[4A]

373 52 7
                                    

Jarum jam di kamar Zhengting telah menunjukkan pukul sebelas malam. Zhengting baru saja selesai membaca buku fisikanya. Bukannya bermaksud terlalu rajin, tetapi tadi Zhenting merasa sangat bosan karena tidak ada yang bisa ia kerjakan, itu sebabnya ia memutuskan untuk membaca bagian-bagian awal dari buku fisika—walau berakhir dengan ia berhasil menyelesaikan bab pertama malam itu.

Buku jadwal pelajaran esok hari telah ia siapkan, termasuk perlengkapan lain seperti alat tulis dan seragam. Sejak kecil, Zhengting memang telah terlatih menjadi anak yang teratur dan terorganisir. Ia tidak akan tidur malam sebelum semua perlengkapan sekolahnya selesai ia siapkan.

Merasa semuanya sudah lengkap, Zhengting pun melemparkan diri ke tempat tidur. Ia men-charger ponselnya yang terletak di nakas, agar ketika esok hari bangun baterai ponsel tersebut telah terisi penuh.

Zhengting belum mau langsung tidur. Ia bermaksud untuk mengecek beberapa pesan masuk di media sosialnya terlebih dahulu.

Saat itulah ponselnya bergetar. Panggilan masuk dari Cheng Xiao.

"Ada apa, Xiao?"

"Lo belum tidur, Zheng?"

"Kalo gue udah tidur, gue ga akan angkat telepon lo."

Terdengar suara cekikikan gadis itu. "Bener juga."

Zhengting melepas ponselnya dari kabel charger. Tangannya lama-kelamaan akan keram kalau ia harus menelepon dengan ponsel yang di-charger. Kabel charger tersebut agak pendek. Kemudian Zhengting berguling ke tengah kasur, mencari posisi yang nyaman untuk menelepon.

Menurut pengalamannya, bertelepon dengan Cheng Xiao akan memakan waktu lama dan membutuhkan posisi yang nyaman.

"Kenapa? Lo nggak bisa tidur? Insomnia lo kambuh lagi?"

"Heeh," jawab Cheng Xiao dengan nada agak muram. "Aduh, lo pengertian banget deh, Zheng!"

"Ada yang mau lo ceritain?"

"Eh?"

Zhengting tersenyum untuk sekilas. "Biasanya kan kalo lo sampe insom tuh berarti ada yang ngeganjel dan harus lo ceritain ke gue. Sok sini cerita. Gue belom ngantuk kok."

"Nggak ada apa-apa Zheng... Cuma nggak bisa tidur aja..."

"Terus kenapa nelpon gue? Berarti mau cerita, kan?" Zhengting membalik posisi tidurnya. "Xiao, dari dulu lo tuh paling gabisa boong. Gue kenal lo dari kecil, Xiao. Lo paling gabisa boong sama gue. Udah sini cerita..."

Terdengar helaan napas dari seberang telepon. "Iya, Zheng. Gue lagi banyak pikiran."

"Kenapa? Diet lo gagal hari ini?"

"Ih, bukan! Diet gue komplit hari ini! Bahkan gue ga makan malem!" balas Cheng Xiao dengan nada bangga.

"Yaelah, nyiksa diri lo ya? Ntar kalo laper tengah malem gimana? Ngemil? Ya sama aja dong dietnya gagal..."

"Zhu Zhengting!"

"Iye, iye..." Zhengting cengengesan. "Lo mau cerita apa?"

"Eng... Gini.... Lo pernah ga sih ketemu orang yang punya dua kepribadian gitu?"

"Pernah. Ini yang lagi nelpon gue."

"Ih seriusan!"

Zhengting malah terbahak. "Hahahaha.... Iya iya maap atuh... Eng... dua kepribadian kayak gimana dulu, nih? Emangnya kenapa?"

"Gue ada ketemu, Zheng. Gimana ya, ketika di depan orang lain yang umum gitu dia sifatnya gitu, tapi pas gue ga sengaja mergokin dia lagi sendirian, sifat dia beda banget."

Sweet, Sour, Bitter 🔹 Idol ProducerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang