"Dimana Inojin?" Tanya Ino panik begitu memasuki loby rumah sakit Konoha
Resepsionis pun memberitahukan keberadaan ruangan Inojin
"Tapi maaf ibu tidak bisa masuk, karena di dalam orangnya terlalu banyak"
"Tapi kan aku ibunya aku harus menemui putraku"
"Jaa" ucap Sumire pamit pada mereka yang berada di ruang rawat ia begitu terkejut begitu melihat Ino berdiri dengan raut wajah panik di depan pintu
"Eh Sumire!" Sahut Ino
"Iya bibi? Ada apa ya?" Tanyanya sopan setelah mengucapkan salam
"Kenapa dengan Inojin dia baik baik saja kan?"
"Ha'i dia baik baik saja, ada Himawari yang tadi mengantarnya"
Ino bingung. Kalau ada Himawari berarti ini juga berkaitan dengannya sampai sampai dia mau repot repot mengantar putranya yang memang dari awal tidak terlalu dekat ke rumah sakit.
Setelah Sumire pamit, Ino segera masuk ke ruangan karena telah diperbolehkan masuk. Setelah masuk, Ino menemukan pemandangan tidak familiar dihadapannya dengan duduknya putri bungsu Uzumaki di samping putra semata wayang Yamanaka yang dimana yang membuatnya semakin bingung adalah letak telapak tangan mereka yang hanya berjarak 2 centi, tatapan mata mereka yang berbeda dan sedikit kecanggunggan yang ia rasakan pada diri bungsu Uzumaki itu.
"Bibi?" Tanya Himawari membuyarkan semua lamunan Ino
Tanpa menunggu apapun Ino menghampiri putranya yang terbaring di ranjang rumah sakit, ia segera bertanya bagaimana keadaannya, apa yang ia rasakan dan bagaimana ini bisa terjadi.
"Gomenne bibi ini semua salahku" pernyataan Himawari membuat Ino kembali bingung, dan jujur ia muak dengan begitu banyak kebingungan yang ia dapatkan dalam tempo waktu singkat
"Tidak, itu bukan salahmu jadi begini ibu, tadi Himawari itu hampir mau tertimpa beton pembangunan untunglah aku ada disana jadi aku menolongnya karena tidak mungkin kan aku membiarkannya tertimpa, tapi aku kurang cepat menghindar jadinya pergelangan kakiku tertimpa"
"Tapi kau sudah baik baik saja kan?" Ucap Ino nampak khawatir
"Sudah ibu tenanglah" ucap Inojin tersenyum untuk mencairkan suasana
««◎◎»»
"Kenapa ya aku merasa kedekatan mereka itu janggal" ucap Sumire sendiri
"Janggal bagaimana maksudmu?" Tanya Chocho yang kebetulan ikut menengok Inojin karena Sarada yang keberatan untuk ikut
"Iya, kedekatan Inojin dan Himawari itu berbeda tatapan mereka dan-"
"Kau cemburu?"
"Apa sih?" Sumire mengelak seketika
"Dimana Inojin?" Suara tegas nan dingin itu terdengar menengahi obrolan mereka, mereka sama sama menoleh mencari sumber suara.
Dan, mereka menemukan lelaki Yamanaka berbaju hitam berkulit pucat itu dengan tatapan lurus dan tajam, mereka segera membungkuk salam begitu melihatnya, mengingat dia pernah menjadi sensei mereka.
"Ano paman Sai tadi bibi Ino juga kemari" ucap Sumire
"Ya aku tau itu sebabnya aku kesini, sekarang kalian tahu dinan ruangan Inojin?"
Mereka menunjukk jari mereka ke arah yang mengarah pada ruangan Inojin tanpa ekspresi atau sepatah kata pun, tanpa mengucap terimakasih dan setelah tersenyum pada Chocho,Sai pergi meninggalkan mereka berdua.
Kenapa paman Sai hanya tersenyum pada Chocho, padahal aku juga ada disini
"Kau kenapa?" Tanya Chocho sedikit memukul kecil bahu Sumire
KAMU SEDANG MEMBACA
Inojin's Painting Love [END]
FanfictionMenurutku cinta itu rumit namun kini aku terpaksa terjebak dalam situasi yang sangat aku benci itu Ibu dan Ayahku bilang bahwa aku harus menemukan satu matahari yang akan menerangi jalanku menuju cita cita ku dan menemaniku di sisa hidupku Tapi apa...