12.Selintas kata dan kita.

1.6K 92 6
                                    

****
"Aku,kamu,waktu. Semua bisa berubah,seiring waktu dan sealam semesta mau. Dan itu,berlangsung kapan pun."-fd

****
Flashback on.

"Adel,sini yuk."

Vino menggandeng tangan Adel menuju suatu tempat.

Vino membawa Adel kesebuah taman yang ada sebuah danau kecil.

"Sini,duduk."

Adel kecil hanya duduk dengan perasaan senang.

"Abang,danau nya ada buaya gak ya"sebuah pertanyaan anak kecil yang biasa.

Vino tertawa kecil, " Ada. Nanti bentar lagi juga kesini,gigit Adel katanya."

"Ihhh abanggg!!!" Seru Adel sebal.

Vino hanya tertawa melihat adiknya itu.

Vino menghela nafas,lalu merangkul adiknya itu.

"Lihat deh itu."

Vino menunjuk kearah danau.

Adel kecil mencari-cari apa yang dimaksud Vino.

"Ada apa bang?"tanyanya bingung.

"Itu,ada itu."sambil mendekatkan pipinya kearah Adel.

"Itu del."ujar Vino.

Adel menoleh lalu bibirnya mengenai pipi abangnya.

"Nah gitu dong. Asik nih dicium-cium sama adik cantik hehe."ujar Vino.

Adel memukul-mukul pelan Vino.

"ABANG NGESELIN!!!"

Dilanjutkan dengan tawa bahagia Vino.

Dan harus diingat.

Itu dulu.

Flashback off.

****

"Ahh!! Kenapa sih aku harus lahir!!"

"Kenapa harus aku yang kayak gini!"

"Kenapa Tuhan gak ambil nyawa aku aja!!"

"Aku gakuat Tuhan."

Aku.

Si bodoh yang tidak berguna.

Tidak ada gunanya.

Tidak diinginkan keluarga sendiri.

Luka sayatan dimana-mana.

Darah dan bau anyir dimana-mana.

Aku tertawa sendiri melihat diriku yang seperti ini.

Miris.

"Lo ngapain sih!!!?"ujar Kenzo dengan nada marah.

Dan ya,ku yakin ia sangat marah.

Aku menoleh kearahnya,lalu tertawa lirih.

"Kenapa?aku cape."

Kenzo membuka jaketnya lalu langsung memakaikannya kebadanku.

"Kalo emang lo ngerasa diri lo gak guna. Setidaknya bertahan del,demi gua."ucap Kenzo lirih.

"Gue butuh lo,del."

"Gue butuh lo."gumam Kenzo.

Aku tertegun.

Lalu,aku menangis.

Ya. Aku memang bodoh.

Membiarkan orang yang tulus denganku,menjadi khawatir karena kebodohanku.

Kenzo lalu memeriksa pergelangan tanganku yang sudah berlumur darah dan sangat anyir.

"Dengan kayak gini?lo harus kayak gini?"tanya Kenzo tajam.

Aku diam.

"Harus kayak gini del?"tanya Kenzo lagi namun dengan nada lirih.

Kenzo terduduk lemas.

"Aku cuman khawatir del. Aku gamau kamu kenapa-kenapa."

"Aku sayang kamu,del."ujar Kenzo dengan masih kepala yang tertunduk.

Aku mengangkat kepala Kenzo,seolah menyuruhnua untuk menatapku.

"Maaf."

"Maaf."

"Maaf."

Hanya kata itu yang terlintas dan terucap dari lisanku.

"Maaf."

"Maaf. Gak seharusnya aku kayak gini. Gak seharusnya aku buat kamu khawatir. Maaf."ucapku sambil menatapnya lembut namun dengan perasaan sangat bersalah.

Kenzo menghela nafas berat.

Kenzo meraih tanganku.

"Aku cuman khawatir del. Aku gamau kamu nyakitin diri kamu sendiri."

"Saat ada yang ganggu kamu,sakitin aku del. Jangan diri kamu sendiri."

"Aku rela,del."

"Karena aku sayang kamu,Adelia Zahra."

****
Fsdini
Selasa,3 Maret 2020.
Jakarta, Indonesia.
Vote, comment, and share ❤
ps: sorry! double update ya hehe.
semoga kalian ga lupa ya ceritanya:(

Look At Me! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang