LOLA (Loading Lama)

26

" Dara dengerin gue dulu..."

Dara terus saja berjalan tanpa memperdulikan lelaki yang sedari tadi mengikutinya.
Genta tetap saja bersikukuh untuk menghentikan langkah Dara dari tempat parkir hingga kini memasuki ruang kelas tepat disamping meja guru didepan kelas.

"Dara...please..."
Genta meraih pergelangan tangan Dara,

"Lepasin tangan gue!"
Teriak Dara sambil menapis tangan Genta.

kelas yang awalnya ramai oleh suara bising dari para anggota kelas yang bersiap untuk memulai pelajaran,
Seketika terhenti,memandang ke arah mereka berdua dengan ekspresi aneh dan heran,termasuk juga Sarah .
Tak sedikit yang menjadikan mereka berdua sebagai tontonan, serta bahan tertawaan.

"Sekarang Lo percaya kan sama gue?"
Tanya Genta,tanpa memperdulikan ejekan-ejekan dari temannya.

"Apa yang bisa Lo buktiin ke gue,biar gue percaya kalo Lo itu bener-bener Adit??"
Jawab Dara dengan nada ketus.

Genta terdiam,.

"Kenapa Lo diem?,gak bisa jawab?,
Sekarang gue ngerti kalo Lo adalah manusia yang gak pernah bisa dipercaya.."

Setelah itu,Dara bergegas menuju ke bangkunya meningalkan Genta yang masih saja terdiam di posisinya.

Beberapa detik kemudian Genta mulai membuka mulutnya,berbicara keras seolah agar semua orang dalam ruang itu

"Mohon perhatiannya,Semuanya...
Dengerin gue, Nama gue Adit.
Adit..."

Teman-teman dalam kelas itu pun mulai mengejek nya.
Dengan berkata seolah Genta itu bodoh.

"Apa paan sijh Lo Ta?.mau latihan pidato buat upacara hari Senen besok?.."

"Gak jelas banget nih anak.."

"Kayak pengangguran aja Lo Ta,gak ada kerjaan lain apa yang ada faedahnya gitu.."

Dan cemoohan yang lain sebagainya,bahkan Toto dan Romi sempat melempar-lemparinya dengan robekan-robekan kertas.

Tetapi Genta tak juga peduli.
Ia tetap meneruskan kalimatnya.

"Gue ganti nama setelah lulus SD karna gue sering sakit-sakitan.itu tradisi dari keluarga gue"

Seisi kelas itu mulai tertawa.seluruhnya kecuali Dara dan Sarah yang terlihat serius menyimak ocehan Genta.

"Woy,pe'ak banget sih Lo,apa hubungannya penyakit ama nama?
Sakit itu ya minum obat Cong..."

Dan mereka pun kembali tertawa dengan penuh kesenangan.
Seolah apa yang mereka dengar itu adalah sebuah pertunjukan stand up komedi.

"Sttt Ra...dia itu kenapa sih?"
Bisik Sarah,sambil mencolek lengan Dara.

"Gak tau..kesambet kali.."
Jawab Dara datar.

"Dan dia...

Genta mengacuhkan jari telunjuknya kearah Dara..
Kompak para penghuni kelas mulai menengok ke arah Dara.

"Dara Paramitha.
Dia sahabat gue sedari kecil,karna gue ganti nama dan baru ketemu dia lagi di SMA ini,dia bilang kalo dia gak percaya kalo gue Adit .sahabat kecilnya,tapi gue yakin kalo untuk yang kali ini dia percaya kalo gue adalah Adit.,dia peduli dan sayang sama Adit,begitu pun juga Adit pada Dara."

"Cie cieeeee..."

Kompak penduduk dikelas ini mulai bersorak dengan penuh semangat.
Sarah hanya memperhatikan Dara dengan heran.terlihat pipi Dara mulai memerah lagi.

Dara bangkit dari duduknya dan menghampiri Genta dengan penuh kegeraman.

Plakkk'

Sebuah tamparan mendarat mulus di pipi kiri Genta,genta meringis kesakitan sambil memegangi pipi nya yang memerah.

"Lo sengaja bikin gue malu..?"
Gentak Dara pada Genta dengan nada tinggi.

Dara berlalu meninggalkan kelas.

"Dara tunggu.."
Genta berusaha mengejar Dara sampai ke depan kelas.

"Apa lagi sih dit..?"
Dara memberhentikan langkahnya.

"Dit??,maksud Lo Adit?.
Sekarang Lo udah percaya sama gue kalo gue itu Adit?.."
Genta membulatkan matanya seakan tak percaya dengan ucapan Dara barusan.

'upps aduhh,gue malah keceplosan,
Goblok banget sih gue.'
Dara merutuki dirinya sendiri.
Lolanya kumat lagi.

"Yesss yuhuuu gak sia-sia usaha gue buat ngeyakinin Lo,dan ternyata gue berhasil."

Genta berjingkrak,setangah girang penuh kemenangan.sampai-sampai lupa bahwa ia sedang dimata-matai oleh pak Irwan yang akan masuk ke kelas mereka.

"Stttt..ta,ada pak Irwan tuh.."

Dara menyenggol-nyengol lengan Genta untuk memberi kode bahwa ia sedang diperhatikan oleh pak Irwan.

"Kalian berdua kenapa masih diluar?,gak denger apa bel udah bunyi?,masuk ke kelas kalian sekarang!"
Bentak pak Irwan.