Tiga puluh Tujuh - mulai menjauh

1K 61 1
                                    

Happy Reading 🙌

Sudah hampir sebulan Regan selalu menghindar dari Ara,selalu saja berpindah tempat ketika Ara datang,selalu menghindari tatapan Ara dan selalu menganggap Ara tidak nyata

Rasanya sangat tidak nyaman ketika Regan melewati nya begitu saja,tidak ada lagi tingkah laku Regan yang membuatnya naik darah

"Ngelamun aja,lagi mikirin apa?" Tanya seseorang tiba tiba

"Eh ka Rafly?"

Rafly hanya tersenyum
"Regan ngejauh ya?"

Ara sedikit terkejut dan Bingung dengan pertanyaan Rafly,apa itu penting?

"Sorry ya gara gara gue,Regan jadi ngejauhin lo"

Ara tersenyum
"Gapapa kok ka,lagian gak penting juga buat gue..mau dia ngejauh atau gak"jawab Ara sekenanya

Rafly mengangguk mengerti
"Yaudah,gue balik ke kelas ya..jangan ngelamun terus ntar kesambet"

Dan Ara hanya tersenyum menanggapi lelucon Rafly yang terdengar garing

Diam diam Regan mengepalkan tangannya di balik tembok karena mendengar jawaban Ara yang seakan tidak perduli meski dirinya menjauh,mungkin ini tidak terjadi sesuai ekspektasi nya dimana Ara merasa bersalah dan mengharapakan pemberian maaf darinya

Rasanya perasaan kesal samakin berkecamuk di dalam dirinya, membuat perasaan dendam sedikit tumbuh di dalam hati dan pikirannya

***

Pelajaran sudah mulai dari 10 menit yang lalu,tapi pikirannya sama sekali tidak mengarah pada pembelajaran melainkan memikirkan bagaimana cara meminta maaf pada Regan

Karena ego tingginya mengahalangi niat baiknya

"Ara!"teriak seseorang dengan kencang

Ara segera tersadar dari lamunannya,dan menatap khawatir ke arah depan juga sekelilingnya dan ia baru tersadar bahwa seluruh kelas sudah pergi ke kantin mengabiskan waktu istirahat

"Lo mikirin apaan si??" Tanya Dira sedikit kesal

"Gak mikirin apa apa"

"Yaelahh ra,masih aja suka nyembunyiin sesuatu dari gue?"

"Gue gak sembunyiin apa apa"

Dira menghela nafas kesal
"Liat aja nanti,pas kuliah gue ambil jurusan psikologi..biar bisa baca pikiran orang terutama lo!"

"Semoga sukses ya dir"

Ara kembali berfikir,Apa dengan mendekatkan diri terlebih dahulu bisa berhasil? Tapi bagaimana mungkin mendekatkan diri sedangkan Regan selalu saja pergi saat dirinya datang?

"Gue mau ke kantin"ujar Dira tiba tiba dan hanya di balas anggukan oleh Ara

"Ko ngangguk?"

Ara menatap heran
"Ya terus gue harus apa?"

"Emang nya lo gak ke kantin?"

"Gak,mau ngurus something"

Dengan muka kesal Dira pergi berjalan ke kantin

Ara kembali berfikir keras Dimana biasanya Regan berada saat waktu istirahat? Dengan tekad nya ia terlebih dahulu mengecek di kantin dan benar saja Regan tidak ada di sana..pasti dia sengaja tidak ke kantin unik menghindari Ara

Kenapa sekarang sangat sulit mencari nya? Sedangkan dulu selalu saja muncul dimana pun Ara berada

Ara menatap kedepan dan secara tidak sengaja ia melihat Regan masuk ke dalam perpustakaan,sendirian.. perpustakaan? Sendiri?

Dengan langkah cepat Ara segera menyusul Regan ke dalam perpustakaan dan terus mencari nya di antara rak rak buku yang besar

Ara menemukan Regan di meja pojok dekat jendela dengan posisi tangan menyangga kepala dan memakai earphone putih,dengan perlahan Ara duduk di samping Regan tanpa sepengetahuan nya

Dengan kencang Ara menarik sebelah earphone milik Regan membuat pemiliknya menengok dan tadaa..semuanya seakan membeku

Regan dengan pandangan heran nya dan Ara dengan wajah yang menunjukkan bahwa ia lupa apa kata pertama yang harus ia ucapkan

Keheningan terus berlanjut sampai Regan mengambil earphone nya di tangan Ara dan pergi begitu saja

Ara yang melihat Regan pergi seketika berteriak kesal

"Arghhhh elahhh bego bego begoo,bego banget si lo Araaa"

"Hei,kenapa?"tanya seseorang tertawa kecil

_____________________________

- jangan lupa selalu tekan bintang sehabis membaca,menerima semua kritik dan saran -

A/n : big love buat yang udh baca dan vote💙

[END] My DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang