Dua puluh lima - tatapan kosong

1.1K 64 0
                                    

"Dia siapa?"tanya elan

"Yang tadi nganter?"

"Iyaa"

"Ituu...Namanya kak Rafly"ujar ara dengan wajah menerawang bagai melihat wajah Rafly yang tengah tersenyum manis di hadapannya

Elan yang melihat wajah semar mesem ara,langsung menebak bahwa adiknya ini tengah mengalami cinta monkey

"Lo suka sama dia?"

"Hmm,gak tau sii tapii kalo deket sama dia tuh rasanya ademmm gitu"

"Gak usah pacar pacaran,lo masih kecil"

"Apaan si?? Bunda aja gak ngelarang gue pacaran kata bunda gapapa pacaran asal masih di batas wajar"

"Kalo lo di sakitin gimana?? di PHPin?? di tinggal gitu aja tanpa kepastian?? Kan sakitt raa"ujar Elan dramatis

"Ya jangan sampe lahh,kok lo doanya gitu sii kak!! Kakak macam apa tauu"cibir Ara

"Ya makanya jangan pacaran"

"Bodo ah"

Ara tidak menghiraukan perkataan Elan,melainkan langsung melangkah pergi begitu saja menuju kamarnya

Setelah mandi dan mengganti baju seragamnya dengan baju santai,ara langsung menghempaskan tubuhnya lelah di kasur kesayangan

Ara menatap ke atas dengan pandangan menerawang wajah Rafly,tetapi tiba tiba perkataan Elan tadi mengiang begitu saja di dalam otaknya

"Kak Elan kok ngomongnya gitu sii"

"Tapi gue yakin kok,ka Rafly tuh orangnya baik"ujarnya meyakinkan dirinya sendiri

"Udah baik,tinggi,putih,ganteng lagi sempurna bangett sii"gumamnya

                           ***

"Mah apa apaan si?!"bentak laki laki itu pada ibunya

Bahkan dia sudah tidak peduli dengan perasaan ibunya,baginya ibunya dan ayahnya itu hanya mementingkan perusahaan,bisnis,dan uang tidak ada daftar namanya dalam kehidupan kedua orang tuanya itu

"Maksud mama apa jodoh jodohin Regan sama dia?"perotes Regan tidak terima

"Mama gak mau kamu salah milih pasangan"

"Regan gak yakin,kalo kalian bener bener peduli sama Regan"cibir Regan

"Regan!! Jaga omongan kamu!!"bentah Ardi

"Kenapa?? emang bener kan?! papa sama mama tuh cuman mentingin bisnis dan uang!!"balas Regan

Karin memijit batang hidungnya,iya lelah dengan sikap anak tunggalnya itu,selalu saja membangkang dengan perkataannya

"Kenapa si kamu gak pernah turutin perkataan mama?? Emangnya mama sering meminta sesuatu sama kamu?? Mama cuma mau kamu turutin permintaan mama kali ini aja"

"Emang mama gak pernah nuntut permintaan ke regan,tapi sekalinya mama minta Regan nurutin, itu perintahnya gak masuk akal ma!!"

"Apa bertunangan gak masuk akal?"

"Jelas gak!! Karena regan masih SMA!!"

"Apa salahnya?? Ini hanya pertunangan bukan pernikahan"

"Regan masih SMA regan mau ngelanjutin pendidikan dulu"ujar regan lebih tenang

"Ngelanjutin pendidikan?? Apa kamu yakin bisa menghadapi perkuliahan?? Kamu kira kuliah gampang? Lebih baik kamu menikah dan melanjutkan perusahaan papa"ujar Ardi meremehkan

Regan merasa hancur,perasaannya seperti di remukan hingga hancur lebur,harga dirinya terasa di injak injak saat ayahnya mengatakan kalimat yang pas menusuk hati terdalamnya,ayahnya itu sangat sangat meremehkannya

Ia menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan

"See,bahkan papa ngeremehin Regan..kalian tuh pernah gak si mikirin perasaan anak nya?? Sebenernya gue itu anak kalian atau bukan si??!!"bentak Regan keras

"Regan!!"

Plakkk.

Ardi menampar Regan hingga Regan terhempas ke samping dan tersungkur di pantai

"Jaga omongan kamu!!"bentak Ardi

"Makasih. papa udah buktiin kalo papa emang gak pernah peduli sama regan,bahkan papa tega nampar regan sampe segitunya"lirih Regan

Mendengar lirihan Regan yang terdengar begitu menyakitkan membuat Ardi terpukul,ia sangat menyesal atas tamparannya yang di luar kendali

Regan bangkit dan berjalan dengan penuh emosi lalu masuk ke kamarnya dan menutup  nya dengan bantingan lalu menguncinya rapat

"Arghhhhhh!!!"jerit Regan frustasi

"Kenapa si gue di lahirin di keluarga berantakan kaya gini?!"teriaknya menggema di seluruh sudut kamar

"Kenapa gue gak bisa bahagia kaya orang lain"lirihnya

Dengan marah Regan keluar kamar dengan membanting pintunya,saat dia melewati kedua orang tuanya yang tengah sibuk memainkan ponsel mereka masing masing

Bahkan mereka tidak menyadari kehadiran anak tunggal mereka yang tengah berdiri dengan perasaan yang penuh emosi

Regan berjalan tidak mengiraukan kedua orang tuanya yang tengah sibuk,saat di ambang pintu karin memanggil Regan dengan sedikit bentakan namun terdengar tegas

"Regan!"

"Paan?"jawab Regan tanpa sedikitpun Sopan santun

"Mau kemana lagi kamu?? Baru pulang sekolah udah pergi lagi aja mau jadi apa kamu?!"tegur Ardi

"Gue keluar rumah mau cari hiburan yang bener bener gak ada dirumah,buat nyari kebahagiaan yang bahkan bener bener gak ada di dalem rumah!!"teriak Regan menekankan kata 'KEBAHAGIAAN'

"kamu fikir kamu bisa hidup tanpa harta papa?!"

"Kenapa gak pah?? Bahkan kalo di suruh milih mau sekeluarga sama kalian atau Regan jatuh miskin,regan lebih milih jatuh miskin dari pada harus serumah sama robot pekerja yang diotaknya cuman kerjaan dan uang!!"tuturnya penub emosi

"Bener bener gak tau sopan santun kamu!!"bentak Ardi

"Gimana gue mau tau sopan santun kalo kalian lebih oeduli sama pekerjaan?!"ujar Regan dengan hentakan lalu pergi begitu saja

"Mau kemana kamu?!"teriak Ardi dari dalam rumah

"Bukan urusan lo!!!"sahut Regan dengan teriakan

Selama kurang lebih 3 jam regan mengendarai mobilnya tanpa tujuan yang pasti,dan sekarang disini lah dirinya di depan rumah seorang perempuannya yang bisa melunturkan emosinya walau hanya dengan melihat wajahnya

Regan turun dari mobil berjalan santai ke depan tepat di rumah Ara,namun tidak memanggil ataupun memencet bel yang tersedia

Dia hanya mematung dalam diam menatap ke dalam rumah itu dengan tatapan kosong


[END] My DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang