Ketika mencintai seseorang kita akan rela melakukan apa saja demi orang tersebut, dan ketika memendam rasa kita akan rela memperlihatkan yang terbaik walaupun itu menyakiti diri sendiri atau mengalah demi kebahagiaannya
Inggrit tiba dirumah Arga dan disambut ramah oleh Mamanya. Sebelum mereka latihan Inggrit ngobrol terlebih dahulu dengan Mama Arga. Benar sesuai informasi Melanie, Mama Arga lembut dan ramah, pantas saja Arga juga baik.
Dari arah taman belakang muncul seorang cewek, sepertinya itu kakaknya Arga. Cantik.
"Kak, sini dulu" panggil Mama Arga yang mengikuti arah pandangan Inggrit
"Eh ada tamu ya, pacarnya Arga ya?" tanyanya sambil tersenyum ramah
Inggrit berdiri dan mengulurkan tangan ke arah cewek itu. "Inggrit kak"
"Ariana. Kamu temennya Arga? Tumben Arga ngajak cewek mampir ke rumah hehe, pacaran ya?" goda Ariana
"Eh, temenan aja kak. Mau latihan musikalisasi buat lomba"
"PDKT aja dulu" goda Ariana lagi
"Eh-"
"Hoalah Kak, kamu ga brenti-brenti ya jadi mak comblang si Arga"
"Kasian si Arga jomblo dari lahir Ma"
"Hahaha, yaudah sana mandi tapi katanya mau pergi belajar kelompok"
"Oiyaa, duluan ya Inggrit" ujar Ariana sambil berlari menuju kamarnya, sebelum itu dia bertemu dengan Arga yang baru keluar dari ruang Familyroom mereka dan Ariana dengan jailnya mengganggu Arga "Gebetan ya Ga? Cantik kok, lanjutkan perjuangan mu. Hahhaha"
"Temen!" ujar Arga lalu berjalan menuju ruang tamu
"Ing, ayo latihan sekarang"
"Udah mau mulai ya, yaudah latihan yang maksimal ya biar juara. Oiya Inggrit, nanti sebelum pulang kamu makan malam disini dulu ya"
Sebelu menjawab Inggrit melirik ke arah Arga. Yang dilirik malah mengalihkan pandangan ke arah lain.
"Hehe iya tante"
"Good girl" ujar Mama Arga memegang bahu Inggrit kemudia pergi meninggalkan mereka berdua
"Ayo latihan" ajak Inggrit akhirnya
Kemudian Arga berjalan menuju ruang Family room rumahnya, Inggrit mengikuti langkah Arga dari belakang.
Ruangan yang bernuansa abu-abu sejuk, karena ada pendingin ruangan disana. Ada televisi berukuran besar, kursi yang seperti huruf L, piano, gitar, serta drum.
"Wahh" batin Inggrit sambil melirik kesekitar
"Mau nonton dulu nih?" tanya Arga
"Eh engga, langsung latihan aja. Keburu malam"
"Siapp"
Dan mereka seperti biasa, latihan sesuai seperti biasanya, dan memusyawarahkan apa yang harus ditambah.
Mereka bersepakat untuk mendapatkan lebih banyak feel dari penampilan mereka besok, agar terlihat benar-benar sebuah cerita yang terjadi.
Karena Inggrit batuk-batuk, Arga menyuruhnya untuk minum.
"Ing, Melanie gimana?" tanya Arga disela-sela mereka istirahat
"Gapapa, luka di dagu dia udah diobatin tadi" kemudian Inggrit teringat akan sikap Kenzo
"Ga, Kenzo emang gitu ya anaknya? Dari beberapa orang yang aku liat, Kenzo emang nyebelin sih. Tapi pas ketemu Melanie, nambah ngeselinnya. Knapa sih mereka?" tanya Inggrit ingin tau, karena ia baru pindah kelas XII ke SMA Trijaya. Jadi crita-crita sebelumnya, Inggrit belum tau.
KAMU SEDANG MEMBACA
VOI
Teen FictionCinta itu ibarat candu. Jika kita semakin mendekatinya, maka akan semakin dekat pula rasa sakit yang akan diderita. Karena pilihan dalam percintaan hanya dua, yaitu mencintai dan dicintai. Dan lebih mengasyikkan lagi jika suatu hubungan itu saling...