Sebenarnya rasa khawatir ini sudah tidak bisa dibendung lagi.
Setelah pemakan, Inggrit pun dan Mamanya pamit kepada Bryan dan Papinya juga kepada teman-teman yang ada di acara pemakaman itu.
Itulah kematian, tidak ada satu orang pun yang tau ketika ajal yang menjemput.
Baru kemarin ini rasanya Inggrit berkenalan dengan Mami Bryan, orang yang sangat baik hati, ramah, dan penyayang. Inggrit sangat sayang walaupun ia baru berkenalan.
Di perjalanan pulang Inggrit hanya diam saja, tak mau membahas apa yang telah terjadi. Biasanya jika pergi dengan Mama Inggrit pasti akan selalu mengomel di tengah perjalanan. Tapi sekarang tidak, pikiran Inggrit terus berputar tentang keadaan Bryan yang sangat kacau karena telah kehilangan Maminya dan tentang perlakuan Bryan kepadanya tadi.
Mengapa Bryan mau dibujuk oleh Inggrit? Padahal disana ada Vallerie, sahabat sejak kecilnya sendiri? Melanie juga pernah bilang kalau Vallerie dan Bryan itu seperti orang pacaran, tapi Inggrit tidak melihat itu.
Waktu terasa sangat cepat berlalu, dan Inggrit terlalu letih saat ini. Inggrit memutuskan untuk tidur saja.
*********
Rutinitas pagi Inggrit seperti biasa, sarapan lalu berangkat sekolah diantar Mama.
Disekolah Inggrit langsung bertemu dengan Arga. Awalnya Inggrit tidak sadar jika dibelakangnya ada Arga, Karena Arga memanggil barulah Inggrit sadar.
Arga tidak sendiri, dia bersama Vallerie.
"Ing...."
"Ya?"
"Makasih ya lo kemarin udah datang dan buat Bryan mau turun untuk nemuin Maminya" ujar Arga dengan senyum manisnya
Disamping Arga Vallerie hanya melihat Inggrit biasa saja, seperti tak ada hal yang harus dibicarakan dengan Inggrit.
"Iya sama-sama" jawab Inggrit balas tersenyum "Yaudah, aku ke kelas dulu" pamit Inggrit kepada Arga dan Vallerie sambil berjalan ke kelasnya yang sudah dipenuhi oleh teman sekelasnya yang hampir sepenuhnya datang.
Tapi Inggrit tidak melihat Bryan, biasanya jika Kenzo sudah datang pasti Bryan juga sudah ada di kelas.
Untuk menghilangkan ke khawatirannya terhadap Bryan lebih baik ia bertanya saja kepada Kenzo, walaupun Kenzo orangnya lebih pendiam dan jutek dibandingkan dengan Bryan.
"Ken, Bryan nggak sekolah ya?" tanya Inggrit hati-hati
"Kalau dia nggak ada, brarti ya enggaklah" jawab Kenzo tak sopan
"Aku cuma mau pastiin aja, makanya aku tanya ke kamu. Kan kamu sahabatnya juga, Ken"
"Dia nggak akan masuk sekolah lah, lo bego atau gimana sih?! Sejelas itu Bryan baru mengalami hal yang paling kehilangan di hidup dia lo masih aja nanya?! Bego?!"
"Yaudah, makasih"
"Lo khawatir sama dia?"
"Eng, kamu nggak perlu tau" ujar Inggrit setelah itu berjalan ke kursinya karena bel masuk sudah berbunyi dan pelajaran pertama adalah fisika
Mungkin semua guru sudah tau jika Mami Bryan sudah meninggal, dan Bu Berta tidak bertanya mengapa Bryan tidak masuk hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
VOI
Teen FictionCinta itu ibarat candu. Jika kita semakin mendekatinya, maka akan semakin dekat pula rasa sakit yang akan diderita. Karena pilihan dalam percintaan hanya dua, yaitu mencintai dan dicintai. Dan lebih mengasyikkan lagi jika suatu hubungan itu saling...