Tiga puluh delapan - Ada apa?

895 48 9
                                    

"Ha? Gak ko gapapa,cuma kesel aja"

"Jangan asal ngomong gitu, omongan itu do'a loh emang mau bego beneran?"

"Hah? Ihh amit amit deh gak mauu"ujarnya sambil mengetuk kepala dan meja secara bergantian

Rafly tertawa kecil lalu mengacak pelan rambut Ara dan berjalan pergi keluar perpustakaan

Rasanya asik bisa sedekat itu dengan Rafly seperti imajinasi nya dulu,tapi entah kenapa ia sedikit merindukan perlakuan menyebalkan yang biasa Regan lakukan

Bel pulang berbunyi membuat semua siswa/i merapihkan seluruh alat tulisnya

"Duluan ya dir"ujar Ara terburu buru sambil setengah berlari

"Eh lo mau kemana? Buru buru amat si??"teriak Dira

"Keadaan Genting!!" balas Ara teriak juga

Dengan terburu buru Ara berlari menuju gerbang, sampai beberapa kali hampir terjatuh karena bertabrakan dengan siswa lain karena bel pulang baru saja berbunyi

"Misiii dong misiii" teriak Ara agak kencang

Tetapi tetap saja jalan yang tersisa sangat sedikit membuatnya susah untuk berjalan cepat

"Ehh woyy misiii napaa,kalo ngobrol jangan di jalanan" kesal Ara pada dua orang yang sedang berbicara sambil berjalan

Setelah kedua sejoli itu sedikit menyingkir dari tengah jalan,dengan cepat Ara berlari menuju gerbang dan segera mencari seseorang dan dengan cepat juga ia menemukan orang tersebut

"Pulang aja pulang"titah Ara tiba tiba pada Elan yang sedang duduk santai di atas motor antiknya

"Lah kenapa?" heran Elan,karena dia sudah meluangkan sedikit waktu rehatnya untuk menjemput Ara

"Ihh udah pulang aja,gua pulang bareng temen"

"Siapa?"tanya Elan

"Nanya muluu sii,udahhh pulang aja sanaa"kesal Ara sambil mendorong dorong Elan

"Ehh ehh ntar jatohh ini,iya iya gua pulang"

Ara melihat sekeliling berjaga jaga memantau seseorang

"Bener ada temennya?"tanya Elan sekali lagi

"adaa kokk"

"Yaudah" dan Elan segera mengendarai motornya pergi dari lingkungan SMA GARUDA BANGSA

                                 ***

Dengan lambat Regan memasukan seluruh alat tulisnya ke dalam tas,enggan bertemu Ara adalah alasannya merapihkan alat tulisnya dengan lambat

Regan juga melambatkan langkah nya menuju parkiran hingga sekolah hampir sepi,karena kebanyakan murid akan bergegas pulang dan istirahat dari asupan tulisan yang memenuhi kepala mereka

Saat sedang memakai helm nya dengan tidak sengaja Regan melihat Ara yang tengah mencuri padang ke arah nya

Apa?mencuri pandang? Untuk apa?

Dengan cuek Regan melajukan motornya menghiraukan Ara yang berdiri di gerbang sekolah

Melihat itu Ara membelakan matanya kaget,Regan melewati nya begitu saja?

Tidak tinggal diam Ara berlari dan mengejar motor Regan yang sudah mulai menjauh dari gerbang lalu berdiri tepat di depannya dengan tiba tiba

Untungnya Regan tidak terlambat mengerem jika saja dia terlambat hal buruk bisa terjadi pada keduanya

"Gila lo ya!!" Bentak Regan melihat Ara berdiri dengan tiba tiba di depan motornya

"Kok lo gak berhenti si?" Tanya Ara sedikit kesal

"Kenapa gua harus berhenti?" Balas Regan tetap cuek

"Lah? Emang nya lo gak liat gua berdiri di samping gerbang?" heran Ara

Dengan wajah datar sedatar papan triplek Regan menjawab
"Liat"

"Kok lo gak berhenti?"tanya Ara lagi

"Kenapa gua harus berhenti?" Jawab Regan dengan mengulang perkataan nya tadi

"Ishhh seriussss"kesal Ara

"Ngapain gua serius sama lo? Lo aja sibuk sama yang lain mulu,lagian ngapain lo mesti pulang sama gue?"

"Lah? Kok lo?"

Ara hanya melihat ke arah Regan dengan bingung

"Awas,gue mau pulang" titah Regan pada Ara yang masih betah berdiri di depan sepeda motornya

Dengan Refleks Ara menyingkir dari depan motor Regan,dan menatap kepergian Regan dengan tidak mengerti

Karena tidak mendapat tumpangan, Ara memilih untuk pulang dengan angkutan umum

Dengan bosan Ara berjalan dengan sesekali menendang batu kerikil kecil yang ada di jalanan,tidak sengaja ia melihat dua orang laki laki berpakaian serba hitam berdiri di depan rumah nya

"Ada apa ya pak?"tanya Ara pada kedua orang itu

"Saya kesini untuk memberikan peringatan yang ke 3 kali nya perihal hutang atas nama bapak sukijan"

"Hutang?" Heran Ara,karena ayah nya tidak pernah membicarakan perihal hutang

"Ya,mba anaknya? Tolong di sampaikan pada beliau untuk melunasi hutang sesuai waktu yang di tentukan"

"Tapi..ayah saya lagi di luar kota"

"Bisa di panggil ibu nya? Saya perlu menjelaskan secara rinci lagi"

"I..iya sebentar pak"

Ara masuk ke dalam dengan bingung,namun ia enggan memberi tau pada bunda nya kalau ia sudah mengetahui berita ini

"Bunda,di depan ada orang..katanya mau ketemu bunda"

"Siapa?kaya nya bunda gak ada janji hari ini"

"Ara kurang tau,Ara ke kamar dulu ya Bun"

Sesampainya di kamar Ara berbaring dan perkataan dua laki laki tadi kembali terngiang di kepalanya

Hutang?kenapa ayah ya tidak pernah sekalipun membicarakan tentang itu? Biasanya setiap ada masalah ayah nya itu selalu berbagi cerita di ruang keluarga

Ara menarik nafas panjang lalu bangkit untuk mengganti bajunya, sebelum masuk ke kamar mandi Ara mendengar sedikit percakapan Elan dengan ibunya yang sudah kembali masuk

"Ayah punya hutang?"tanya Elan pada bundanya

"Bunda juga baru tau,kenapa ayah gak pernah cerita ya?"

"Coba telpon ayah dulu bun,Elan takut nya ini penipuan kan sekarang lagi jamannya bun"

Mengikuti saran putranya ia pun menghubungi suaminya,untuk mengetahui kebenaran tagihan hutang itu,namun sudah 3 kalo mencoba untuk menghubungi tetap tidak ada jawaban melainkan hanya sahutan dari operator

"Gimana Bun?"tanya Elan

"Nomor ayah gak aktif"

     _________________________________

A/n : maaf lambat (pede banget emang ada yang nungguin:') karena   ada beberapa penyebab salah satunya mager'-'

 A/n : maaf lambat (pede banget emang ada yang nungguin:') karena   ada beberapa penyebab salah satunya mager'-'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bonus foto Elan sebagai awal tahun 2019😋*padahal blm jam 00.00

[END] My DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang