino.
Mama dengan ekspresi terkejut,namun langsung menutupinya.
"Ngg--Ngga,siapa bilang mama peduli"jawab mama dengan terbata-bata.
Vino menaruh gelas tersebut lalu menatap mamahnya.
Sambil menaikan satu alisnya ia bertanya,"Yakin?"
Mama mengangguk ragu.
"Ya,kalo gada dia kan gada yang bersih-bersih rumah."ucap mama.
"Oh gitu."balas Vino.
Vino kemudian berjalan kearah kamarnya,namun sebelum itu saat melewati mama dia berucap.
"Kemarin sih masuk rumah sakit lagi,kalo gak salah dibully lagi."ucap Vino enteng.
"Tapi yaudah lah,gapeduli juga."Vino kembali melanjutkan jalannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Look At Me!
Teen FictionPLEASE, DON'T COPY MY STORY! **** Bagaimana rasanya tidak dianggap oleh keluargamu sendiri? Bagaimana rasanya dikhianati oleh pacar dan sahabatmu sendiri? Bagaimana rasanya dikucilkan dan tidak diperdulikan? Bagaimana rasanya menjadi yang selalu...