Saatnya aku menceritakan bagaimana proses kami belajar mengajar di dalam kelas. Ini akan menjadi sebuah kenangan lama yang terbuka kembali bila teman-temanku membacanya. Saat itu kami sedang ada pelajaran kimia analitik teori. Kali ini guru kimia analitik teori kami bukan lagi pak Laoden, karena pak Laoden sudah tidak mengajar lagi di sekolah ini. Kini guru kimia analitik kami bernama pak Chairul.
Pak Chairul adalah guru yang asik bagi kami. Beliau mengajarkan kami seperti seorang kakak yang mengajarkan adiknya. Penuh kesabaran, canda tawa dan telaten. Bila kami tidak mengerti, beliau selalu mengulang kembali apa yang telah di jelaskan.
"sstt... sstt..."
"apa sih!?" Anik segera menoleh ke jendela.
"pinjem jas lab" ucap Tono sambil sembunyi-sembunyi di balik jendela
"buat apaan!?" tanya Anik
"udah buruan!"
"buat apaan dulu?"
"udah buruan, ih! Gua gak bawa seragam"
"terus jas lab gua mau di apain?" ucap Anik sambil memberikan jas labnya
"pinjem bentar!" Tono segera pergi ke toilet
"mau ngapain sih tuh anak?" ucap Anik
"tau tuh si Tono ada aja kelakuannya" ucap Winarsih yang duduk di samping Anik
Kami pun juga tidak tahu apa yang dia lakukan si Tono. Namun tak lama kemudian,
"assalammu'alaikum" ucap Tono dari depan pintu kelas kami
"wa'alaikumsalam, kok baru masuk? Darimana aja?" ucap pak Chairul, Tono pun masuk kedalam kelas daaannn..... JENG... JENG...
"lah, itu kan jas lab" ucapku pada Farrah. Aku bisa langsung mengenal baju yang di kenakan adalah jas lab. Karena jas di bagian belakang jas lab terdapat ikatan.
"iya dia pake jas lab?"
"hahahaha bocah kocak, ternyata jas lab gua bakal baju sama dia" ucap Anik
"hihihihi"
Kami semua tertawa pelan melihat kelakuan Tono yang ada-ada saja itu. Ia hanya pakai baju kaos hitam dan celana seragam. Lalu ia jadikan jas lab sebagai seragam. Lucunya adalah bentuk jas lab itu kan panjang sampai selutut, tapi ia punya akal yang kami bilang kreatif plus lucu. Jas lab yang panjang itu ia gulung sampai sepinggang dan di masukan kedalam celana, ya seperti baju seragam yang di masukan kedalam celana. Hahaha ide yang cemerlang bahkan pak Chairul pun tidak sadar kalau itu adalah jas lab.
Akhirnya pak Chairul pun mulai mengajarkan kami kembali materi yang di kuasainya itu, yaitu kimia analitik teori.
"ini namanya reaksi oksidasi" ucapnya sambil mencoret-coret sebuah reaksi yang terjadi antara pencampuran kimia yang satu dengan yang lain di papan tulis.
"sudah paham?" Dan saat beliau melihat ke arah kami, tahu apa yang kami lakukan? Wajah kami semua hanya bengong, melongo. Gak ngerti apa-apa. Seperti ayam yang gak di kasih makan. Aku hanya menggaruk-garuk kepala yang tidak gatal itu, karena ku benar-benar tidak paham.
"paham, paaakk!" jawab beberapa dari kami, itupun juga belum tentu mereka ngerti beneran.
Betul saja, saat mereka bilang mengerti aku seketika menoleh ke arah mereka. Ternyata yang menjawab mengerti itu adalah Tono, Ichan, Radik, Yuhen, Jundan, Vera, Janita dan Dhea. Saat mereka mengucapkan mengerti itu, Tono sedang asik memainkan pulpen dan menaruhnya di atas bibir. Ichan sedang menggaruk-garuk kepalanya dan mencium jarinya setelah menggaruk kepalanya itu. Radik sedang menutup wajahnya dengan lengannya di atas meja. Jundan sedang asik main ponselnya di kolong mejanya. sedangkan Janita dan Dhea mereka mengucapkan mengerti hanya untuk meramaikan jawaban saja. padahal mereka juga tidak mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Analis Gokil
Fiction générale(Tepat hari Sabtu, 30 Juni 2018 SMK ini, SMK Ankes Cagar Budaya telah di tutup) cerita ini yang semulanya di buat untuk bernostalgia dengan kenangan bersama teman dan guru-guru, kini cerita ini sungguh-sungguh di persembahkan untuk para guru-guru da...