Cheng Xiao tidak bisa berhenti mendecakkan lidah ketika ia menjejakkan kakinya di kamar Cai Xukun. Kamar pemuda itu besar, amat besar malah bila dibandingkan kamarnya yang tak seberapa. Tak hanya besar dan luas, dari hasil edaran pandangan Cheng Xiao gadis itu melihat banyak sekali fasilitas-fasilitas di kamar itu, seperti perangkat VR, beberapa alat olahraga, instrumen musik, dan lainnya. Cheng Xiao dapat mengambil kesimpulan bahwa sebenarnya kamar ini adalah ruangan yang menyenangkan.
Sebenarnya, bila keadaannya tidak seperti sekarang, dimana buku-buku serta baju sembarangan tergeletak di lantai, pun bantal-bantal dan beberapa barang lainnya. Ditambah—yang paling mengerikan—bau alkohol yang rasanya menguasai seisi ruangan tersebut.
Kalau boleh jujur, kalau bukan karena permintaan Zhou Jieqiong yang disampaikan dengan nada sangat memelas dengan alasan yang terdengar memprihatinkan, Cheng Xiao tidak akan merelakan malam harinya untuk sekedar bertandang ke rumah Cai Xukun.
"Lo kenapa sebenarnya, Kun?" tanya gadis itu. Ia tak dapat memikirkan pertanyaan yang lebih masuk akal oleh karena pikirannya terlalu penat melihat keadaan kamar Xukun yang tak ada ubahnya dengan kapal pecah.
Pemuda itu menjawab sembarangan dari pojok kamar. "Sakit hati."
"Karena?"
"Harus gue cerita semua sama lo?" Xukun balas bertanya. "Lo bukan Jieqiong. Gue mungkin bisa cerita banyak hal ke Jieqiong, tetapi nggak pada lo. Kita belom sedeket itu untuk saling berbagi cerita, ya kan?"
Cheng Xiao memutar bola matanya, lantas melipat tangan di depan dada. "Gue adalah utusannya Jieqiong. Gue datang ke sini atas permintaan Jieqiong. Jadi seharusnya lo liat gue sama dengan lo liat Jieqiong. Ya kan?"
Cai Xukun tidak memberi respon apa-apa selain sebuah senyum miring serta membalikkan badan, membelakangi gadis itu. Ia mengambil botol bir kesekian dari dalam kantong kresek yang tergeletak di atas lantai, berniat membukanya ...
ketika Cheng Xiao mengambil kaleng tersebut dari tangan Xukun. Pemuda itu menatapnya kesal.
"Lo nggak sadar udah berapa banyak lo minum? Kamar lo udah bau alkohol semua. Belom kadar alkohol dalam darah lo udah nggak kekontrol pasti. Woi Cai Xukun gue nggak mau tanggung jawab kalau lo mati gegara alkohol!" Cheng Xiao menaikkan nada suaranya.
Xukun malah membalas omelan Cheng Xiao tersebut dengan tawa terbahak-bahak. "Kalopun gue mati, nggak akan ada yang peduli. Palingan lo nangis karena lo nggak punya temen sebangku lagi di kelas. Ya kan?"
Cheng Xiao memutuskan untuk tidak menjawab. Percuma, pikirnya. Ditilik dari jumlah kaleng bir kosong yang telah tergeletak sembarangan di kamar tersebut, Cheng Xiao dapat mengambil kesimpulan bahwa kini Xukun telah berada di bawah kontrol alkohol.
Akhirnya gadis itu memutuskan untuk duduk saja di pinggir tempat tidur Xukun.
"Tuh, minum. Masih banyak di dalam plastik," tawar Xukun dengan dagu mengarah ke plastik kresek putih di atas meja belajarnya.
Cheng Xiao menggeleng. "Nggak. Gue nggak tahan alkohol. Lagian Zhengting belom ngizinin gue minum alkohol."
Mendengar jawaban gadis itu, Cai Xukun tertawa kecil. "Zhengting? Apa kaitan lo sama dia? Dia ortu lo?"
"Hmm ... " Cheng Xiao menerawang. "Sort of."
Cheng Xiao berusaha menahan diri ketika ia melihat Xukun membuka kaleng bir yang berikutnya, berikutnya, dan berikutnya. Bukan hanya sekadar membuka, Xukun bahkan menegak minuman beralkohol tersebut layaknya meminum air putih. Dalam waktu singkat tumpukan kaleng-kaleng kosong sudah menimbun.
![](https://img.wattpad.com/cover/137715436-288-k453584.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet, Sour, Bitter 🔹 Idol Producer
Fiksi Remaja❝Gile emang lo ya. Bobrok bener idup lo.❞ ❝Lah kalo idup cuma gitu-gitu aja apa serunya?❞ . +au +narasi baku, dialog non baku +starring: cai xukun, zhu zhengting, cheng xiao, zhou jieqiong/joo kyulkyung . #744 in teen-fic #843 in teen-fic #927 in te...