20

287 16 4
                                    

PERTAMA KALI

inggrit tidak mengira jika orangtuanya akan mengizinkan Inggrit untuk pergi makan malam ke rumah Bryan. Apakah orangtuanya menyukai Bryan? Sudahlah lupakan!!

Dan sekarang Inggrit merasakan bahwa ia sedang berada di alam mimpi, bagaimana tidak? Semuanya sangat cepat berlalu.

Dari awal ia melihat Bryan, dan saat itu juga ia langsung menyukai laki-laki itu. Dan walaupun Bryan pernah mengata-ngatainya.

Tapi semenjak itu Inggrit tahu satu kepribadian Bryan. Yaitu sangat pendiam dan memiliki mulut yang kalau bicara suka langsung-langsung saja. Tidak memikirkan perasaan orang lain.

Dan Bryan paling tidak menyukai cewek-cewek yang MPO (Menarik perhatian orang).

Lihat saja ketika di kantin pasti seluruh mata memerhatikan Bryan dan teman-temannya itu. Sebagian dari mereka pasti berani menggoda Bryan untuk ajak makan malam lah, jalan bareng lah, atau hal lain sebagainya. Tapi itu tidak membuat Bryan tertarik.

Dan sekarang Bryan mengajakkan Inggrit untuk makan malam? Langsung makan malam loh ini? Dirumahnya pula?!

Betapa bahagianya Inggrit saat ia mendapat izin tadi. Rasanya ia ingin jingkrak-jingkrak saja.

Sekarang Inggrit sudah siap dan tinggal menunggu kedatangan Bryan untuk menjemputnya. Inggrit menggunakan gaun selutut berwarna merah jambu dan dengan rambut yang ia biarkan tergerai saja. Inggrit terlihat manis dan lebih anggun dengan baju itu.

"Ilyyy.. Bryan datang tuh. Cepat turun" ujar Mama Inggrit sedikit berteriak

Cepat-cepat Inggrit merapikan baju dan rambutnya di depan cermin, walaupun sudah rapi sejak tadi sih. Dan setelah yakin bahwa penampilannya sudah oke, Inggrit langsung keluar dari kamarnya.

Tiba diujung tangga, jantung Inggrit seakan berhenti karena melihat Bryan tengah duduk di kursi di ruang tamu rumahnya itu.

"Ehh kok malah bengong? " tanya Mama Inggrit membuat Inggrit salah tingkah

"Ma, Inggrit pamit dulu ya" ujar Inggrit sambil menyalami punggung tangan Mamanya itu

Melihat itu Bryan langsung berjalan ke arah Inggrit dan juga sambil menyalami punggung tangan Mama Inggrit.

"Pergi dulu ya, Tan"

"Iya, hati-hati ya. Jangan lupa jagain Ily ya. Nanti dia kabur, anaknya emang agak nakal" ujar Mama Inggrit sedikit ngawur

"Mama ihh!!" sungut Inggrit ditengah langkahnya berjalan keluar rumah

"Assalamuailaikum, Tan" ujar Bryan

"Waalaikumsalam" jawab Mama Inggrit

Keduanya berjalan ke arah mobil yang tengah terparkir di depan gerbang rumah Inggrit itu.

💛💛💛

"Ayo turun! " ujar Bryan setelah sampai di rumahnya dan membukakan pintu mobil untuk Inggrit

Hening.

"Ily... "

Hening.

"Lo ngelamun?" tanya Bryan sambil memegang bahu Inggrit, tentu saja hali itu membuat Inggrit terkejut setengah mati.

"Eh" ujar Inggrit gelagapan

"Turun! Udah sampe!!"

"I.. Iya"

"Gak usah tegang, santai aja kali. Wajah lo tuh kayak orang nahan beol aja" ujar Bryan ditengah langkah mereka menuju pintu utama rumah Bryan

"Apa ihh!! " ujar Inggrit sambil memukul bahu Bryan yang berjalan di sampingnya. Yang dipukul malah berhenti berjalan. Bryan melihat je arah Inggrit lalu melangkah ke arah Inggrit yang hanya berjarak satu meter dari arahnya itu.

Semakin dekat. Semakin dekat. Semakin dekat. Dan.....

Entah apa yang membuat Inggrit menutup matanya rapat-rapat. Seolah Bryan adalah hantu yang menyeramkan.

"Lo kenapa?!" Ujar Bryan sambil menjauh dari Inggrit

"Ehh gapapa" wajah Inggrit saat ini sangat merah merona

Entah Inggrit sedang grogi atau sedang nahan beol kali ya. Pakek acara tutup mata segala. Padahal Bryan hanya berniat menyingkirkan beberapa helai rambut Inggrit ke belakang telinga agar terlihat lebih rapi. Dan itu bukanlah untuk hal lain. Bukan.

"Kok gue mesum sih!! Ya allah maafkanlah hambamu yang sudah berpikir yang tidak-tidak ini. Mana mungkin Bryan nyium gue dodol!! Astaghfirullah" batin Inggrit

"Lo kenapa sih?! Bengong mulu. Kalau gak niat ya udahlah. Gue anter pulang aja. Nantik biar gue yang bilang ke nyokap sama bokap kalau lo lagi sakit atau apalah alasannya nanti" ujar Bryan sambil menyeret Inggrit ke arah mobil.

Nyeretnya lembut kok. Gak keras-keras, mana mungkin nyeret anak gadis orang dengan kasar. Ntar malah jadi brabe urusannya.

"Ehh jangan, B. Gak enaklah nantik,kan tadi udah janji" ujar Inggrit sambil melepaskan tangannya

"Ehh itu nak Inggrit sudah datang, ayo masuk" ujar Mami Bryan yang tengah berdiri di ambang pintu sambil tersenyum ramah

Ini adalah kali kedua bagi Inggrit bertemu dengan Mami Bryan. Dari raut wajahnya Inggrit tau kalau Mami Bryan menyukainya. Itu nyata bukan percaya diri yang berlebihan. Dan melihat itu Inggrit jadi sangat bahagia karena orangtua Bryan sudah menyukainya.

VOITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang