Apa Benar Dia Mencintaiku?

3K 239 28
                                    

"Ohayou!" Sapa Inojin pada kediaman uzumaki itu, dia datang untuk memberikan lukisan Himawari yang ia janjikan untuk diantar ke rumah Himawari

"Ohayou! Oh Inojin mencari siapa?" Tanya si hokage ketujuh yang belum berangkat ke kantor

"Saya mencari Himawari nanadaime! Untuk memberikan ini" Inojin memperlihatkan hasil karyanya pada ayah putri bungsu uzumaki itu

"Hima sedang keluar, biar aku yang berikan"

"Oh yasudah, arigatou gozaimashita nanadaime!" Ucap Inojin sambil berlalu

Di rumah dia terus memandangi surat pemberian Sumire yang belum dia buka sampai sekarang, dia terus memikirkan apa kira kira yang akan diutarakan Sumire dalam suratnya? Begitu aneh. Suratnya dibungkus secantik mungkin dengan warna favoritnya itu.

Apa ia harus meminta saran pada ibunya?
Nanti dia malah akan terus di cap sebagai anak kecil oleh teman temanya yang terus saja meminta saran dari orang tua.

"Inojin, ibu pergi ke rumah bibi sakura sebentar ya! Tolong jaga toko!" Ucap Ino

"Iya bu!" Sahut Inojin dari atas

Ia segera menyimpan surat itu di saku celananya dan turun ke bawah. Seperti biasa ia menggunakan celemek berlogo klan Yamanaka itu dan duduk di meja kasir setia menunggu kedatangan pelanggan.

"Konichiwa! Aku mencari-"

Inojin menghentikan kegiatan melukisnya begitu melihat sang mantan ketua kelasnya diam membeku di ambang pintu.

"Oh sumire! Masuklah mencari apa?"

Sumire masuk perlahan lahan dengan jantung yang benar benar berdebar dan pipi yang tiba tiba saja bersemu merah menatap sang pujaan hati.

Apa inojin sudah membaca suratku?

Ia memasuki toko dan mendekati meja kasir menghampiri putra semata wayang Yamanaka ini.

"Mencari bunga apa?" Tanya Inojin dengan senyum khasnya

"Apa kau baik baik saja Sumire?" Tanya Inojin karena melihat pipi Sumire yang memerah

"A-a ku baik baik saja kok, aku kesini mencari mawar merah apa ada?"

"Kau mau memberikannya pada siapa?" Tanya Inojin sambil mencari bunga mawar merah di keranjang mawar

"Ti-ti-tidak kok! Hanya untuk hiasan saja!" Sumire terpaksa berbohong ia tidak mungkin bilang begitu lantang bahwa bunga itu untuknya

"Mau berapa tangkai?" Tanya Inojin

"Aku beli satu ikat saja"

Inojin mendekati meja kasir dan mengambil pisau kecil yang biasa digunakan untuk merapikan tangkai tangkai bunga, dengan telaten Inojin merapikan tangkai itu dan membuang duri duri yang menempel pada bunga cantik itu.

Setelah itu Inojin mengikatnya dengan sebuah tali rotan pendek lalu membungkus sebagian tubuh mawar itu dengan plastik yang biasa digunakan untuk membuat buket bunga.

"Semuanya jadi 10 yen!" Ucapnya sambil menyerahkan bunga itu pada Sumire

Sumire menyerahkan sejumlah uang pada Inojin, dan mulai mengumpulkan keberaniannya untuk bertanya pada Inojin.

"I-Inojin apa kau ada acara malam ini?"

Inojin menggeleng "tidak, kenapa?"

"Mau kah kau menemaniku?"

"Boleh saja, kemana?"

"Ada restoran sushi yang baru buka di konoha, aku ingin mencobanya tapi Wasabi dan Namida tidak bisa ikut"

"Owhh, biar aku yang menemani mu mau jam berapa?"

Bagai ditembak panah asmara, Sumire benar benar bahagia ketika ajakan nya dia sambut manis oleh pujaan hatinya ini yang telah ia kagumi sejak dulu, sejak Boruto memalingkan hatinya padanya.

"Terserah kau saja, kapan kau bisa menemaniku?"

"Malam ini jam 7 bisa?" Ucap Inojin mantap

Sumire mengganguk bahagia

"Ya sudah, kalau begitu jam 7 malam aku akan menjemputmu ya! Bersiap!"

"Arigatou Gozaimashitta!"

Inojin tersenyum dan Sumire pergi dengan perasaan yang benar benar bahagia.

15 menit kemudian

"Siapa saja yang datang Inojin?" Tanya Ino begitu memasuki toko

"Lumayan banyak, Sumire juga kesini"

"Sumire?" Inojin mengingat ingat teman teman wanita Inojin yang bernama Sumire itu

"Oh Sumire yang itu ya?" Inojin mengganguk

"Dia kesini hanya untuk membeli bunga?" Ino sudah sedikit menaruh curiga pada Sumire yang setiap bertemu dengannya ataupun Sai dia akan benar benar sangat sopan dan selalu menitip salam untuk Inojin, apa mungkin Sumire mencintai putranya?

"Tidak, dia juga memintaku untuk menemaninya makan di restoran sushi yang baru buka itu"

"Maksudmu Sumire mengajakmu berkencan?" Ino mengernyit

"Kencan? Apa itu kencan bu?"

Inojin yang begitu polos

"Kencan itu jadi seorang pria dan wanita yang makan bersama namun tujuannya untuk hal lain"

"Hal lain?"

"Bisa saja, seperti menyatakan perasaan, mengajak menikah berpacaran atau hal hal semacam itu"

Inojin kebingungan dengan maksud perkataan ibunya itu.

"Maksud ibu Sumire mencintaiku begitu?"

"Entah ya... tapi sepertinya begitu"

"Kalau dia menyatakan cinta padaku, apa yang harus kulakukan bu?"

"Itu terserah padamu, kalau kau mencintainya juga maka terimalah cintanya tapi jika tidak tolaklah dengan halus"

"Menolak dengan halus, maksudnya?"

"Yaa pokoknya tolak dia dengan cara yang lembut dan perlahan agar dia tidak sakit hati nantinya"

Inojin termenung memikirkan jikalau benar yang dikatakan ibunya itu kenyataan, maka apa yang harus ia lakukan? Dia hanya menemaninya sebagai teman bukan sebagai seseorang yang memiliki rasa lebih terhadap nya.
Dia juga bahkan tidak mengerti apa itu cinta? Dan bagaimana rasanya dicintai juga mencintai seseorang.

"Bu! Dia juga memberiku sebuah surat" ucap Inojin, ia tau ibunya berpengalaman dalam hal seperti itu berbeda dengan ayahnya.

"Apa isinya?" Tanya Ino sambil memakai celemek dan menghampiri Inojin di meja kasir

Inojin mengedikkan bahu "Aku tidak tau, aku belum membukanya"

"Suratnya seperti apa?"

"Seperti surat biasa, namun dihiasi beberapa hiasan dan amplop nya berwarna ungu, seperti warna favoritnya"

"Apa pipinya berubah merah saat bicara denganmu?" Inojin mengganguk

Ino menepuk bahu Inojin lalu mengacak acak rambut pirang pucat Inojin itu.

"Itu sudah dipastikan bahwa ia mencintaimu!"

Inojin kembali termenung.

Apa yang istimewa dariku sehingga ia mencintaiku?
Tapi apa benar dia mencintaiku?

Inojin's Painting Love [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang