Surat Dari Sumire

3.8K 307 74
                                    

Sesampainya di yakiniku Inojin bertambah heran melihat sarada,himawari dan sumire turut serta.

"Apa yang dilakukan para gadis ini?" Tanya Inojin

"Kami diundang juga untuk kesini inojin- niichan" jawab hima

"Lho? Kenapa tadi himawari tidak bersama kakak kesini?"

"Onii-chan melarangku"

Inojin menatap boruto. Namun boruto segera menarik tangan Inojin untuk masuk.

Mereka memilih tempat duduk lalu memesan daging, setelah dagingnya datang mereka kemudian menaruh perlahan lahan daging mentah itu diatas panggangan bara api, sambil menunggu daging tersebut masak mereka membuka pembicaraan

"Apa Hal istimewa yang ingin kau rayakan boruto?" Tanya shikadai menuangkan sake pada gelasnya

"Tunggu saja" ucap boruto acuh yang membuat shikadai memutar Bola matanya

Mitsuki menatap inojin yang kembali sibuk dengan alat lukisnya
"Sepertinya kau tidak pernah bisa lepas dengan itu ya Inojin?" Komentar mitsuki yang berada didepan inojin

"Hn?" Inojin mendongak

"Kenapa dengan pipimu Inojin-kun?" Tanya sumire ketika melihat lebam kecil dipipi pucat inojin.

"Oh itu tadi a-" inojin menahan nafasnya karena mulutnya dibekam boruto

"Kalau kau laporkan hal yang kulakukan padamu aku akan melaporkan pada ibumu bahwa kau menggangu adikku!" Ancam boruto berbisik

"Himawari apa aku pernah menggangumu?" Tanya Inojin pada himawari yang sibuk dengan dagingnya yang sudah matang.

Boruto menepuk jidatnya sendiri melihat tingkah polos dan mengesalkan dari keturunan Yamanaka ini.

"Tidak, kenapa kau menanyakan itu Inojin-neechan?"

"Tidak sih, hanya bertanya"

"Apa yang didoakan orangtuamu sehingga memiliki anak sepertimu Inojin?" Boruto lirih dengan nada putus asa dan kesal

"Entah ya... tanya saja ibuku"

"Tau ah!"

"Sabar boruto, kau sepertinya masih belum mengenal dengan baik sosok Yamanaka Inojin ya?" Sindir shikadai sembari memakan perlahan dagingnya

"Oh ya untuk pengumuman istimewanya"
Semua mata menuju pada boruto

"Sarada, apa kau mau jadi pacarku?" Boruto menatap sarada mantap, sarada tersedak mendengarnya yang lain pun begitu terkejut

"A- apa aku tidak salah dengar?"

"Tidak ini bukan mimpi ini nyata uchiha sarada. Aku uzumaki boruto meminta putri keturunan uchiha untuk menjadi pacarnya"

"Emm beri aku waktu untuk memikirkannya"

Boruto nampak kecewa namun akhirnya ia mengiyakan
"Huftt baiklah aku menunggumu sarada"

Sarada mengganguk

"Oh ya ini lukisan pesanan kalian" Inojin membagikan hasil karyanya pada para wanita

"Sarada tolong berikan ini pada gendut ya"
Sarada mengerti siapa gendut yang dimaksud Inojin maka ia mengganguk

"Ninjou tolong berikan ini pada namida dan wasabi ya!"

"Inojin-kun aku bukan ninjou lagi jadi panggil aku dengan namaku saja"

"Yasudah sumire dan tolong jangan memanggilku dengan kun karena ayahku bilang-"

"STOP!"

"Ada apa boruto?"

"Ckckck Inojin Inojin kau ini bukan bocah lagi, kau sudah remaja,mau  sampai kapan diprovokasi   kata kata ayah ibumu itu?"

"Sampai aku sudah kehilangan mereka" ucap Inojin tak berperasaan

"Inojin sebaiknya kau tidak mengatakan kata itu, karena itu sama saja kau mendoakan keburukan orang tuamu sendiri" jelas mitsuki
Inojin mengganguk

"Inojin nii-chan  dimana lukisanku?"
Inojin mengalihkan pandangan pada si bungsu uzumaki ia terlupa bahwa lukisan himawari masih tertinggal di rumah.

"Gomennasai himawari, lukisan mu belum selesai, masih ada dirumahku, tapi besok kalau sudah siap aku antarkan kerumahmu"

Himawari nampak kecewa, namun seperti biasa inojin tidak menanggapinya.

"Yasudah tidak apa apa"

"Arigatou!"

"Douitashimasite!"

Mereka memakan daging serta sake mereka sampai habis, setelah selesai, Inojin berpamitan untuk pulang.

"Terimakasih untuk makanannya teman teman! Aku pamit!"

"Eh tunggu Inojin!" Shikadai menarik baju Inojin yang membuat Inojin kembali duduk dari bangkitnya.

"Ada apa?"

"Sumire mau menyampaikan sesuatu" ucapnya. Inojin mengalihkan mata suaranya pada mantan ninjou nya itu.

"Ada apa nin- maksudku sumire?"

Bukannya berkata, sumire memberikan sepucuk surat berbungkus rapih dengan amplop berwarna ungu dengan pin bunga mawar merah ditengahnya.

"Apa ini?" Inojin menerimanya

"Tolong baca ini dirumah"

Inojin semakin mengernyit tak mengerti, sementara yang lain malah hanya menontonnya.

"Harus sekali dirumah? Kalau disini bagaimana?"

"Tidak! Tolong baca itu dirumah"
Inojin memutar bola matanya.

"Yasudah, terimakasih"

"Hanya itu kan? Aku pamit ya!" Ucap Inojin tak memperdulikan tanggapan teman temannya dia melenggang pergi setelah membayar pesananya.

"Sepertinya dia itu-"

"Merepotkan?" Tanya shikadai membuat pertanyaan boruto tergantung

"Lebih dari itu, dia sama sekali tidak berperasaan persis seperti paman sai!"

"Sssttt ada yang marah loh!"

"Siapa?"

Shikadai mengarahkan pandangan mata hijaunya pada orang yang dimaksud, dan boruto menghentikan celaannya pada pria berdarah Yamanaka itu. Walau sebenarnya celaan boruto itu adalah kenyataanya.

Inojin's Painting Love [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang