Sekilas info : dimulmed itu ceritanya sampul buku Sejarah Sihir yang pengarangnya tidak diketahui dan anggap aja Unknown😂#maksaceritanya.
"Aku Ao ... salam kenal...," ucap gadis pirang itu ketika AiLin, Lya, Atha juga Kuroto menanyakan siapa dirinya.
Mereka berempat sedang duduk di taman belakang sekolah.
Lya menikmati angin yang berhembus dengan tenang. AiLin tengah menatap Ao penuh kecurigaan. Kuroto? Abaikan dia. Sedangkan Atha, ia sedang membaca buku Sejarah Sihir yang dari kemarin belum ia baca.
"Namamu Ao?" tanya AiLin mengulangi nama gadis pirang itu.
"Ya. Aku Ao ... maksud kedatanganku kemari adalah, mengambil gadis itu ... Ia mempunyai kekuatan yang berbahaya. Yang membuatnya terancam...," ucap gadis pirang itu langsung kepada intinya.
Merasa dibicarakan, Atha menolehkan kepala coklatnya dan menatap gadis pirang itu dengan tatapan tidak suka, "apa maksudmu?"
"Buku itu yang kau pegang adalah milik kami." gadis pirang itu lalu menunjuk buku yang berada digenggaman Atha.
Atha lantas memeluknya erat dan menyembunyikannya dibalik punggung. "Dia kemana!?" AiLin berseru karena gadis pirang itu baru saja menghilang dari sampingnya.
"Sudah kubilang, buku ini milik kami." ucapnya yang sudah berada dibelakang Atha seraya memutar buku Sejarah Sihir itu.
"Si-siapa yang kau maksud kami?" Atha berbalik, dan menatap gadis pirang itu dengan tatapan yang sulit diartikan.
Sementara Lya yang kebetulan berada dekat Atha langsung memeluknya erat dan mulai mengucap sebuah mantera, "teleportav." dan seketika mereka berdua pun lenyap.
"Apa kakakmu belajar mantera-mantera seperti itu? Bahkan buku itu juga menghilang," gadis pirang itu menolehkan kepala pirangnya kearah AiLin.
AiLin yang tak mengetahui apapun, hanya bisa menggedikkan bahunya.
"Nah coba pegang tanganku," lanjut gadis pirang itu seraya menjulurkan tangannya ke AiLin juga Kuroto.
AiLin tak membalas juluran tangannya begitupun dengan Kuroto. Tak ingin membuang waktu lagi, gadis pirang itu menarik paksa lengan mereka dan mengucapkan mantera seperti yang diucapkan Lya.
***
"Huwa ... kau membawaku kemana Lya?" ucap Atha yang masih memejamkan matanya mulai membuka mata.
Disini gelap, mungkin itu yang dipikirkan oleh Atha.
"Kita akan segera sampai," ucap Lya berusaha setenang mungkin.
Setelah hampir beberapa menit mereka melintasi ruangan yang gelap itu, mereka sampai di sebuah gedung bertingkat tiga yang mempunyai ukuran lebih dari Otorish High School yang notabene punya ukuran besar juga.
Di depan gerbangnya terpampang tulisan yang cukup besar.
'Claxi Academy'
Lya langsung menarik lengan Atha yang sempat mematung itu, begitu sampai di depan gerbangnya, gerbang itu terbuka dengan sendirinya.
'Cling'
Mereka berdua lenyap lagi dari depan gerbang dan muncul di ruang guru.
"Kau mempunyai buku itu kan?" tanya seorang yang dibalik kursi besar yang menghadap belakang.
Atha yang pada dasarnya norak masih menatap kagum sekelilingnya tanpa menghiraukan perkataan seseorang itu.
"Heii Atha," menyadari kekaguman Atha, Lya langsung menyikut Atha.
"Aduh," Atha meringis pelan seraya memegangi pinggangnya.
"Jawab pertanyaan dia." bisik Lya tepat ditelinga Atha.
Atha yang mendengarnya pun langsung mengangguk. "Ia membelakangi kita, bodoh!"
Atha memirigkan kepalanya bingung.
"Ia menemukannya di toko buku. Buku yang kau maksud itu yang ini kan?" segera Lya merampas buku yang masih Atha peluk dan mengarahkan tangannya ke depan.
Kursi itu tampak berbalik, dan memperlihatkan wanita tua, ahh tidak wanita yang setengah tua itu.
Wanita itu menatap buku di genggamannya Lya dan mulai tersenyum.
"Kau salah satu mantan murid disini kan?"
Deg.
Jantung Lya seketika terhenti, ketika mendengar kata mantan yang ditorehkan wanita itu.
Memang benar, dulu dirinya pernah berbuat ulah yang menyebabkan Claxi Academy mengalami pencorengan nama baik.
Lya tak sengaja membuat ramuan peledak, dan ia meledakkan hampir seluruh ruangan yang ada di Claxi Academy. Beruntung, tak ada korban saat peristiwa itu berlangsung.
Atha masih setia menyimak percakapan yang tak diketahuinya, yang terpenting baginya adalah ruangan guru ini begitu luas dan indah.
"Ya. Kalau benar begitu, mengapa? Apa aku tak boleh menginjakkan kakiku di Akademi ini lagi hanya karena aku mantan murid disini?" Lya menaruh tangannya ke pinggang dan nada suaranya mulai meninggi.
"Kerjamu juga cukup bagus, kau memancing Ao ... gadis pirang itu dan beberapa orang yang menemaninya kemari. Aku sudah lama ingin menangkapnya, ia terus berbuat ulah di dunia manusia." kata wanita itu seraya beranjak dari duduknya dan mulai menghampiri Lya.
Ia mengelus kepala Lya, "Berhenti mengelus kepalaku." detik itu juga Lya langsung menyingkir dan menarik lengan Atha.
"Nah mari kita mulai perkenalannya," ucapnya lalu membungkukan badannya.
Lya hanya bisa menatap jengkel, sedangkan Atha menatap penuh keheranan.
ToBeContinue🍃
A/n
.
--Rie♡
--29 Mei 2018--
--20 Juli 2019--
KAMU SEDANG MEMBACA
Magician [END]
Fantasi[Fantasy & (Minor)Romance] Tadinya aku berpikir, memiliki kekuatan itu seperti pada film fantasi yang ku tonton, menakjubkan. Namun aku salah ternyata memiliki kekuatan itu tak seindah film-film fantasi, kekuatan yang entah bagaimana bisa berada dal...