"Untuk hati jangan terlalu meresapi-"
Sekarang Inggrit harus menuju ruang guru untuk menemui Bu Intan sebagai guru Bahasa Indonesia.
Tadi Bu Intan menyampaikan pesan bahwa ia ingin bicara dengan Inggrit setelah istirahat pertama.
Baru saja Inggrit tiba di kelasnya, ia harus berjalan lagi menuju ruang guru.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam, Inggrit silahkan duduk" ujar Bu Intan ramah
Disana juga ada Arga dan Vallerie.
"Kok ada mereka sih?" batin Inggrit
"Baik, setelah kalian sudah lengkap. Ibu akan menyampaikan informasi bahwa ibu akan mengutus kalian untuk mengikuti lomba musikalisasi puisi bulan depan"
"Hah?" ujar Inggrit bersama dengan ekspresi terkejut
"Kenapa, Inggrit?" tanya Bu intan
"Eh, tidak ada, Bu" jawab Inggrit canggung
"Ibu mengetahui informasi ini dari orang tua Arga selaku ketua yayasan di sekolah ini. Bahwa ada lomba musikalisasi tingkat SLTA yang diadakan oleh SMA Bakti dalam rangka ulang tahun SMA mereka"
"Jadi selama ini, Arga itu anak ketua yayasan? Oh iya namanya kan ada Trijaya juga. Bentar-bentar trus lombanya? SMA Bakti? Knapa kesana lagi sih?" rungut inggrit dalam hati
"Untuk itu Ibu memilih Arga karena dia jago main alat musik. Dan untuk kalian antara Inggrit dan Vallerie, Ibu masih ragu tentang informasinya, apakah satu tim itu 3 orang atau 2 orang saja. Maka persiapkan diri kalian. Keputusannya nanti ibu infokan melalui telpon. Baiklah, ada yang ingin di tanyakan?" tanya Bu Intan
"Tidak" ujar mereka serempak
"Biaklah, terimakasih atas waktu ananda. Nanti tunggu saja informasi dari ibu" ujar Bu Intan sambil berdiri dan diikuti dengan menyalami anak muridnya itu satu persatu.
Setelah mendengar pengarahan dari Bu intan itu, Inggrit langsung pergi duluan untuk masuk ke kelasnya. Tidak baik jika bolos terus.
Setelah meminta izin kepada guru yang sedang mengajar untuk masuk kelas, Inggrit langsung mencatat materi di papan tulis dengan cepat agar ia tidak tertinggal.
Sekilas diliriknya bangku di sebelahnya. Kosong. Sudah terlalu lama sekali kursi itu tidak di duduki oleh pemilik aslinya.
"Sampai bertemu kapanpun, Bi. Jangan terlalu lama, nanti kursinya ada yang isi" batin Inggrit sambil tersenyum
Melanie yang melihat ke arah sahabatnya itu langsung ingin tau, ada apa?
💛💛💛
"Makasih ya, Mel" Ujar Inggrit sambil memberikan sejumlah uang kepada Melanie yang telah mau menumpanginya pulang
"Heh, lo kira gue tukang ojek apa?!"
"Mana tau yakan" ujar Inggrit sambil mencubit pipi Melanie
"Iseng banget sih lo, yaudah gue ambil nih ya, inget rejeki itu ga boleh di tolak" Melanie langsung mengambil uang yang di tangan Inggrit itu dan langsung melajukan motornya
KAMU SEDANG MEMBACA
VOI
Teen FictionCinta itu ibarat candu. Jika kita semakin mendekatinya, maka akan semakin dekat pula rasa sakit yang akan diderita. Karena pilihan dalam percintaan hanya dua, yaitu mencintai dan dicintai. Dan lebih mengasyikkan lagi jika suatu hubungan itu saling...