Ino menghela napas panjang begitu membuka jendela kamarnya, besok ia berniat untuk mengakui segalanya pada Sai bahwa dia sudah tau tentang masalah itu.
Dia berpikir jika Sai tau setidaknya bala bantuannya bertambah dan semoga saja Sai mau menerimanya untuk membantunya menyelesaikan maslah ini bersama sama.
"Aku tau kau mungkin tidak membutuhkanku tapi aku yakin kau tidak bisa melakukannya tanpa bantuan"
"Ibu? Boleh aku masuk?"
"Ya?" Ucapnya menoleh pada Inojin yang memasuki kamarnya
"Ada apa Inojin?"
"Aku mau bertanya tapi aku mohon ibu jangan marah atau bersedih"
"Tentu, tapi apa?"
"Apa ibu yakin adikku benar benar sudah meninggal?"
"Ha? Kenapa kau mengungkit itu lagi?" Ucap Ino yang kembali terkejut dengan pertanyaan Inojin yang kembali mengungkit masa lalu 10 tahun yang lalu itu
"Aku rasa dia masih hidup"
"Tidak mungkin nak! Dia tidak mungkin masih hidup"
"Aku merasa adikku itu ada di sekitarku, Haruko!"
"Haruko?"
"Iya apa ibu merasa sangat dekat dan seperti memiliki ikatan istimewa ketika berbicara dengannya?"
"Iyaa sepertinya begitu"
"Lagipun Haruko artinya anak yang lahir di musim semi bukankah ibu mengalami kecelakaan itu di musim semi?"
"Iya kau benar, tapi tunggu! Tapi itu tidak mungkin Inojin, mungkin itu hanyalah asumsi mu saja tentangnya"
"Tapi kalau itu benar?"
"Itu tidak akan mungkin benar Inojin, Haruko juga punya orang tuanya sendiri"
"Tidak ibu dia bilang orang tuanya itu adalah orangtua angkatnya dan dia juga bilang kalau dia tertukar di rumah sakit saat dia lahir, siapa tau saja adikku tertukar dengan anak kandung orang tua angkat Haruko yang mungkin sudah meninggal?"
"Sudahlah Inojin jangan berpikir hal yang aneh aneh, aku bukan melahirkan lalu bayiku meninggal tapi aku keguguran itu berarti tidak mungkin adikmu itu ditaruh dalam kamar bayi"
"Tapi ibu"
"Sudahlah bersihkan pikiranmu dari hal hal yang tidak mungkin itu sekarang pergilah ke kamarmu dan tidur"
"Yaa" ucapnya lesu dan keluar dari kamar ibunya itu dan pergi kekamarnya
"Heh, apa yang sebenarnya Inojin pikirkan? Jika dia menginginkan seorang adik seharusnya dia langsung mengatakannya saja bukan malah berasumsi yang tidak tidak"
««◎◎»»
"Sepertinya aku melupakan sesuatu tapi apa?" Tanya Ino begitu memasuki pagi berikutnya, ia benar benar merasa kehilangan satu memory penting di dalam pikirannya
"Ino ada apa?" Tanya Sai begitu melihat Ino sedikit linglung
"Eh? Tidak Sai tapi aku merasa aku melupakan sesuatu"
"Melupakan sesuatu?"
"Ya! Sesuatu yang sangat penting tapi aneh sekali seakan akan kepingan memory itu hilang dari pikiranku"
"Itu mungkin hanya halusinasi mu saja Ino, mungkin kau terlalu lelah? Jadi kau sedikit berpikir yang aneh aneh"
"Ha? Tidak kok aku tidak berhalusinasi aku yakin aku melupakan sesuatu yang penting Sai!" Ucap Ino bersikeras dan tetap berpegang teguh pada pendirian awalnya "Atau jangan jangan ada yang mencuri pikiranku Sai?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Inojin's Painting Love [END]
FanficMenurutku cinta itu rumit namun kini aku terpaksa terjebak dalam situasi yang sangat aku benci itu Ibu dan Ayahku bilang bahwa aku harus menemukan satu matahari yang akan menerangi jalanku menuju cita cita ku dan menemaniku di sisa hidupku Tapi apa...