Di lain tempat.....
"Ehh apa katamu? Atha sudah tidak ada saat kau meninggalkan dia dibawah pohon itu?" tanya gadis dengan surai putih pirang menginterogasi.
"Bodoh sekali kau, Fya." ujar seorang lelaki menyindir gadis bernama Fya itu.
Fya menunduk diam. Ia bingung harus menjawab apa lagi, karena memang itulah yang terjadi.
Mendongak, Fya menatap gadis dan lelaki itu bergantian. "Tapi sungguh, memang itu yang terjadi, Lya." ucap Fya mencoba membela diri.
Gadis yang dipanggil Lya menggelengkan kepalanya, "huh, Anli? Bagaimana menurutmu?" Lya menoleh menatap lelaki yang dipanggil Anli itu.
Anli menatapnya lamat-lamat, "emm ... mungki yang dikatakan Fya memang benar, jadi apa kita harus mencarinya?" Anli balik menanyakan.
"Ya itu harus." ucap Lya setengah semangat.
Lya menghela nafas, "tapi, Fya...," ia menoleh ke arah Fya. "Jangan beritahu si nenek tua itu, ok?" lanjut Lya sembari mengacungkan jempolnya.
Fya hanya mengangguk mengiyakan ucapan Lya. Nenek tua yang dimaksud itu mungkin Bu Sefania?
(kalo lupa siapa Sefania baca lagi bagian 10)
***
"Pertama-tama kita akan pergi ke pohon itu dimana terakhir kali kau melihatnya," ucap Lya sembari memegang sapu terbang dan bersiap-siap untuk terbang.
Fya mengangguk, ia menaiki sapu terbangnya mengucapkan mantra singkat lalu ia melesat diikuti Lya dan Anli yang berada di belakangnya.
Sesampainya mereka di pohon itu, Lya memandang pohon itu lamat-lamat. Tak ada yang aneh, semua normal hanya saja ada beberapa helai rambut berwarna putih.
Lya memungut rambut putih itu, "ini seperti milik Clarissa." gumamnya setelah terdiam cukup lama.
Anli juga Fya menatap bingung Lya. Siapa yang dimaksud Lya disini? Mereka tidak mengerti.
"Siapa ... tadi?" tanya Fya penasaran disusul anggukan kepala dari Anli.
Lya menghela nafas, menepuk keningnya ia menggeleng pelan. "Dia dari keluarga Antenuao ... dan emm? Kalau tak salah ia itu reinkarnasi dari Ratu Shapeshifter?" jelas Lya panjang lebar.
Fya mengangguk seolah mengerti siapa Clarissa itu.
Lya menatap Fya yang menganggukkan kepala itu dengan tatapan bingung. "Fya, apa kau tidak tahu rambut putih ini? Satu-satunya di dunia sihir yang memiliki rambut putih itu kan cuma Clarissa." jelas Lya lagi.
Fya terkekeh.
"Maaf-maaf, aku tak begitu memperhatikannya." ucapnya sambil mengusap belakang kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magician [END]
Fantasy[Fantasy & (Minor)Romance] Tadinya aku berpikir, memiliki kekuatan itu seperti pada film fantasi yang ku tonton, menakjubkan. Namun aku salah ternyata memiliki kekuatan itu tak seindah film-film fantasi, kekuatan yang entah bagaimana bisa berada dal...