Assalammu'alaikum, namaku Lisa dan aku baru saja akan memasuki dunia SMA. Banyak yang bilang dunia SMA adalah dunia yang penuh dengan bunga. Katanya sih penuh dengan percintaan dan kisah romantis lainnya seperti kisah drama Korea. Tapi, bagiku sekolah ini akan membuat aku tidak sepenuhnya merasakan apa yang mereka bilang dengan penuh cinta dan drama. Justru bagiku dan teman-temanku, sekolah ini akan menjadi penuh kejutan, tantangan dan perjuangan. Dan inilah kisah kita semua, para pejuang medis. Kisah ini di mulai disini, di sekolah medis SMK Analis Kesehatan.
Kisah ini di mulai saat kita semua akan menjalani masa PPS (Program Pengenalan Study) untuk siswa yang baru masuk. PPS ini sama dengan MOS (Masa Orientasi Siswa) di sekolah umum. Namun ada yang sedikit berbeda dan greget banget. Kami duduk bersama membentuk sebuah barisan sesuai dengan kelompok yang telah di bagi oleh kakak kelas panitia PPS. Aku berada di kelompok 5 dan aku benar-benar tidak mengenal mereka semua. Karena hanya aku sendiri yang berasal dari SMPN 174. Tapiii.. ada satu teman yang aku kenal pertama kali di sekolah ini, Farrah namanya. Dia juga hanya sendiri dari sekolahnya dan kami berkenalan saat kami mengukur baju sekolah jauh sebelum hari ini di mulai.
"Farrah kamu udah sarapan?" tanyaku pada Farrah yang berada di kelompok 6 dan barisnya berada di samping kelompok ku.
"udah"
"kita beda kelompok nih"
"iya ya" Tak lama kemudian kakak kelas panita PPS memasuki kelas.
"Assalammu'alaikum" ucap dua orang kakak cantik yang satu berkerudung dan yang satu lagi tidak berkerudung dengan almamater biru dongker dan celana biru langit.
"wa'alaikumsalam" jawab kami
"Pagi, dek!!" ucap mereka dengan suara yang lantang. Saat itu aku terkejut, suara mereka benar-benar lantang terlebih lagi ini di dalam ruangan yang mana suaranya terasa sangat lantang.
"Pagi, kak" jawab kami dengan suara yang pelan dan sedikit takut
"kok lemes banget jawabnya. Udah pada sarapan belom nih?" tanya kakak cantik berhidung mancung yang mengenakan nametag bertulis Hesti.
"udah kak"
"kalo gitu jawabnya yang kenceng. Penuh semangat. Jangan lemes kayak gitu"
"nih, kalo kakak-kakaknya bilang pagi, dek! Jawabnya, pagi kak! Yang lantang ya" ucap kakak cantik yang satu lagi yang bernama Sinta.
"ulangin ya. Pagi, dek!"
"Pagi kak!"
"aahhh.. kurang kenceng. Kurang semangat! Yang semangat ya!"
"Pagi, deekk!!" ucap mereka lagi dengan suara yang semakin lantang.
Jujur aku kaget. Emang harus kayak gini ya? Udah kayak tentara ajah. Tapi anehnya aku bukannya kesal dengan suara lantang mereka, justru malah membuat jantung aku berdegub kencang dan semangatku terasa membara.
"PAGII, KAAAKK !!! Jawab kami semua dengan penuh semangat
"huu.. bagus. Bagitu dong. Mulai sekarang kalau ada ucapan seperti itu baik dari kakak atau dari guru-guru harus jawab penuh semangat seperti itu ya. Mengerti?"
"mengerti kak" jawab kami dengan suara pelan kembali
"laaah.. kenapa jadi lemes lagi? kalo kakak bilang 'mengerti' kalian jawab dengan semangat 'Siap, Mengerti kak'! begitu ya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Analis Gokil
General Fiction(Tepat hari Sabtu, 30 Juni 2018 SMK ini, SMK Ankes Cagar Budaya telah di tutup) cerita ini yang semulanya di buat untuk bernostalgia dengan kenangan bersama teman dan guru-guru, kini cerita ini sungguh-sungguh di persembahkan untuk para guru-guru da...