****
"When you tired, just close your eyes and remember. God loves you. "-unknwn****
Entah mengapa sejak ia datang, hidupku berubah.
Entahlah aku seperti mendapat sebuah perlindungan.
Ia selalu protektif melindungiku, seolah aku miliknya.
Namun aku tahu diri, aku bukan siapa-siapa baginya.
Aku hanyalah teman.
Ya teman.
****
Aku sudah terbiasa dengan semua lingkungan ini.
Aku yang tidak dianggap oleh keluargaku sendiri.
Aku yang dikhianati sahabatku sendiri.
Aku yang diputusi mantan pacarku, karena aku hanya taruhannya.
Dan sekarang aku sedang dibully karena dekat dengan Kenzo, most wanted SMA Kebangsaan.
Tessa kali ini hanya diam menonton, ia membiarkan temannya Chaca yang membully-ku.
Chaca mendorong tubuhku untuk masuk kedalam toilet.
Ia lalu langsung menjambak rambutku, sambil menginstruksikan temannya untuk memegang lengan dan kakiku karena aku memberontak.
Chaca mengambil lipstick dari tasnya lalu ia mencengkram wajahku.
Aku menatapnya dengan penuh kebencian begitupun sebaliknya.
Ia tertawa sinis.
"Huh, gak kapok juga ya lo ternyata. Jagoan ya sekarang mentang-mentang Kenzo belain lo!!"ucap Chaca sambil mencoret-coret wajahku dengan lipstick-nya.
Kedua temannya pun melakukan hal yang sama. Hanya Tessa yang sedang merekam dan tertawa puas.
"Lo tuh cuman sampah disini! Anak pungut aja belaga lo!! "ucap Siska salah satu dari mereka.
Prilia yang hanya diancam untuk ikut bullyan itu hanya diam namun tetap memegang kedua tanganku.
Mereka terus menerus menyoretkan lipstick itu kewajahku, merobek seragamku dan menggunting-guntingnya.
Dan yang terakhir ku lihat, Tessa memasukan handphonenya kesaku dan berjalan kearahku.
Lalu mendorongku keras, sampai kepalaku terkena tembok.
Sehabis itu.
Semua gelap.
Dan yang terakhir ku ingat, suara dingin dan tajam itu membentak mereka.
****
Aku terbangun disebuah kamar yang asing, namun wangi maskulin itu sangat menyengat dan menenangkan.
Aku perlahan bangkit dari ranjang itu, namun usahaku gagal karena kepalaku sangat pusing.
"Jangan dipaksa. "ucap lelaki itu.
Aku menoleh kearah sumber suara itu.
Lelaki itu mulai berjalan mendekat kearahku.
"Kenzo? "cicitku.
Kenzo hanya menghela nafas lalu duduk disamping ranjang.
Ia menjulurkan tangannya memeriksa suhu tubuhku.
"Lo demam, terus lo gue bawa ke apart gue. "ucap Kenzo.
Aku masih terdiam membisu.
Kenzo menghela nafas lagi.
"Gue gak ngapa-ngapain lo kok,tenang aja. Sekarang lo makan ya. "ucap Kenzo lalu keluar dari kamar itu.
Selang beberapa menit Kenzo kembali membawa nampan yang berisi bubur, air putih hangat dan obat.
"Makan ya. "ucap Kenzo.
Aku mengangguk lalu berusaha bangun dari tidurku.
Melihatku kesusahan Kenzo dengan sigap langsung membantuku, dan menaruh bantal untuk aku senderi.
"Makasih"ucapku sambil tersenyum tulus kepadanya.
Ia hanya mengangguk sambil mengambil bubur yang ada diatas nakas.
Ia menyendoki bubur itu lalu menyodorkannya didepan mulutku.
"Buka mulutnya."titah Kenzo.
Aku menggeleng, "Biar aku aja"ucapku.
Kenzo tetap pada pendiriannya.
"Buka atau gue paksa pake cara gue sendiri. "ucap Kenzo tajam.
Aku mendengus kesal namun tak urung membuka mulutku.
Aku melihat Kenzo dengan telaten ia menyuapiku sampai benar-benar habis.
Ia lalu menaruh mangkuk bubur itu lalu mengambil obat dan air.
"Minum dulu ini airnya, baru minum obat. "ucap Kenzo.
Aku menggeleng tak mau.
"Aku gabisa minum kapsul. "ucapku sambil tertunduk.
Kenzo tidak berkata apapun ia berdiri dan tak lama kembali lagi.
"Ini udah aku gerus jadi tinggal minum pake air. "ucap Kenzo.
Kemudian aku dengan hati terpaksa membuka mulutku lalu meminum obat itu.
"Jam berapa sekarang? "tanyaku.
Kenzo yang sedang membereskan nakas itu lalu menoleh kearahku.
"9"ucapnya santai.
"Oh sembilan. "
Aku langsung terperanjat dan bangun dari kasur.
"JAM SEMBILAN? WOI ELAH GUE MESKI PULANG, KENZO YANG BENER AJA."teriakku panik sambil berlari kesana-kesini diruangan itu.
Kenzo yang melihat itu hanya terkekeh sambil menggeleng kepalanya.
Hap!
"Gotcha. "ucap Kenzo.
Sekarang aku sedang berada dipelukan lelaki menyebalkan ini.
"Ih lepasin, gue mau pulang ihh"ucapku kesal.
Kenzo tidak melepaskannya namun menggendongku tiba-tiba lalu menaruh tubuhku diranjangnya.
"Istirahat."ucapnya sambil menyelimutiku.
"Ken... "lirihku.
Ia mengusap wajahnya lalu duduk disamping ranjang.
"Sekarang lo istirahat,gausah mikirin apa-apa. Besok lo gue anter pulang, gue jelasin sama ortu lo."ucapnya lalu mematikan lampu kamar dan menyalakan lampu tidur.
Ia bangkit, namun aku menahannya.
"stay here. don't leave me alone. "lirihku.
Ia kemudian menarik selimut dan ikut berbaring diranjang bersamaku.
Ia kemudian menaruh kepalaku di lengannya, kemudian memelukku erat.
Nyaman.
Itulah yang kurasakan sekarang.
Tidak butuh waktu lama akupun terlelap bersamanya.
"Sleep well, sweetie. "
****
Fsdini.
Jum'at, 18 Mei 2018
Jakarta, Indonesia.
Vote, comment, and share ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Look At Me!
Teen FictionPLEASE, DON'T COPY MY STORY! **** Bagaimana rasanya tidak dianggap oleh keluargamu sendiri? Bagaimana rasanya dikhianati oleh pacar dan sahabatmu sendiri? Bagaimana rasanya dikucilkan dan tidak diperdulikan? Bagaimana rasanya menjadi yang selalu...