[5]

298 56 22
                                    

== Jangan lupa abis baca vote sama komen yha ehehehe ==

Jieqiong menatap sebuah kotak kecil yang sengaja ia letakkan di atas meja. Kotak tersebut berwarna cokelat keemasan, dengan tutup berwarna biru navy. Sebuah pita berwarna senada ada di bagian atas tutup kotak tersebut, menambah manis penampilannya. Hasil intip-mengintip Jieqiong semenit yang lalu, terdapat sebuah dasi warna merah maroon yang terlipat rapi di dalam kotak tersebut.

Itu bukan milik Jieqiong, tentu saja. Benda tersebut merupakan milik mamanya. Titipan sang Mama, tepatnya, untuk diberikan kepada calon anak laki-lakinya.



Cai Xukun, yang kata Mamanya sedang berulang tahun hari ini.



Jieqiong berpikir keras, mempertimbangkan bagaimana ia harus menyerahkan kotak tersebut dengan tempo sesingkat-singkatnya. Jieqiong tahu bahwa Xukun berada di kelas sebelah, tetapi ia masih belum menemukan cara efisien untuk memberikan titipan mamanya itu. Lagipula, Jieqiong belum mengenal dengan Cai Xukun dengan baik untuk bisa menerka bagaimana respon pemuda tersebut.

Haruskah Jieqiong memberikannya secara diam-diam? Atau mengajak calon kakak angkatnya itu ke tempat sepi dan memberikannya di sana? Atau haruskah ia datang ke kelasnya, menyerahkan kotak tersebut, lalu pergi?

Merasa tidak mendapat jawaban yang tepat dan hanya menambah sakit kepalanya, Jieqiong pun bangkit berdiri. Daripada tenggelam dalam ketidakpastian, lebih baik ia datangi saja kelas Xukun. Mungkin dengan melihat pemuda itu secara langsung Jieqiong dapat mempertimbangkan kembali perihal penyerahan kotaknya.



Kelas 10-A tampak sangat sepi, hanya beberapa orang murid yang masih berada di sana. Jieqiong maklum, ini adalah jam istirahat, dan bisa dipastikan hampir seluruh penghuni kelas itu sedang mengantri di kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah keroncongan. Keadaan kelas Jieqiong pun tak ada ubahnya, lengang ditinggal oleh penghuninya.

Jieqiong mematung untuk beberapa saat di depan pintu kelas tersebut. Sejujurnya, ia belum mengenal banyak anak-anak kelas 10-A ini, dan menurut penglihatan gadis itu sekilas, gadis-gadis yang sempat berkenalan dengannya tampaknya sedang tidak ada di tempat.

Akhirnya Jieqiong memutuskan untuk bertanya pada seorang gadis berambut cokelat yang duduk di depan pojok, paling dekat ke pintu.



"Uhm ... sorry ganggu. Kamu ada lihat Cai Xukun?" tanya Jieqiong dengan nada agak kaku.

Gadis rambut cokelat ekor kuda itu mengangkat kepala. "Cai Xukun? Tadi kalo gak salah dia keluar."

"Ah ...." Jieqiong mengangguk.

Gadis rambut cokelat itu menepuk sebuah kursi kosong di sebelahnya. "Lo nyariin dia, ya? Udah nunggu sini aja, kayaknya dia nggak lama kok keluarnya. Paling beli makan. Gue temen sebangkunya."

"Oh, ya ... Makasih," balas Jieqiong lalu duduk di kursi yang ditunjuk.

"Oh, kita belom pernah kenalan kan?" Gadis rambut cokelat mengulurkan tangannya dan menyunggingkan senyum ramah. "Gue Cheng Xiao. By the way lo ngomongnya biasa aja dong sama gue, jangan pake aku-kamu. Geli dengernya" kata gadis itu yang lantas tertawa kecil.

Jieqiong menyambut uluran tangan tersebut. "Zhou Jieqiong. Anak kelas sebelah."

Dan kedua gadis itu tersenyum.

Jieqiong duduk dengan punggung ditegakkan, masih agak canggung untuk langsung berbaur dengan suasana baru. Sementara Cheng Xiao kembali asyik dengan ponsel.

Jieqiong penasaran, apa yang sedang ditonton Cheng Xiao dengan amat serius, bahkan tidak sekali Jieqiong melihat gadis itu menyunggingkan senyum atau malah berdecak kagum. Diam-diam Jieqiong melirik ke layar ponsel gadis itu.

Sweet, Sour, Bitter 🔹 Idol ProducerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang