Part 21

2.4K 115 3
                                    

Edit kalau sdh selesai. 20 votes langsung aku update yaa..


Mbak Sherly baru selesai menyanyikan satu lagu aku sudah undur diri untuk turun dari panggung. Kulihat deretan meja yang kosong lalu kuputuskan utuk duduk di sana.

"Hi." Kata seseorang dari bangku sebelah membuatku menoleh ke arahnya. "Hallo." Jawabku.

Ternyata Ry sudah duduk di sebelahku persis. "Ada apa lagi?" Tanyaku ketus.

Ia hanya bersikap tenang dan tersenyum padaku. Cukup dengan Ry duduk di sebelahku mampu mengubah udara sejuk di sini menjadi panas. Perasaanku jadi tak karuan dan merasa tak tenang saja. Tunggu... sejak kapan aku grogi dan berdebar dengannya.

"Aku ada kejutan untukmu." Jawab Ry berbisik mendekati tempat dudukku. Seringai nakal di ujung bibirnya membuatku bergidik.

"Aku tak suka kejutan. Terima kasih."

"Tentu saja karena kau menyukaiku. Bagaimana aku bisa lupa." Ry menggeleng.

"Tidak." Jawabku.

"Kamu masih marah padaku?" tanya Ry.

"Tidak." Jawabku singkat.

"Jadi tidak nyaman duduk di sini seperti ada setan." Baru aku beranjak berdiri hendak meninggalkannya tanganku sudah ditarik untuk duduk kembali, kegemarannya dari dulu.

"Tunggu apa kamu bilang tadi? Siapa yang kamu maksud setan di sini?"

"Aku kan hanya ngomong seperti ada setan di sini kenapa kamu marah?" Bukannya menjawab aku malah balik tanya.

Ry menghembuskan nafas berat. "Maksudmu aku setan udah ngaku aja." Tatapannya tak dapat kuartikan.

"Mana ada aku ngomong gitu. Berarti kamu yang merasa seperti setan."

"Cih." Apa maksudnya ngomong cih.

"Udah sana ngapain berduaan sama aku. Udah ditunggu ceweknya tuh di sana nanti aku dituduh guyur air lagi. Emang cuma pegawai magang kalah sama pegawai tetap. Gak ada yang percaya lah."

Ry diam tanpa sepatah katapun. Tanpa menjawab perkataan terakhirku ia berdiri kemudian pergi berlalu.

Padahal aku berharap ia akan membelaku. Bahkan di akhir seperti ini ia masih menyebalkan. Untuk apa lagi aku berharap padanya. Tak ada yang bisa diharapkan dari Ry.

Indra ke mana ya? Aku berjalan berkeliling untuk mencarinya. Di saat seperti ini aku malah menjadikan Indra sebagai tempat pelarianku.

Ah di sana rupanya Indra sedang berdiri di samping pot bunga besar di ujung ruangan berbicara dengan seorang wanita. Matanya berbinar dan tampak antusias dalam berbicaraan mereka. Sangat tidak mungkin aku menghampirinya sekarang. Mataku memandang sekeliling semua orang berpasangan atau paling tidak bergerombol bersama.

Mungkin hanya aku yang bingung akan berbuat apa di tempat yang ramai ini. Sendiri pula huh sungguh menyedihkan Renata. Jangan sedih, hiburku pada diri sendiri.

Acara berlangsung begitu saja tak ada yang spesial. Sudah berjam-jam berlalu dengan cepat. Syukurlah segera cepat selesai lebih baik kan. Ingin rasanya segera meninggalkan tempat ini. Pulang ke rumah dan berbaring di atas ranjang, pikirku.

Dan tibalah hampir di penghujung acara, Indra menemukanku kini aku tak sendiri lagi. Pembawa acara mengumumkan bahwa CEO kita yang terhormat akan menyampaikan beberapa pesan.

"Kepada Bapak Ryshaka dipersilakan." Suara menggema dari sound yang berada tak jauh dariku. Ryshaka mati saja kau.

Lelaki itu menaiki panggung dengan gaya sok coolnya. Sedari tadi Nikita menempel di dekatnya seperti perangko saja. Kulihat wanita liar itu menggandeng lengan Ry namun segera ditepis oleh Ry.

Your Heart is Frozen OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang