Persiapan Pesta Kejutan

2.5K 189 7
                                    

Dengan langkah gontai Sumire melangkah menuju kediamannya, baik hati maupun raganya benar benar terpukul. Ketika sang pujaan hati berniat untuk mengakhiri hubungan yang telah lama ia harapkan hanya karena ayahnya yang tidak menyetujuinya, Haruskah Sumire mengalami patah hati untuk kesekian kalinya?

"Paman Sai sialan! Aku benci kau!" Kesalnya melemparkan bantal ke sudut ruang

Hatinya kini dipenuhi kebencian terhadap pria pucat berambut hitam klimis itu, apa hanya karena insiden yang bukan murni kesalahannya menjadi alasan kuat untuk membenci dirinya yang sebenarnya juga korban?.

Dia duduk dengan lesu dan pikiran yang kini berat memenuhi kepalanya, ia membuka kepangan rambutnya frustasi dan menyisir kepangan rambut pendeknya akibat kumai Boruto waktu itu dengan jari jarinya setelah itu merebahkan seluruh tubuhnya pada ranjang kecilnya dan perlahan ia pergi menyelami alam mimpi yang bisa lebih indah dari kenyataan yang ia hadapi.

««◎◎»»

"Kau kemari lagi rupanya" ucap seseorang yang kini bersembunyi dalam kegelapan mencekam dengan perlahan Sai melangkahkan kakinya untuk berhadapan langsung dengannya

"Apa kau membawa seseorang hm?" Tanyanya, suaranya yang menggema benar benar persis seperti backsong sebuah film horror atau thriller

"Tidak aku sendiri" ucap Sai

Bersamaan dengan langkah Sai seorang pria bertubuh tinggi berambut putih panjang dan memegang sebuah tongkat mirip milik Rikudou Sennin itu muncul dengan sepuntung rokok yang ia buang dengan sengaja ke hadapan Sai.

"Ada apa kau datang kesini? Aku tidak punya urusan denganmu!"

"Aku kesini untuk menyerahkan diriku"

Pria itu mendongak dan mengeluarkan satu batang rokok lagi dari dalam saku bajunya, menyalakannya lalu menyedot dan meniupkan asapnya ke arah Sai.

"Menarik" ucapnya mulai mengelilingi Sai

"Tapi kau tahu kan aku tidak butuh shinobi seperti kau yang aku butuhkan adalah seorang pengendali jiwa!"  Ucapnya mengetuk tongkatnya ke tanah beberapa kali yang membuat ruangan besar, tinggi dan hanya diterangi oleh beberapa buah lilin yang hampir padam itu menggema dengan keras dan berhasil memadamkan 2 buah lilin

"Jadi dimana mereka? Anak dan istrimu?" Tanyanya sembari menoleh ke belakang Sai mencari cari seseorang yang ia incar sejak lama

"Mereka tidak akan pernah kesini dan kau tidak akan pernah bisa mengambilnya!!"

"Apa kemampuanmu untuk mengalahkanku? Hah!! Pria lemah mantan anak buah si brengsek itu saja sombongnya kelewat batas!"

Sai mendongak dan membulatkan matanya sempurna ketika mendengar kata kata mantan anak buah si brengsek berarti apa dia mengenal Danzo?

"5 tahun itu sebentar tuan, habiskanlah waktu itu dengan sebaik baiknya bersama keluarga tercintamu sebelum kau tidak akan pernah melihat mereka lagi"

Bersamaan dengan itu pria tinggi serta istananya menghilang di balik awan meninggalkan Sai sendirian di dalam hutan bambu yang penuh kegelapan, Sai menghela napas berat kali ini ia gagal lagi.

Sai melangkah ke arah berlawanan meninggalkan jejaknya.

««◎◎»»

"Kemana Sumire sih?!" Ucap Chocho kesal

"Sudahlah mungkin ia tidak datang kita duluan saja" ucap Shikadai yang sudah mulai mengantuk

Akhirnya semua setuju dengan anjuran Shikadai untuk duluan disetujui semuanya setelah Chocho mengirimkan pesan singkat pada Sumire mereka semua pergi menuju kediaman Nara.

Inojin's Painting Love [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang