Sepertinya aku tidak perlu menjelaskan secara rinci bagaiman proses kami belajar. Aku hanya bercerita bagaimana kami belajar bersama dengan guru-guru kami yang mempunyai ciri khas tersendiri. Aku rasa SMK Analis ini adalah SMK yang antimainstream, pasalnya ini sangat berbeda dengan SMA/SMK pada umumnya. Kami benar-benar full belajar dan belajar, tak sempat memikirkan soal cinta yang romantis seperti drama korea. Eiittss... meski kami ini seperti anak-anak IPA di SMA umum yang selalu penuh dengan pelajaran dan belajar, kami tidak seperti mereka yang selalu fokus dan pendiam. Kami punya banyak cerita lucu bahkan kalau aku bilang ini adalah konyol. Meski kami ini anak-anak yang konyol dan selalu bikin ulah, kami tetap patuh pada guru. Terutama guru-guru yang tentara atau guru yang sudah sepuh.
Ya, sekolah kami ini mempunyai banyak guru-guru tentara baik yang pria atau wanita dan kami juga mempunyai beberapa guru yang sudah sepuh. Gak percaya? Kita mulai dengan guru-guru tentara kami.
"ada pak Laoden!" teriak Kamel sambil lari kedalam kelas yang di ikuti oleh teman-teman lain yang duduk di depan kelas menunggu kedatangan pak Laoden.
Alhasil kami semua masuk kedalam kelas dan duduk dengan rapi di bangku masing-masing, bahkan kami berpura-pura membaca buku pelajaran. Lucunya adalah belum waktunya pak Laoden mengajar di kelas kami, yaitu kelas A. Saat itu pak Laoden waktunya mengajar kelas B terlebih dahulu, barulah mengajar kelas kami. Meski begitu kami semua seperti ayam yang masuk kedalam kandang, rapi dan tidak berisik. Tahu kenapa? Karena kami takut kalau pak Laoden marah. Beliau tidak suka kami duduk-duduk di depan kelas meski sedang jam kosong menunggu beliau mengajar atau membuat kegaduhan atau kebisingan di kelas kami.
Namun inilah ciri khas pak Laoden, kami selalu di suruh belajar bersama di kelas B. Alhasil kami harus menggeret bangku kelas kami ke kelas B. Kami pun duduk berempat bersama dengan anak kelas B dan mulailah belajar dengan beliau. Beliau ini sepertinya kelahiran dari seberang pulau Jawa. Wajahnya tidak seperti orang pulau Jawa, bahkan dari namanya saja sudah ketahuan beliau bukan orang Jakarta ataupun orang Jawa. Beliau memiliki tubuh yang bagus layaknya seorang tentara, gagah dan keren pokoknya. Wajahnyapun kurasa saat muda, beliau itu tampan. Kamel dan Retno pun selalu bilang,
"pak Laoden walaupun udah tua, tapi masih cakep ya, Mel" ucap Retno berbisik dengan Kamel di tempat duduk yang harus berdesakkan dengan anak kelas B
"iya bener, kayaknya mudanya ganteng, No"
"tapi, sayang ya. Galak bener hehe"
"wah, di marahin pak Laoden lu, No kalau kedengeran"
"tahu nih, Retno malah CCP sama pak Laoden" ucap Ayu yang membagi kursinya dengan Retno dan Kamel
"apa tuh CCP?" tanya Retno
"Curi-Curi Pandang"
"hahaha ya kali gua curi-curi pandang sama pak Laoden, bisa di gamprat sama bininya"
"sstt... jangan berisik nanti pak Laoden marah" ucap Dian
"tahu nih Kamel "ucap Retno
"lah napa jadi gua, gua unyeng-unyeng lu, No"
"hehe piiss, Mel"
"ssstt..." Ayu dan Dian memberikan isyarat lagi pada Kamel dan Retno
"sstt..." Kamel dan Retno ikut-ikut Ayu dan Dian
"siap memberi salam!" perintah Anwar selaku ketua kelas B dengan berdiri dari bangkunya
![](https://img.wattpad.com/cover/138117642-288-k412297.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Analis Gokil
General Fiction(Tepat hari Sabtu, 30 Juni 2018 SMK ini, SMK Ankes Cagar Budaya telah di tutup) cerita ini yang semulanya di buat untuk bernostalgia dengan kenangan bersama teman dan guru-guru, kini cerita ini sungguh-sungguh di persembahkan untuk para guru-guru da...