Kelulusan

52 2 0
                                    


Tanpa kami sadari hari demi hari kami telah sampai pada puncaknya. Kami telah menuju ujian nasional dan tes kemampuan produktif analis kesehatan baik yang teori maupun yang praktek. Ujian itu di buat oleh kementrian kesehatan untuk analis kesehatan. Kami semua fokus dalam mengerjakan soal-soal itu. namun jantung kami rasanya juga ikut bekerja lebih keras, karena rasanya jantung kami berdetak lebih kencang dari biasanya. Hari demi hari kami telah lalui. Hingga pada akhirnya sampailah pada pengumuman kelulusan kami. Rasanya jantung kami berdegup lebih kencang lagi dari saat mengerjakan soal ujian nasional. Kami semua pun berbaris di lapangan.

"hari ini adalah hari pengumuman kelulusan, yang namanya di panggil maju. Kamelia" panggil pak Caridi. Kamel pun maju kedepan barisan.

"kamu lulus!"

"alhamdulillah!!!" Kamel segera mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

"maju kesini, cium bendera merah putih dan bendera sekolah dan setelah itu kamu di siram kembang tujuh rupa" Kamel pun segera melakukannya dan saat kepalanya disiram oleh pak Asep, ia pun meneteskan air mata.

"Lisa!" saat itu jantungku berdegup keras sekali, rasanya seperti ingin loncat dari tempatnya.

"kamu lulus!"

"alhamdulillah ya Allah!" ucapku sambil mengusap wajahku dengan kedua tanganku. Lalu aku pun melakukan hal sama dengan Kamel, begitupun seterusnya sampai siswa terakhir. Kami semua telah basah karena di siram dengan air bunga.

"KITA LULUS!!!" kami semua berteriak terutama yang perempuan hehe. Lalu kami saling berpelukan dan merayakan kelulusan kami dengan tawa bahagia, menyiram satu sama lain dengan air bunga yang masih tersisa banyak sekali. bahkan anak laki-lakinya menyiram yang lain dengan selang. Kami melakukan peayaan yang sangat konyol seperti anak kecil. kami pun juga menyiram beberapa guru yang asyik untuk bercanda dengan air bunga. Kami pun menyiram pak Asep menggunakan gayung.

"spplaass!!" baju pak Asep pun basah dengan air,

"hahaha maaf pak, tapi bapak juga harus basah"

"aaduuhh!! Basah ini!" ucap pak Asep dengan tertawa

"hahaha" lalu kami pun menyiram pak Caridi dan mas Hary.

Ya saat itu kami saling menyiram. Tak peduli apakah guru-guru kami masih ada jam pelajaran atau tidak. Dan lucunya mereka pun juga ikut gembira dengan suasana saat ini. kenangan itu tidak akan aku lupakan.

****

Kami pun semua memakai jas angkatan kami yang berwana hitam dengan bet buatan kami sendiri yaitu bergambar korosif. Kami semua mengenakan pakaian hitam putih dan jas hitam. Kami yang perempuan menghiasi wajah kami dengan make up dan kaki kami memakai sepatu pantofel hitam. saat ini kami semua sedang duduk menunggu acara wisuda di mulai. Ya, kami sedikit lagi melaksanakan wisuda dan pengambilan sumpah analis kesehatan.

Tak lama kemudian acara pun dimulai, kami semua berbaris sesuai dengan barisan yang telah di tentukan. Kami mengambil sumpah dan janji analis dengan meletakkan kitab suci kami di atas kepala kami. Sungguh saat itu rasanya kami seperti seorang tenaga medis yang sesungguhnya. Kali ini kami tidak boleh bermain-main karena kami telah disumpah. Saat itu jantung kami rasanya seperti berdegub lebih kencang dari biasanya. Mulai saat ini kami harus siap menjadi seorang tenaga medis analis kesehatan yang profesional dan amanah. Kami tidak boleh mengecewakan, kami harus berjuang membantu pasien yang membutuhkan kami.

Setelah acara selesai, kamipun foto bersama satu angkatan bersama dengan para guru kami. Foto itu akan menjadi kenangan bagi kami selamanya. Setelah foto bersama, kami memiliki waktu bebas untuk foto bersama kedua orang tua, bersama teman-teman, bersama dengan guru-guru sambil diiringi dengan nyanyian yang di bawakan oleh adik kelas kami. Saat kami sedang sibuk berfoto, kami semua menoleh ke sumber suara...

Analis GokilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang