29

179 11 1
                                    

TERLALU LAMA

Ini sudah tepat satu minggu, satu minggu Bryan tanpa kabar, satu minggu tidak ada orang yang tau dimana posisi Bryan saat ini, dan satu minggu Inggrit menunggu dan menunggu.

Ini bukan soal cinta, tapi soal rasa cemas dan khawatir. Khawatir jika Bryan tidak baik-baik saja, dan khawatir jika ini pasti ada suatu masalah yang dialami oleh Bryan saat ini.

Jika ini masalah, masalah ini tentu saja sangat serius.

Dan sepanjang satu minggu ini, Inggrit menjalankan rutinitasnya seperti biasa. Bangun pagi, berangkat sekolah, belajar, makan dikantin, belajar lagi, pulang sekolah, tukar baju, makan siang, nonton, kalau sempat tidur siang, yah begitulah kira-kira.

Inggrit berusaha meyakinkan hatinya untuk percaya jika Bryan saat ini sedang butuh ketenangan dan ingin sendiri dulu, tanpa ada yang mengganggunya. Dan Inggrit sudah paham hal itu.

Jadi, sekarang Inggrit berpura-pura seperti biasanya agar teman-temannya yakin jika Inggrit baik-baik saja saat ini, terutama Melanie. Melanie akan marah jika melihat Inggrit selalu saja sedih dan itu karena cowok.

Sudah di jelaskan memang, Melanie itu orangnya patuh pada nasehat orangtuanya terutama sang Mama. Karena Papa Melanie sudah meninggal dunia. Melanie sangat fokus pada pelajaran, dan hari-harinya tidak ada diisi dengan chat atau videocall sama cowok kecuali Inggrit.

Padahal Melanie itu cantik, kulitnya putih, dan dia juga cerdas. Tapi itulah Melanie, baginya cowok itu hanya membuat cewek sedih saja.

Sekarang waktu untuk ekstrakulikuler. Karena Inggrit tidak berniat untuk mengikutinta satu pun itu. Lebih baik ia dikelas saja sambil membaca novel itu kelihatan lebih baik dari pada mengikuti ekstrakulikuler dan nantinya tidak fokus kan percuma.

Hanya Inggrit saja isi kelas 12 IPA 2 ini. Karena seluruh murid kelas ini sudah bergabung pada ekstrakulikuler yang mereka ikuti.

Tapi dari sudut mata Inggrit, ia melihat ada orang yang berjalan ke arahnya. Dan Inggrit tentu saja langsung melihat untuk mencari tau siapa orang itu.

"Arga?....."

Arga duduk di sebelah Inggrit, tempat duduk yang biasanya diisi oleh cowok yang pendiam, irit bicara dan tampang datarnya, tapi dia tidak termasuk golongan Bad boy. Kalian pasti tau siapa yang sedang dibahas saat ini.

"Lo nggak ikut ekskul?"

"Lagi malas aja"

"Emang lo nggak takut dimarahin Pak Anton karena nggak ikut ekskul?"

"Udah izin kok"

Arga hanya ber-oh saja. Sebelum mencari topik pembicaraan.

Kadang dari sudut pandang cewek. Pertama, cowok yang bicaranya itu-itu aja itu nggak asik. Padahal mereka sudah berusaha untuk membuat suasana itu lebih asik. Kedua, cowok yang dari sononya emang asik, dalam artian mungkin dia humoris dan segala macam. Dam yang asik itu emang yang bisa membawa suasana gitu, seolah paham yang ada di pikiran si cewek.

"Melanie mana?" tanya Arga

"Dia ikut ekskul Bu Berta"

"Fisika?"

"Iya"

"Ohh"

"Ing, lo nanti pulang sama siapa?"

"Mungkin dijemput sama mama"

"Gimana lo pulang sama gue aja?"

"Emang kenapa?"

"Ada yang mau gue bilang"

VOITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang