Belum Saatnya Bu...

6.9K 361 79
                                    

"Apa kau tidak ada pekerjaan lain Inojin?" Ucap sang wanita yamanaka itu pada putra semata wayangnya yang dari pagi pekerjaannya hanya berkutat dengan kuas dan cat lukisnya

"Apa kau tidak ada misi lain?" Ucapnya lagi, melihat sang putra tidak memberikan respon lanjutan, ia mulai kesal dan memaksa wajah tampan berkulit pucat bermata aqua itu menatapnya.

"Kau tau kan? Kalo pura pura tidak mendengar ucapan orang tua itu dosa!"

"Iya bu.. aku tau"
Ino melepaskan genggamannya

"Lalu dari tadi kau mendengarkanku?"

"Iya"

"Kenapa kau tidak menjawabnya?"

"Karena ya... apa yang ibu katakan juga sudah pasti jawabannya.. aku tidak ada kerjaan lain dan belum ada misi yang harus kulakukan. Jadi yahh aku begini melukis seperti biasanya"

Ino menatap dalam dalam putranya tersebut
"Inojin kau tau kan? Seorang ibu tidak bisa dibohongi anaknya?"

"Iya bu"

"Lalu aku tau kau berbohong, pasti ada yang sedang kau pikirkan kan?"
Inojin terdiam dan menghentikan lukisannya, ino berpaling menatap lukisan Inojin

"Himawari?" Tanyanya ketika melihat lukisan putri uzumaki itu dikanvasnya

"Ya himawari, kenapa bu?"

"Kenapa kau melukis himawari? Ini juga ada lukisan sumire, sarada, wasabi, namida juga chocho untuk apa ini? Apa mereka memintamu melukiskan diri mereka lagi?"

Inojin hanya mengganguk.

"Apa kau bingung mau berpasangan dengan siapa?"
Pertanyaan sang ibu sontak membuat inojin terkejut

"Apa maksud ibu? Aku tak ada alasan kesana, mereka memintaku melukiskan diri mereka ya aku lukiskan saja"

"Bohong! Kau sudah 16 tahun tidak mungkin kau tidak tertarik dengan yang namanya cinta?"

"Aku tertarik bu, hanya bukan sekarang"

"Tatapanmu berat saat melukis, biasanya kau akan sangat bersemangat melukis seperti ayah, tapi tadi tidak, malah kesedihan dan keraguan pada dirimu"

Inojin terdiam

Setelah beberapa saat Inojin kembali membuka percakapan

"Ayah dimana?"

"Ayahmu akan pulang lusa, ada misi, apa kau merindukannya?"

"Tidak sih, hanya bertanya saja, dari tadi aku tidak melihatnya"

"Oh yasudah,ibu ke toko dulu ya!"

Ino melenggang pergi menuju toko bunga yang berada didepan rumahnya itu.

"Konichiwa bibi ino!" Sapa shikadai sopan

"Konichiwa shikadai, tumben kesini? Mencari Inojin?"

"Iya, apa ada?"

"Ada, dia dikamarnya, sebentar biar kupanggilkan"

Ino menuju tangga dan berteriak memanggil putranya itu, setelahnya inojin turun ke bawah.

"Ada apa shika? Latihan? Atau misi?"
"Tidak aku mau mengajakmu ke yakiniku q bersama yang lain"

"Yang lain?" Inojin mengedarkan pandangannya karena ia tidak menemukan siapapun kecuali dirinya, ibunya dan shikadai.

"Ya, mereka diluar. Bagaimana? Mau ikut tidak?"

"Yasudah aku ikut, tunggu aku ganti baju dulu"

Inojin kembali pergi kekamar

"Oh ya shikadai, ada acara apa kalian beramai ramai ke yakiniku q?" Tanya ino pada pria muda bermata hijau itu.

"Sebenarnya sih hanya ingin berkumpul tapi entahlah, boruto bilang ada hal istimewa yang harus dirayakan"

"Hal apa?"

Shikadai mengedikkan bahu
"Entahlah, paling Hal yang merepotkan"

"Shikadai ayo!" Ucap inojin berlalu turun dari tangga dengan pakaian non formalnya.

"Ibu, aku pamit"

"Ya hati hati!" Ucap ino melambai

Ketika sampai diluar mereka bertemu dengan boruto dan mitsuki
"Tumben inojin kau mengenakan pakaian santai? Biasanya selalu formal" sindir boruto

"Ya kita hanya makan kan? Memangnya salah aku pakai pakaian begini?"

"Tidak sih, kalau kata wanita sih kau terlihat tampan" ucap boruto dengan muka super lebay dan aneh

"Kalau kau yang mengatakan itu terkesannya kau seorang banci yang sedang merayuku!"

Detik kemudian satu tonjokan melesat ke pipi inojin.

"Apa salahku?" Tanya inojin sambil meringis menahan sakit

"Bisa tidak kalau bicara fikir dulu apa itu menyakiti orang atau tidak"

"Emm entahlah menurutku itu tidak menyakiti"

Boruto terlihat semakin kesal
"Huhhhh!!! Kalau kau seperti ini terus tidak akan ada yang mau denganmu tau!"

"Sudahlah makin merepotkan saja jadi jalan tidak?" Tanya shikadai yang mulai bosan dengan suasana ini.

Mereka baru tersadar kalau mereka belum bertukar posisi mereka tetap berada didepan toko bunga yamanaka

"Yasudah gara gara kau sih!"
Inojin hanya mengernyit

Inojin's Painting Love [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang