38

26 2 5
                                    

Dia belum tentu menceritakan semua isi hatinya. Karena ada hal yang tak bisa diceritakan kepada oranglain, selalu ada batas bukan? 


Sekarang semuanya tengah berkumpul di rumah Kenzo. Arga mengumpulkan mereka semua disini, untuk memberitahu teman-temannya yang lain tentang kepindahan sahabatnya itu.

"Udah, serius dulu yuk. Mau bahas apa nih? tumben-tumbenan kita ngumpul lengkap gini" ujar Revano yang tidak tau apa-apa

"Ga sabaran amat sih lo" ejek Devon kepada Revan

"Bryan pindah" ujar Arga menengahi pembicaraan  kedua temannya itu agar tidak berlarut

"What?!"

"Ha?!"

"Ga lucu!"

Itu reaksi dari teman-temannya yang lain mendengarkan hal ini. Termasuk Vallerie, gadis itu belum Arga beri tau. Kecuali Lauren, Arga tau semua hubungan Bryan dan Lauren.

"Kamu ngelucu pasti kan? kemaren kan kita udah bujuk Bryan buat balik lagi" ujar Vallerie yang kini mendekat ke arah Arga

"Aku serius, Val" ujarnya jujur "Jadi gue tau dari nyokap bokap gue, pas Bryan ke sekolah kemaren dia menyelesaikan surat-surat yang bersangkutan untuk dia pindah. Setelah itu gue coba untuk telfon Bryan, ga diangkat sih awalnya. Terus gue telfon terus, akhirnya dia angkat. Nggak banyak yang dia bilang ke gue, dia udah ga bisa lagi tinggal di lingkungan itu. Semuanya mungkin menyakitkan buat dia" ujar Arga kemudian memegang tangan Vallerie, diantara mereka semua Vallerie adalah teman Bryan dari kecil

"Tapi kan nggak harus pindah" ujar vallerie 

"Val, sedekat apapun kita sama Bryan. Dia belum tentu menceritakan semua isi hatinya sama kita. Karena ada hal yang tak bisa diceritakan kepada oranglain" ujar Arga mencoba meyakinkan Vallerie, teman-temannya yang lain mencoba memahami apa yang dikatan Arga tadi

"Gue ada ide, libur semester sebentar lagi yakan. Gimana kita cari Bryan? terus ngumpul? kalau sekarang dia pasti mau sendiri dulu" kini Devon mencoba memberi saran

Semuanya mengangguk, Lauren hanya menyimak, lebih baik tidak bersuara untuk saat ini. 

Setelah membahas rencana mereka untuk mencari keberadaan Bryan, mereka kembali kerumah masing-masing.

***********

Inggrit berusaha tak berlarut-larut dalam rasanya yang tidak jelas ini. Ia sudah mengambil keputusan untuk tidak memikirkan hal itu lagi, dan berkat Melanie dan Arga ia bisa mengurangi rasa berkecamuk tersebut.

Apalagi ia akan mengikuti lomba musikalisasi, ia harus fokus untuk itu.

Ketika jam istirahat tadi, ia diberitahu Arga kalau beberapa hari lagi adalah hari H dari loba musikalisasi mereka. Beberapa hari belakangan mereka memang setiap hari latihan sepulang sekolah. Dan untuk memaksimalkan latihannya, Arga membujuk Inggrit untuk latihan di rumahnya. Arga memberi pilihan, latihan dirumahnya atau dirumah Inggrit saja. Inggrit memilih untuk latihan di rumah Arga saja, karena Inggrit tau dirumah Arga fasilitasnya cukup dan Arga tak perlu repot-repot lagi membawa alat musiknya.

"Jadi lo langsung ke rumahnya Arga nih?"tanya Melanie sambil mengikuti langkah Inggrit "Beruntung banget sih cayank cute gue ini" ujarnya sambil mencubit pipi Inggrit gemas

"Engga, janji pas sore aja sih. Beruntung apanya?" tanya Inggrit masih tak mengerti

"Ih lo tuh ya, beruntung dong dianterin, dijemput, berduaan sama Gaga, kerumahnya lagi. Nyokap Arga itu lembut banget loh, dari gosipnya anak-anak yang fans akut si Arga"

"Ya untung deh gitu, gue rencana awalnya latihan dirumah gue aja. Tapi dari pada Arga susah-susah buat ngangkut alat musiknya dan katanya rumah dia kan ada ruangan familyroom gitu jadi dia ngusulin ke rumah dia aja. Mau kenalin mamanya ke gue juga katanya Mel" ujar Inggrit berkata yang sesungguhnya

"Omaigat, what? gue ga salah denger bagian terakhir kan Ing? wahhh tiati abang Gaga jadi suka sama lo" ujar Melanie heboh

"Ih apaan sih, kecilin volume suara lo ah, Mel. Kalau ada yang denger gue udah di bully tuh sama fansnya Arga"

"Jadi udah move on dari abang Bee nih" goda Melanie kepada temannya itu

Inggrit berusaha menutup mulut Melanie, tapi tak bisa dia sudah berlari menjauh duluan sambil berbalik badan dan melambaikan tangan ke Inggrit

Melihat itu ia langsung mengejar Melanie.

"Bughh"

"Mell!!" teriak Inggrit yang melihat temannya sudah terjatuh di lantai koridor. Jatuh yang tidak ada cantik-cantiknya, semua mata tertuju kepada Melanie saat ini

"Lo gapapa?" ujar Inggrit sambil merapikan rambut Melanie, temannya itu masih diam dan menatap lurus ke belakang Inggrit "Mel, dagu lo berdarah" setelah memegang dagunya Melanie baru tau ada darah segar ditangannya setelah ia memegang dagu

Melanie berdiri, matanya berkaca-kaca.

"Apasih mau lo? Lo sengaja kan?!" teriaknya ke arah Kenzo, orang yang diteriaki hanya menatapnya datar. Kenzo bersama dengan Arga, Devon, dan juga Revano

"Lo yang nabrak gue"

"Harusnya lo geser kek. Harus ya jalan yang segede ini lo lurus aja? Lo punya mata kan?!"

Betul juga yang dikatakan Melanie, lorong-lorong koridor di sekolah mereka itu besar. Jika orangnya bukan Kenzo maka orang itu akan mencoba menghindar ketika ada orang lain yang akan jalan di depan mereka.

"Lo buta? Ga bisa liat mata gue?" saat ini Kenzo masih anteng-anteng saja

"Apa sih salah gue sama lo Ken? Mulai sekarang gue benci sebenci-bencinya sama lo!! Dan ingat, jangan pernah liatin muka lo di depan gue lagi" ujarnya lalu pergi dari kerumunan yang telah melingkarinya tadi dan segera menghapus air matanya yang menetes

******

Makasi buat temen-temen ya udah baca ^_^

Semoga suka ya, hehe

Ayo kalian shipper tim mana nih?

#InggritBryan

#InggritArga

#VallArga

#VallBryan

Sekarang ragu banget endingnya sama siapa, ngikutin alur critanya aja kali ya? wkwkwkwk



VOITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang