Aku terkejut melihat Ry bersama dengan seorang wanita yang memiliki paras ayu. Bukan karena wanita itu cantik bahkan kuakui ia sempurna tapi karena posisi mereka yang sangat dekat, Ry memangkunya. Wajahku langsung memanas aku tak tahu apa yang kurasakan saat ini. Demi Tuhan ini pemandangan yang sama sekali tak kurahapkan.
"Maaf sudah mengganggu. Permisi." Kataku kemudian langsung berbalik dan menutup pintu.
"Ren tunggu ini tak seperti yang kau lihat." Suara Ry yang masih bisa kudengar meskipun sekarang aku sudah berada di luar ruangannya. Aku bisa mendengar langkah kakinya yang semakin dekat untuk mengejarku.
Aku tak ingin melihat wajahnya. Jadi ini alasan ia memanggilku hanya untuk memamerkan kemesraan dengan wanita lain. Apa ia lupa dengan kata-kata manis semalam ahh mungkin aku yang terlalu bodoh dan berharap padanya. Aku menyesali perbuatan bodohku. Memang benar selama ini aku hanya menjadi mainan Ry saja tak lebih dari itu. Harusnya aku sadar diri.
"Renn..."
Aku mempercepat langkah kakiku. Tak kuhiraukan setiap panggilannya padaku. Maaf Ry tapi kali ini aku sungguh membencimu.
Aku berlari menuju ke toilet untuk meluapkan segala kekesalanku. Mana mungkin Ry senekat itu mengejarku hingga ke sini. Tidak, tak mungkin ia berani.
"Ren cepat keluar atau terpaksa aku harus masuk." Katanya di balik tembok kamar mandi. Ternyata aku salah ia memang selalu bertindak semaunya.
Kuratapi diriku dan melihat pantulan dari kaca yang ada di depanku. Sungguh memalukan, kenapa harus aku?
"Tunggu penjelasanku dulu..."
"Semua sudah jelas."
"Bahkan aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri. Terima kasih Ry. Aku tak butuh penjelasan darimu lagi."
Aku terkejut saat Ry sudah ada di belakangku tangannya menarikku untuk keluar secara paksa. Kemudian ia melepaskan gandengannya. Wajahnya tampak begitu frustasi ia mengacak-acak rambutnya. Entah kenapa aku menyukainya dengan rambut acak-acakan seperti ini katimbang rambutnya yang rapi seperti biasanya. Apa ada setan lewat barusan sadar Ren sadar saat ini kamu sedang membencinya.
"Dengarkan aku sebentar saja setelah itu semua terserah padamu."
"Apa yang perlu kudengarkan Ry?" Ketika aku hendak berbalik Ry menahanku. Lalu ia mengunciku dengan tangannya yang menempel pada dinding kokoh di belakangku. Aku tak ingin melihatmu Ry kau tahu itu? Setiap kali aku menatapmu dadaku selalu terasa nyeri, sakit. Di sisi lain dari diriku enggan untuk membencimu. Aneh.
"Oke. Tapi tolong lepaskan tanganmu dulu."
Kulihat dari sorot matanya sepertinya ia enggan untuk melakukannya.
"Aku tak akan pergi."
Sepertinya ia berpikir aku akan melarikan diri. Perkataan terakhirku berhasil meyakinkannya, ia melepas kedua tangannya. Aku membalikkan badan menghadap ke tembok karena ku tahu aku tak akan sanggup untuk menatapnya.
"Jadi apa yang ingin kau katakan?"
"Ini semua tak seperti yang kau pikirkan Ren. Dia yang merayuku lalu bersamaan dengan saat kau membuka pintu ia duduk di pangkuanku. Aku tak berharap dan tak sudi disentuh olehnya. Kau tahu aku benci orang lain menyentuhku."
"Lalu?"
"Dia mantan tunanganku." Jleb seperti ada pisau yang menusukku. What? Mantan tunangan katanya pantas saja mereka sedekat itu.
"Oh pantas saja rupanya sedang ada reuni dengan mantan tunangan. Flashback ke masa-masa yang dulu. Romantis sekali sampai-sampai tak ingin diganggu dan menyingkirkanku yang hanya seorang asisten tak tetap ini."
![](https://img.wattpad.com/cover/136849976-288-k803823.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Heart is Frozen Over
RomanceMemiliki bos baru yang mengesalkan? Andrea, seorang gadis yang bekerja di sela libur semester kuliah dipertemukan dengan CEO baru yang merubah hidupnya seratus delapan puluh derajat. Sesuai perjanjian pekerjaan ini akan selesai dalam dua bulan lagi...