Jam pulang sudah dari tadi berdentang, tapi entah mengapa mereka masih belum pulang juga, apa mereka akan melampiaskan amarahnya padaku lagi?
Aku sengaja membereskan buku dengan lambat dan sesekali melirik kearah pintu. Mereka masih disana.
"Hoii, cepatlah." ucap salah satu dari mereka seraya melempar sebuah kertas kearahku.
Aku masih membereskan meja, buku-buku itupun sengaja ku keluar masukan semoga mereka tidak menyadarinya.
"Kau ini lama sekali, lebih baik kau tinggalkan tas itu dan ikut kami," ucap si ketua itu sadar akan apa yang aku perbuat dengan isi tasku, ia berjalan menghampiri lantas dengan terburu-burunya aku langsung memasukkan semua peralatanku dengan acak.
Aku meringis begitu si ketua menarik rambutku, apa yang dipikirkan olehnya sih? Sampai-sampai setega ini, orang tuanya tidak mengajarkan sopan santun?
***
Kami sampai di taman belakang sekolah, seperti yang tadi kukatakan. Bel pulang sudah berbunyi dan disini sangat sepi.
Aku menatap nanar mereka bertiga, tatapanku fokus kepada gadis berambut pirang itu. Ia masih diam sejak si ketua menarik rambutku, dari raut wajahnya bisa ku simpulkan bahwa ia gelisah atau entahlah, aku kurang begitu memahami raut-raut wajah seseorang.
"Kau berjalan dengan Rhee lagi kan?" aku mengalihkan tatapan dari gadis berambut pirang, dan menatap ketua dengan raut bingung.
"Heii jawab apa kata ketua, kau mau kami beri hukuman!?"
Dan lagi heii siapa Rhee itu? Apa dia sejenis Elf? Atau Demon? Ahh tidak, mahkluk seperti itu tak ada didunia nyata.
"Heii kau mendengar kami bicara tidak sih!?"
'Bugh'
Aku memegangi perutku yang baru saja ditinju oleh si ketua. Aku menatapnya tajam, sembari meringis pelan.
'Bugh'
Sebuah tinjuan melayang lagi di wajahku.
'Bugh'
Lagi, tinjuan itu mengenai tepat di rahangku.
Semoga gigi-gigi ku tak patah, dan semoga sepulang nanti aku tak dimarahi, jujur aku takut.
Setelah puas memukulku, mereka nampak berunding sebentar sebelum akhirnya salah satu dari mereka maju.
"Cuih, ayo kita pergi dan tinggalkan si jalang tak tahu diri disini" sebelum mereka benar-benar pergi, mereka meludah didepan kakiku. Aku yang merasa jijik hanya bisa memundurkan kaki perlahan.
Kalian tahu mengapa aku tak melawan mereka? Tubuh mereka jauh lebih besar dan kekar untuk ukuran perempuan, sedangkan aku hanya biasa-biasa saja, kesimpulannya aku tak mungkin memang melawan mereka yang bertiga.
Aku bangkit dari duduk, dan mulai berjalan tertatih-tatih menuju gerbang sekolah juga rumahku.
ToBeContinue🍃
A/n
Revisi pertama selesai
--Rie♡
--27 Mei 2018--
--15 Juli 2019--
KAMU SEDANG MEMBACA
Magician [END]
Fantasy[Fantasy & (Minor)Romance] Tadinya aku berpikir, memiliki kekuatan itu seperti pada film fantasi yang ku tonton, menakjubkan. Namun aku salah ternyata memiliki kekuatan itu tak seindah film-film fantasi, kekuatan yang entah bagaimana bisa berada dal...