"Zheng! Sibuk nggak lo hari ini?"
Seperti biasa, Cheng Xiao selalu menghampiri bangku Zhengting dengan riang sepulang sekolah, bahkan tidak sekali dua kali aktivitas pemuda itu untuk membereskan barang-barangnya ke dalam tas terinterupsi karena gadis itu.
Zhengting tidak mengeluh, tentu saja.
"Eng... Enggak kayaknya. Kenapa?" balas Zhengting.
"Temenin gue ke mal yuk!" Cheng Xiao berkata riang.
"Ngapain?"
"Ada yang mau gue beli di mal. Yuk yuk yuk...!!"
Zhengting tertawa kecil. Wajah memelas Cheng Xiao yang ia tahu dibuat-buat tampak menggemaskan, dan itu membuat Zhengting tak kuasa untuk menolak ajakan sahabatnya tersebut.
***
Sejak tadi tujuan Cheng Xiao tidak jelas. Masuk ke sebuah toko, melihat-lihat barang-barang yang tersedia, kemudian keluar lagi tanpa membeli satu barang pun. Dan ini sudah berlangsung berkali-kali, bukan hanya satu atau dua toko tetapi kalau Zhengting hitung sejak tadi ini adalah toko ke tujuh yang mereka datangi.
Dan masih belum ada satu barang pun yang mereka beli.
Sementara Zhengting setengah terpaksa mengekori gadis itu, entah kemana ia pergi.
"Xiao, lo sebenarnya cari apa, sih?" tanya Zhengting akhirnya yang sudah dirundung kesal sekaligus heran. Ia memang pernah mendengar bahwa wanita membutuhkan waktu yang lama untuk berbelanja dengan segala pertimbangan mereka, tetapi Zhengting tak menyangka akan separah ini.
"Menurut lo ini bagus, nggak?" Bukannya menjawab pertanyaan Zhengting, Cheng Xiao malah menyodorkan satu kemeja lengan panjang berwarna gading yang diambil dari rak pada pemuda itu.
Zhengting memiringkan kepalanya sedikit, memerhatikan kemeja tersebut dengan seksama. "Lumayan. Tapi kayaknya kegedean buat gue."
Cheng Xiao tertawa sekilas. "Siapa yang bilang ini buat lo, Zheng?"
Sang pemuda kaget dan mengernyitkan dahi. "Eh?" Tetapi ia belum sempat bertanya sebab Cheng Xiao terlanjur beranjak dari tempat tersebut setelah terkejut begitu melihat harga kemeja yang dipegangnya.
"Zheng... bantuin gue ..." ucap Cheng Xiao frustrasi. Ia mengacak-acak rambutnya yang tergerai.
"Lo kenapa sih Xiao?" balas Zhengting bingung. "Lo nyari apa dan buat siapa sebenernya?"
"Lo marah, Zheng?" Cheng Xiao menatap sahabatnya takut, agak kaget dengan Zhengting yang tahu-tahu meninggikan suaranya.
"Gak. Cuma bingung aja dengan lo yang ga jelas dari tadi tujuannya. Gue emang pengangguran, Xiao. Cuma bukan berarti gue free untuk diajak muter-muter tanpa tujuan yang jelas. Gue juga pengen pulang, nenek di rumah pasti nunggu gue," jelas Zhengting.
Cheng Xiao mengacak-acak rambutnya lagi. "Sorry, sorry. Gue lagi nyari hadiah ini. Buat cowo. Makanya gue ajak lo soalnya gue ga ngerti selera anak cowo gimana. Tapi dari tadi gue belom nemu yang sreg, baik barangnya ato ga harganya."
"Hadiah? Cowok?" Zhengting mengernyitkan dahi. "Ada yang ultah? Siapa?"
"Cai Xukun," jawab Cheng Xiao yang setelah itu menarik tangan Zhengting, mengajaknya memasuki sebuah toko perlengkapan olahraga.
Akhirnya pencarian sore itu berakhir ketika Cheng Xiao menemukan replika jersey klub sepak bola dengan harga obral yang sesuai dengan budgetnya. Bahan dari pakaian tersebut juga bagus menurut penilaian Zhengting. Transaksi dilakukan, dan tidak butuh waktu lama kedua sahabat itu melangkahkan kaki keluar dari toko itu dengan membawa belanjaan pertama mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet, Sour, Bitter 🔹 Idol Producer
Teen Fiction❝Gile emang lo ya. Bobrok bener idup lo.❞ ❝Lah kalo idup cuma gitu-gitu aja apa serunya?❞ . +au +narasi baku, dialog non baku +starring: cai xukun, zhu zhengting, cheng xiao, zhou jieqiong/joo kyulkyung . #744 in teen-fic #843 in teen-fic #927 in te...