Pukul 10 malam Inojin baru tiba di rumah. Toko bunga sudah tutup dan semua lampu di toko itu juga sudah dimatikan, Inojin pun segera melangkah menuju lantai atas menemui orang tuanya.
Inojin berfikir orangtuanya akan mengadakan kejutan juga sama seperti temannya sama seperti apa yang Shikadai katakan padanya namun apa yang ia lihat kebalikan darinya, Rumahnya begitu sepi hanya tinggal ibunya yang sibuk mencuci piring di dapur, hanya terdengar suara televisi yang tak ditonton dan air yang menetes dari keran.
"Sudah pulang sayang?" Tanya Ino sembari mengelap tangannya dan menghampiri putranya yang membawa setumpuk hadiah di tangannya
"Kau kesulitan? Sini ibu bantu" ucapnya mengambil alih hadiah hadiah itu dan menaruhnya di atas meja
"Maaf ya ayah dan ibu tidak memberimu kejutan ulang tahun karena ayahmu sedang tidak enak badan" ucap Ino berterus terang "Tapi selamat ulang tahun ya! Semoga kau mendapatkan apa yang kau inginkan" ucap Ino memberi Inojin hadiah
"Ayah sakit?" Tanyanya
"Iya" singkatnya "Tapi tak apa besok dia pasti baik baik saja"
"Ya sudah sudah malam tidurlah dan bawa semua ini ya, Ibu duluan" jawabnya dan Inojin hanya mengganguk mengiyakan
««◎◎»»
Inojin membuka satu persatu hadiah yang ia terima, kebanyakan teman temannya memberinya alat lukis yang membuatnya memutar bola matanya. Karena, Inojin sudah cukup memiliki semua itu mereka juga tau tapi teman temannya terus saja memberinya hadiah yang sama setiap tahun.
Namun ada satu hal yang menarik perhatiannya, sebuah kalung. Aneh memang, baru pertama kali ini ia mendapatkan sesuatu yang berbeda, tidak ada tulisan pemberinya namun ia meninggalkan sepucuk surat didalamnya.
Aku tidak pandai memilih hadiah
Tapi, semoga kau suka dengan pilihanku
Jangan dipandang dari harganya
Sebenarnya ada satu hal yang ingin aku katakan
Aku mencintaimu!"Sudah? Siapa?" Ucapnya bertanya
"Apa Sumire? Tapi ia kan sudah bilang hal ini" Inojin berusaha mengingat ngingat siapa yang kira kira bisa mengiriminya pesan seperti itu
"Sarada? Tidak mungkin, Chocho? Sangat tidak mungkin juga lalu siapa? Apa Himawari?" Pikirannya seketika melesat pada gadis berambut indigo itu
"Tidak mungkin!" Ucapnya kembali menepis pikiran aneh yang berulang kali melesat ke dalam pikirannya
Inojin beralih pada kalungnya, memang hanya kalung biasa. Perak dengan bandul kecil ditengahnya tak ada yang istimewa tapi kenapa pesannya seperti itu?
"Cih! Perhiasan wanita" umpatnya
"Tapi, bagus juga" sambungnya lagi, ia ragu untuk memakainya ia tidak mau disindir wanita oleh teman temannya hanya karena memakai ini
"Ini bagus, tapi tidak mungkin aku pakai aku simpan saja" ucapnya menyimpannya kembali ke dalam kotak kalung tersebut
Inojin terlelap dengan surat dan hadiah hadiahnya yang masih terserak, di dalam pikirannya ia terus mencari siapa yang memberinya surat itu?
««◎◎»»
"Hima, belum tidur?" Ucap Hinata begitu memasuki kamar putrinya
"Ah? Belum ma aku belum mengantuk"
"Kenapa? Kau tidak biasanya seperti ini?" Ucapnya yang melihat kejanggalan pada putrinya malam ini
"Mama, apa boleh kita mencintai seseorang yang jauh di atas kita?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Inojin's Painting Love [END]
FanficMenurutku cinta itu rumit namun kini aku terpaksa terjebak dalam situasi yang sangat aku benci itu Ibu dan Ayahku bilang bahwa aku harus menemukan satu matahari yang akan menerangi jalanku menuju cita cita ku dan menemaniku di sisa hidupku Tapi apa...