Tiga puluh enam - sebenci itu?

1K 64 1
                                    

- Happy Reading -

Ara berjalan pelan menuju kelas nya,dengan tidak sengaja ia berpasan dengan Regan yang tengah berjalan bersama daffa

"Eh Ara" sapa Daffa akrab tapi tidak dengan Regan ia hanya memasang muka datar dan terus saja menghindari tatapan Ara

Ara menghela nafas, lantas tersenyum menanggapi sapaan Daffa

"Udah lama gak liat Lo,mau ikut gak sama kita?"

Seketika terbit tatapan yang mengatakan 'apa apaan lo ajak dia?' dari Regan

Melihat itu Daffa tersenyum geli lalu melanjutkan perkataannya
"Katanya sih Regan mau curhat tentang lo, sakit hati dia..jangan di sakitin lagi dong Ra kasian"

Regan membelakan matanya lalu menyikut perut Daffa cukup keras membuat Daffa meringis dan hampir terjatuh
"Kejam nya dirimu tega nya tega nya"senandung Daffa

Regan hanya menatap kesal ke arah Daffa lalu melanjutkan langkahnya dengan cepat

"Gapapa kak?" Tanya Ara sedikit meringis melihat wajah Daffa yang menahan sakit

"Gapapa,slow udah jadi makanan sehari hari ini mah,gue duluan ya"ujarnya lalu berlari mengejar Regan

Ara menengok ke arah mereka dan terlihat Regan yang enggan di rangkul Daffa dan terus saja menghindar,melihat itu Ara sedikit terkekeh mereka terlihat seperti anak kecil

"Woy!!" Teriak Dira tepat di telinga nya

"Dir! Gila lo teriak pas di kuping gue"

Dira hanya terkekeh kecil lalu merangkul Ara mengajaknya masuk ke kelas dan duduk
"Ra,lo tau gak?"

Ara yang sedang membuka lock screen handphone nya sedikit melirik Dira lalu kembali menatap handphone
"Gue rasa Lo harus minta maaf sama ka Regan"

"Minta maaf?"

"Iya lah,kalo tebakan gue sih ya..kemaren tuh pasti dia kesel banget"

"Keselnya?"

"Ya lo pikir aja gitu Ra,kan kemaren lo sendiri yang bilang ke gue di telpon "
"Lo bilang,dia gendong lo sampe keliling Dufan,gara gara lo gak kuat lagi jalan"

"Teruss salah gue nya dimana? Gue ga minta di gendong kok"

"Gue belom selesai ngomong"kesal Dira

"Ya mungkin emang bukan Lo yang minta buat di gendong,tapi secara dia kan udah baik sama Lo udh mau cape cape gendong Lo keliling Dufan..tapi Lo nya malah gitu" sinis Dira

"Gitu gimana? bisa gak si lo tuh kalo ngomong jangan setengah-setengah?"

Dira memutar bola matanya jengah, bagaimana bisa dia tidak sadar dengan kesalahaannya?

"Yaa..Lo malah Jalan sama cowok yang kemaren itu,malah happy happy sama dia, keliling sama dia dan ninggalin ka Regan"

"Gue gak ninggalin,kan gue udah bilang kalo gue gak sengaja ketemu ka Rafly"

"Gak sengaja tapi jalan nya sampe satu jam lebih?"
"Lo enak enakan keliling, sementara ka Regan luntang Lantung gak jelas buat nyari Lo?"

"Udah ah dir, ngomongin dia Mulu bosen" kesal Ara menyandarkan punggungnya ke kursi

"Lo harus minta maaf"

***

"Ya gitu ,rasanya mau gua kulitin tu cowok"

"Tunggu dah,emang cowok yang lo maksud itu siapa?"

"Gue gak kenal baru liat juga, kayanya seangkatan sama kita"

"Yang mana sih anaknya? Penasaran gue"

"Yaa menurut gue lumayan sih anaknya,ganteng di atas rata-rata gitu"

Seketika Daffa menatap horor ke arah Regan
"Kenapa dah?" Tanya Regan heran

"Lo gak naksir dia kan gan?"

"Asal banget tuh mulut"
"Ya kali gue suka sesama jenis,masih waras guee" sewot Regan

"Ya lagian lo bilang dia ganteng lah,lumayan lah..kan gue jadi khawatir takutnya lu naksir gue lagi"

Tepat setelah Daffa menghentikan ucapannya,seorang guru masuk dan segera memulai pelajaran

***

"Dirr lama banget sih"kesal Ara dan terus mengetuk pintu kamar mandi

"Elahh bentar Ra,diem dulu napaa mules guee"

"Udah sepuluh menit gak kelar kelar,Lo berendem?"

"Bawell deh Lo,udah mending Lo duluan aja ke kantin"

"Yaudah gue ke kantin duluan,Lo mau pesen apa?"

"Ra pliss gue lagi bab Lo malah nanya makanan"

Ara terkekeh kecil
"Maaf maaf ,yaudah gue duluan ya"

Ara berjalan santai menuju kantin sambil memainkan handphone nya walau sekedar menggulir beranda Instagram

Setelah sampai di pintu kantin ia menyapukan pandangannya ke setiap sudut,untuk mencatat tempat kosong untuk dirinya juga Dira

Tapi bukan bangku kosong yang ia lihat melainkan Regan yang tengah menatap nya dengan datar..oh ralat sangat sangat datar tanpa ekspresi sedikitpun

Daffa yang melihat gerak gerik Regan yang sedikit aneh,dengan cepat mengikuti arah pandang Regan dan setelah menemukan objeknya ia secepatnya mengambil tindakan
"Hai Ra,gabung aja sama kita" ajak Daffa sedikit berteriak

Ara sedikit menerbitkan senyuman
"Gak usah deh kak,gue cari tempat lain aja"

Saat sudah berbalik Ara melihat Dira yang tengah berlari menghampiri nya
"Udah dapet bangku?"

Ara hanya menggeleng untuk menjawab pertanyaan Dira
"Kalo belum,kenapa keluar kantin?"

"Gue gak ja--"

"Hai Dir,gabung sama kita aja gimana?"ajak Ariq yang tiba tiba sudah ada di samping Ara

"Wihh kebetulan benget,kita juga lagi cari bangku dan gak ada bangku yang lain juga"
"Ayo Ra" ajak Dira dan langsung menarik Ara ke meja dimana ada Daffa, dan Regan

Dan sialnya Ara duduk tepat di depan Regan,ini membuat nya semakin sulit rasanya melakukan gerakan sedikit saja ada yang salah
"Mau pesen apa?"tanya Ariq mangikuti gaya seorang pelayan

"Cocok juga Lo jadi pelayan"ujar Daffa mengomentari

"Makasih atas pujiannya"ujar Ariq dengan senyum yang sangat di paksakan

Dengan tiba tiba Regan bangkit dari duduk nya dan melangkah pergi
"Gan Lo mau kemana?"tanya Daffa sedikit berteriak

"Kemana aja yang penting gak di kantin"balas Regan

"Kak Regan kenapa?"tanya Dira

Entah hanya perasaan nya saja atau tidak,Ara merasa bahwa penyebab Regan pergi adalah dia

Sebenci itukah Regan denganya?

__________________________________________

- jangan lupa tekan bintang setelah membaca,menerima semua kritik dan saran-

[END] My DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang