24

207 11 4
                                    

TERGORES

"Bi, turun dulu!! " teriak Mami Bryan dari bawah

Sebagai anak yang berbakti, Bryan langsung menaruh handphonenya di atas kasur dan langsung berjalan keluar dari kamarnya.

"Apa, Mi? " tanya Bryan saat melihat Maminya sedang asyik menonton tv

"Kamu mau kerumah Arga sebentar nggak? Tas Mami ketinggalan soalnya pas arisan tadi"

Ibu ibu jaman sekarang memang begitu. Arisan.

"Oke" ujar Bryan sambil mengambil kunci mobil tanda membawa handphonenya

Melihat Bryan selalu patuh pada perintah orang tua, tentu saja hati Mami Bryan sangat senang. Karena anak semata wayangnya itu tidak bandel dan penurut. Tidak seperti remaja pada jaman sekarang. Yang kadang selalu membantah apa kata orangtuanya.

💛💛💛

Bryan sudah tiba di rumah Arga. Dan pak satpam di rumah Arga langsung membukakan gerbang.

"Arganya ada didalam kan pak? " tanya Bryan

"Ada den. Masuk aja" ujar Pak satpam itu dengan ciri khasnya

Belum sempat Bryan masuk ke dalam rumah. Bryan sudah melihat pemandangan yang membuat hatinya terasa teriris.

Bagaimana tidak, Bryan melihat Arga sedang memeluk Vallerie sambil mengecup puncak kepala wanita itu.

"Ehem"

"Eh, Bi?" ujar Vallerie gelagapan sambil menghapus air mata yang tersisa di matanya

Bryan hanya melirik Vallerie sekilas.

"Gue mau jemput tas nyokap. Katanya ketinggalan" ujar Bryan tetap tenang meskipun hatinya sangat sakit

"Oh, itu ada di kursi samping lo!! " tunjuk Arga pada kursi tamu di rumahnya itu

"Yaudah, gue pulang dulu!! " pamit Bryan tanpa biasanya

Bukan Bryan yang lebay. Karena tak biasanya Vallerie berpelulan seperti itu dengan Arga. Biasanya hanya seperti seorang sahabat yang saling sayang. Tapi yang Bryan lihat itu tadi berbeda, beda dari biasanya.

Di perjalanan menuju rumahnya, pikiran Bryan hanya dipenuhi oleh banyak tanya. Mengapa harus begitu? Apakah mereka saling jatuh cinta? Apakah Vallerie suka kepada Arga? Apakah Arga juga mencintai Vallerie? Apakah mereka selama ini menyembunyikan sesuatu yang spesial dari Bryan?

Semuanya bercampur aduk. Seperti adonan kue yang dicampurkan. Tanpa bisa dipisahkan lagi.

💛💛💛

Setibanya di rumah, Bryan langsung memberikan tas Maminya itu. Dan langsung berjalan ke arah kamarnya.

Tapi naluri seorang ibu tidak dapat dibohongi. Seorang ibu tau kalau anaknya sedang dalam masalah. Sekecil apapun itu.

"Bi. Mami mau bicara? Bi ada waktu kan? " tanya Mami Bryan seakan tak mau langsung menginterogasi Bryan

Jika ibunya sudah berkata seperti itu, Bryan tidak akan bisa menolak.

Bryan langsung berbalik arah, dan berjalan menuju ibunya.

"Duduk dulu" ucap Mami Bryan sambil menepuk kursi disebelahnya

"Bi nggak demam kan? Atau sakit? " sambil menempelkan telapak tangannya di jidat Bryan

"Udahlah, Mi. Aku baik-baik aja"

"Kamu nggak bisa bohongin, Mami. Mami tau kamu sedang dalam masalah. Ayo cerita, atau jangan-jangan kamu nggak mau cerita-cerita lagi sama, Mami? "

"Bukannya gitu, Mi... "

"Mami tau kok, kamu suka sama Vallerie kan? "
Perkataan Maminya itu seakan menampar keras Bryan.

Bagaimana ibunya tau? Bahwa ia selama ini menyukai Vallerie? Tak lain adalah sahabatnya sendiri

"Itu dulu" jawab Bryan singkat, seakan topik itu tak mau ia bahas

"Yaudah, kalau kamu belum mau cerita, mami besok masih ada kok. Hehehe"

"Iya" ujar Bryan seakan tak mengerti apa maksud ibunya itu

"Dan Mami cuma mau bilang. Nak Ily itu orangnya cantik, baik, dan Mami suka sama dia. Ntah kenapa Mami merasa dia itu berbeda" jeda ibunya sebentar sebelum menyambung pembicaraannya "Tapi Mami nggak mau paksain kamu sama pilihan Mami kok, karena Mami tau kalau kamu punya pilihan sendiri. Tapi ingat ya nak!!  Gadis yang seperti Ily itu nggak banyak, Mami lihat dia suka sama kamu secara tulus"

"Iya. Aku ke kamar dulu" ujar Bryan sambil mencium kening ibunya dulu sebelum masuk ke kamar

💛💛💛

Sekarang sudah pukul 12 malam. Tapi Bryan masih tidak bida tidur. Di dalam pikirannya hanya berputar bayangan Arga dan Vallerie dan suara ibunya yang mengatakan tentang Inggrit.

Mengapa dia memikirkan Inggrit? Dalam hal yang sulit saat ini.

Rasa suka Bryan kepada Vallerie dimulai saat kelas 1 SMA. Saat itu Bryan bertengkar dengan kakak kelas. Tapi pada saat pertengkaran itu Vallerie tiba-tiba saja datang dan memukul kakak kelas itu dari belakang. Sehingga orang itu pingsan.

Akibat perbuatan mereka. Bryan dan Vallerie langsung dihukum. Untuk membersihkan gudang sekolah.

Menurut kalian apakah itu hukuman yang ringan? Tidak. Karena yang memulai perkelahian itu adalah si kakak kelas yang sok jagoan. Yang meludahi wajah Bryan karena baginya Bryan sok ganteng.

Nyatanya memang begitu. Tapi namalah manusia. Selalu saja merasa iri.

Semenjak saat itulah Bryan merasa Vallerie itu tidak hanya cantik dan sahabat perempuannya. Vallerie juga cewek yang berbeda dari cewek lain. Itu dipandangan Bryan. Jika dipandangan Maminya Inggritlah yang berbeda.

Mengapa cinta selalu begini? Selalu Membuat sakit.

Ya. Ternyata tidak hanya cewek yang mengalami rasa sakit atas namanya cinta. Cowok pun juga. Karena mereka sama-sama makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki hati dan perasaan.

VOITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang