Semakin kami naik kelas, kami semakin di sibukkan dengan belajar. Mungkin banyak dari kami yang merasakan kejenuhan hingga terasa begitu penat dengan sekolah. Radik adalah salah satu teman kami yang sekarang semakin terlihat akan jenuhnya ia sekolah di analis ini. Entah apa yang membuatnya semakin hari semakin jarang masuk sekolah. Tinggal selangkah lagi kami bersama-sama menuju kelas tiga.
"Radik udah jarang masuk, ya mak?" tanya Kamel pada Anik
"iya, gak tau tuh, udah gua bujuk masuk kelas tapi dia gak mau"
"emang ada apa sih?"
"gak tau gua juga"
"apa dia capek sekolah disini? Terlalu banyak pelajaran gitu?"
"entahlah, dia gak pernah cerita juga sama gua"
"apalagi sama kita, sama lu aja gak pernah cerita mak. Kan lu adek-adek-annya dia"
Begitulah, entah apa yang menyebabkannya sudah jarang masuk kelas. Padahal terkadang dia ada di warung mba Susi, warung es yang berada di depan sekolah. Tapi rasanya ia seperti enggan masuk kedalam kelas. Sudah beberapa dari kami membujuknya tetap saja sama hasilnya. Terkadang sih dia masuk, tapi sama seperti Tono dulu. Terkadang masuk satu mata pelajaran saja, selebihnya dia tidak tahu kemana lagi. Kami sudah mulai merasakan hal yang tidak enak. Sepertinya akan ada kejadian yang kedua kalinya, kami akan kehilangan teman seperjuangan kami lagi setelah beberapa bulan yang lalu Hartono pergi meninggalkan kita semua.
****
"Radik, lu kenapa jarang masuk kayak gini?" tanya ku padanya yang sedang asyik mendengarkan musik dengan headsetnya
"wwoooyy!! Gua lagi ngomong kaaalii" ucapku sambil menggebrak mejanya
"oohhh ada orang haha"
"au ah"
"eh, Radik. Tumben lu di kelas" ucap Anggi yang kemudian duduk di sampingku ikut nimbrung
"eh, kenapa? Ada masalah disini? Atau mulai capek belajar disini karena hafalan terus?" tanyaku
"....."
"iya, Dik. Lu kenapa sih? Banyak guru yang nanyain lu tuh"
"....." lagi-lagi dia hanya diam dan tak melihat ke arah kami, entah apa yang di sembunyikannya dari kami semua.
"jangan sampe lu kayak Tono juga, keluar dari sekolah ini" ucapku
"......" kami semua diam sejenak
"kita semua temen lu, kita disini masuk dari PPS bareng-bareng kita juga harus keluar dari sekolah ini bareng-bareng" ucapku
"iya betul tuh"
"....." lagi-lagi hanya diam
"yaudah, itu aja saran kita. Terserah lu mau gimana, itu hidup lu" aku segera meninggalkan Radik dan Anggi.
Aku hanya berharap jangan ada yang pergi lagi dari sekolah ini. Kami semua adalah satu angkatan. Namun harapan ku dan harapan teman-teman seolah seperti angin lalu saja. Radik benar-benar keluar sesaat kami 2 minggu lagi ujian semester kenaikan kelas 3.
"jadi bener Radik keluar?"
"iya" ucap Anik sambil meneteskan air mata
"yaudah mak sabar, lu masih punya temen"
"iya kita semua adalah temen lu"
Aku terdiam, terdiam seribu bahasa. Kami semua merasakan kehilangan. Saat itu aku berfikir, nanti siapa lagi yang akan keluar dari sekolah? Siapa lagi yang akan pergi meninggalkan kita? aku merasa mereka semua seperti keluarga bagiku, bukan hanya sekedar teman. Bagaimana tidak, sejak PPS kami selalu bersama-sama kini di pertengahan jalan banyak di antara kami yang gugur, pergi meninggalkan kami dari sekolah analis ini. apalagi si Radik sudah hampir dua tahun dia bersama kami, banyak kenangan yang ia goreskan dalam kelas ini.
"jadi inget dia setiap jalan pasti mulutnya di tutupin pake sapu tangan" ucap Kamel mengingat hal lucu dari Radik.
"hahaha iya betul"
"udah gitu kalau pake celana selalu kedodoran, berasa paling keren aja" ucap Heni
"hahahahaha iya iya, padahal mah keren juga kagak ya"
"hahahaha"
"yah, Anggi gak ada ayang beb lagi nih ahahaha"
"ih apaan sih Kamel!"
"haahaha iya ya, Radik sama Anggi kan berantem mulu. Kayak caper gitu berdua, lari-larian macem film India hahahaha" ucapku
"hahahaha"
Jujur memang itu yang kami rasakan, kami akan sangat merasakan kehilangan disaat salah satu teman kami keluar dari sekolah. Terlebih lagi kami telah lama bersama-sama dalam satu kelas dan belajar bersama. Semoga kalian semua yang telah pergi meninggalkan kami dan memilih kehidupan baru kalian di luar sana, selalu sukses dan menjadi orang yang berguna bagi orang lain. harapan kami, jangan pernah lupakan kami, kami teman medis kalian, kami teman analis kesehatan kalian yang selalu bersama-sama dalam waktu yang sebentar. Meski begitu ada begitu banyak kenangan yang terukir di angkatan kami ini, angkatan "SULFAT".
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Analis Gokil
General Fiction(Tepat hari Sabtu, 30 Juni 2018 SMK ini, SMK Ankes Cagar Budaya telah di tutup) cerita ini yang semulanya di buat untuk bernostalgia dengan kenangan bersama teman dan guru-guru, kini cerita ini sungguh-sungguh di persembahkan untuk para guru-guru da...