(A li'l com break: Guys yg ngestan yuehua trainee terutama chengcheng justin mampir yu ke work aku judulnya "Choice" ... Xiexie ❤)
(2nd com break: Huang Xinchun stan bole kuy mampir ke work aku judulnya "On our Way Home" hehehe tkuu ^^ )
♥*♡+:。.。 。.。:+♡*♥
Pagi hari di akhir pekan itu Cheng Xiao tidak seperti biasanya. Masih jam sepuluh pagi, tetapi ia sudah rapi bahkan sempat berdandan cantik dengan gaya kasualnya. Tampak jelas bahwa dengan penampilan tersebut ia tidak akan hanya berdiam diri di rumah. Pasti ada sesuatu yang hendak ia kerjakan di luar.
Cheng Xiao menyempatkan diri mampir ke rumah Zhengting yang hanya berjarak beberapa langkah dari kediamannya. Menikmati sarapan yang biasa dibuat oleh neneknya Zhengting—dan juga telah Cheng Xiao anggap sebagai nenek sendiri—, kemudian ikut membantu aktivitas pagi sedikit-sedikit sekalian bercengkrama dengan sahabatnya tersebut.
Cheng Xiao, Zhengting, dan Nenek tengah berada di dapur. Cheng Xiao terlihat asyik dengan laptop Zhengting di meja makan, tengah menonton beberapa video di laptop itu. Sementara Zhengting membantu neneknya yang tengah berkutat dengan satu panci bubur kacang.
"Zheng, lo nggak ada niatan share video-video ini di sosial media, gitu?" tanya Cheng Xiao yang penasaran sekaligus kagum akan beberapa video Zhengting yang baru saja ia tonton. Video-video itu berisi penampilan pemuda tersebut dalam menari. Bukan hanya tari kontemporer, tetapi juga modern dance, dan Cheng Xiao mengacungkan jempol atas talenta menari sahabatnya yang memang sudah terpupuk sejak kecil.
"Buat apa?" balas Zhengting dari dapur.
Cheng Xiao tak dapat mengalihkan pandangannya dari layar laptop, Ia meng-klik video berikutnya untuk ditonton. "Siapa tau ada orang mau casting lo gitu, nanti lo bisa terkenal. Bisa punya banyak penggemar. Bisa tampil dimana-mana. Kan keren!"
"No, thanks," ucap Zhengting cepat. "Gue bukan tipe orang pengejar attention kayak gitu."
Cheng Xiao hanya mengerucutkan bibirnya. Perkataan Zhengting barusan seperti sebuah air es yang menyiram wajahnya.
Dua mangkuk bubur yang masih mengepul telah terhidang di atas meja. Nenek menyuruh kedua cucu untuk duduk di meja makan dan mulai makan.
"Kalian makan berdua, ya. Maaf Nenek tidak bisa menemani kalian. Nenek mau istirahat."
Suara Nenek terdengar sangat lemah. Badannya membungkuk, matanya sayu. Tetapi senyuman beliau menunjukkan bahwa beliau masih memiliki semangat hidup meski usianya sudah lanjut.
Zhengting serta-merta bangkit berdiri. "Nek, biar aku temani ke kemar."
"Nggak usah," sahut Nenek sambil melepaskan tangan cucu kesayangannya dari lengannya. "Kamu temani Cheng Xiao aja. Nenek bisa sendiri, kok."
Nenek beranjak dari tempat tersebut meninggalkan keduanya. Cheng Xiao dapat melihat bahwa Zhengting menatap kepergian neneknya dengan pandangan khawatir.
"Gimana keadaan nenek akhir-akhir ini, Zheng?" Cheng Xiao bertanya lembut, memancing sahabatnya untuk bercerita.
"Ya gitu. Makin hari makin lemah. Masih bisa beraktivitas sehari-hari, sih. Cuma gue nggak tega liatnya. Nenek itu orangnya nggak bisa diem, disuruh istirahat sejenak nggak akan mau, kecuali kalo udah bener-bener capek kayak tadi. Tapi ya itu jadinya bikin gue khawatir mulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet, Sour, Bitter 🔹 Idol Producer
Ficção Adolescente❝Gile emang lo ya. Bobrok bener idup lo.❞ ❝Lah kalo idup cuma gitu-gitu aja apa serunya?❞ . +au +narasi baku, dialog non baku +starring: cai xukun, zhu zhengting, cheng xiao, zhou jieqiong/joo kyulkyung . #744 in teen-fic #843 in teen-fic #927 in te...